Moving Too Fast

89 10 2
                                    

3rd person POV

Pukul delapan malam Shandy mendengar seseorang mengebel pintu kamar hotelnya, dimana dia sekamar dengan Fajri dan Farhan.

"Ya?"

"Selamat malam, saya kesini untuk menjemput mas Shandy menuju restoran di rooftop."

Shandy menganga mendengarnya, dia berbalik melihat Fajri dan Farhan seraya mengusir dengan tangan namun dia yakin temannya juga tidak menyangka.

"Anjir dijemput staff hotel?!"

Shandy meminta waktu sebentar untuk memakai sepatu kemudian mengikuti petugas hotel yang berjalan didepannya.

Sesampai di rooftop keadaannya sangat ramai, Shandy menemukan manager dan bosnya ada disana meminum cocktails di bar mereka hanya bertemu pandang saja.

"Silahkan." Pelayan hotel itu menunjuk kearah balkon yang terletak sedikit diujung, disana Ricky sudah duduk bersama hp ditangannya.

"Sepatunya pas?"

Shandy mengikuti arah mata Ricky menatap sepatunya, "iya, pas."

Kemudian mereka duduk berhadapan, ini bukanlah fancy dinner maka makanan yang ada didalam menu penuh dengan makanan lokal. Shandy memesan konro bakar dan Ricky memesan bebek goreng. Shandy terkesima dengan pemandangan didepannya, suasana kota pada malam hari memang tidak pernah mengecewakan.

"Kok tadi gue dijemput staff hotel sih? Kan bisa aja lo bilang kalo ketemuan di rooftop." Tanya Shandy menyadari sudah bengong terlalu lama.

"Hm, tadinya mau gitu tapi nyokap nawarin biar dipanggilin staff aja."

Shandy memanas, "N-nyokap lo tau gue?"

"Iya, kenapa?"

Sedikit Shandy jadi salah tingkah, wajahnya merona malu dan dia buru-buru minum meredakan rasa gugupnya. Untuk Shandy hal seperti ini layaknya menuju hubungan yang serius, mereka baru berkenalan dan Ricky seperti dengan entengnya membawa nama Shandy pada orang tuanya. Sedangkan Shandy saja tidak mengenalkan Ricky pada keluarga maupun member lainnya.

"Haha.. nggakpapa." Jawab Shandy, "tapi baru tahu loh gue service kayak gitu di hotel, apa khusus tamu VIP?"

"Oh, hotel ini punya nyokap bokap gue."

Shandy tersedak, hebat sekali.

"S-sori." Wajahnya memerah, berapakali dia salah tingkah didepan Ricky. Terlalu banyak kejutan yang dia dapatkan, ternyata benar pikirannya bahwa Ricky orang kaya gabut. Jelas membelikan dia Dior Jordan air seperti membeli gorengan, ini baru satu hotel bagaimana dengan cabangnya disetiap kota?

Ricky memandang Shandy kembali, pandangan penuh kekaguman yang membuat Shandy meleleh namun sedikit berbeda seperti ada yang dipikirkan. Ricky memainkan ujung taplak meja dan menunduk membuat Shandy bertanya dalam kepalanya.

Pesanan mereka datang, sambil makan Ricky dan Shandy membicarakan kegiatan mereka, bagaimana pertemuan mereka, first impression mereka satu sama lain. Shandy sedikit banyak terkejut mengetahui sisi lain kehidupan glamour Ricky, anak konglomerat yang benar gabut memutuskan untuk mencari kesibukan dan kesenangan dengan menjadi seorang fanboy.

Ricky tidak menyembunyikan hal tersebut, Shandy berhak tahu bagaimana dirinya. Menjelaskan kenapa Ricky mau mengeluarkan uang untuk Shandy, meski terlintas pertanyaan banyak yang lebih membutuhkan diluar sana. Ricky pernah membaca cerita seseorang dan membuka jalan pikirannya, memang banyak yang butuh namun tidak banyak yang bisa memberikan nilai berarti kembali padanya.

Boy Band I'm in LoveWhere stories live. Discover now