Chapter 20

269 31 0
                                    

Keesokan hari, bisa dikatakan sebagai hari keempat dalam kesempatan Taufan. Ia kini berangkat dengan (Name), karena motor (Name) masih diperbaiki di bengkel.

Setibanya di kampus, mereka pun pergi ke kelas.

"Nasi kotak, nasi kotak." ucap Aleya

"Mana?" sahut (Name)

"Gua nunggu nasi kotak dari lo berdua." ujar Aleya

"Kami bukan dermawan yang suka ngasih sembako gitu ... jadi, gak ada naskot buat lo." sahut Taufan

"Ya elah! Ni dua-duanya emang kagak peka apa gimana, pantes hubungannya kagak romantis!" Aleya mengusap wajahnya menggunakan kedua tangannya. Dirinya jadi gak mood untuk melanjutkan candaannya.

"Hah?" bingung (Name) dan Taufan.

"Maksud nasi kotak itu, entar lo nikah kan, otomatis undangannya dapat nasi kotak." jelas Arga yang tiba-tiba nongol, di belakangnya juga ada kembarannya, Ary dan Angkasa.

"Nah itu! Peka juga lo!" Aleya mengacak rambut Arga.

"Gua kasih sekarang juga bisa." ucap (Name), "Nasi sama kotak doang."

"Cih tidak family friendly." ujar Arga

"Tujuan kita ikut lo, biar apa sebenarnya?" tanya Angkasa dengan datar.

"Dih, lo kagak kangen sama abang lo yang teramat baik dan waras ini?" ucap Arga

"Gak." jawab Angkasa dengan datar lagi.

"Jahat lo, dek, nanti gak gua kasih permen cium lagi, nih."

"Gua bisa beli sendiri."

"Heh, udah, udah, kena syndrom permen cium lo berdua?" sela Ary

"Emang ada permen cium?" celetuk (Name)

"Ada, permen kiss." sahut Arga

Mereka seketika terdiam dan dalam pikirannya, mengiyakan perkataan Arga. Kan, kiss = cium.

"Ar, minta kiss." ujar Aleya tiba-tiba dan terdengar amat santai, sementara lima orang di sana malah melongo dengan pikiran yang kemana-mana.

"Apa?" Aleya menatap aneh kelima orang di depannya.

"Lo bilang apa?" tanya (Name)

Aleya baru sadar, seketika menepuk jidat. "Gua minta permen, tolol, pikiran lo pada yaaa." Aleya menoyor kening mereka satu-satu.

"Ada, gak? Jadi kepengen gara-gara obrolan lo bertiga," Aleya mengalihkan pandangannya kepada Arga.

"Lo kalau minta yang jelas kek, tapi kalau emang mau oke aja gua. Nih." Arga melempar sebuah permen pada Aleya dan ditangkap olehnya.

"Dih, masem." Aleya menyentil bibir Arga. "Makasih btw." Aleya memasukkan permen yang sudah ia buka bungkusnya ke dalam mulutnya.

"Gua gak dapat?" tanya Ary & Angkasa bersamaan.

"Itu yang terakhir." sahut Arga

"Dih, sama ayangnya aja dikasih." sindir Ary

"Dia duluan yang minta." Kemudian Arga menjulurkan lidahnya.

"Ayang? Emang Arga sama Aleya pacaran?" Pertanyaan (Name) terdengar seperti anak polos.

"Kagak." jawab Aleya cepat.

"Awas aja entar pacaran." tantang (Name)

"Apa? Nantangin lo?" Aleya meninggikan dagunya dengan gaya sok-sok angkuh.

"Ayok, siapa berani." (Name) membalas dengan sikap yang sama.

"Harusnya 'siapa takut' kali." Taufan hanya geleng-geleng kepala.

Unfair [✓]Where stories live. Discover now