35

1.3K 131 24
                                    

Jaehyun kini sibuk menimang tubuh bayi cantik nya yg kini berada pada gendongan nya.

Taeyong, ia merapatkan dirinya pada tubuh jaehyun. Memeluk leher kekasih nya dan melilitkan kaki nya pada pinggang jaehyun.

Suara isakan taeyong hampir tak terdengar, pria lee itu menangis sekitar 20 menit yg lalu dengan alasan jaehyun ingin pulang. Hari sudah semakin petang dan jaehyun harus pulang. Tapi seperti nya taeyong belum rela akan hal itu.

Taeyong menangis hingga parah, alhasil jaehyun menggendong nya dan menimang nya layak nya seorang bayi.

Tangis nya memang sudah reda, tapi taeyong masih tersedu-sedu hingga jaehyun harus terus menenangkan nya. Tidak mungkin jaehyun meninggalkan taeyong yg menangis sejadi-jadinya seperti itu.

"Sudah selesai menangis nya?" jaehyun mengusap surai sehalus kapas milik taeyong. Taeyong menggeleng, ia menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher jaehyun. Jaehyun bisa merasakan ceruk leher nya basah karena tangisan taeyong.

"Aku pulang dulu, ya?" jaehyun mendudukkan dirinya pada sisi ranjang taeyong. Posisi nya sedang berada di kamar taeyong.

Taeyong mengeratkan pelukannya pada tubuh jaehyun, seakan tak mengijinkan pria jung itu untuk pergi. "kenapa? kenapa tidak boleh pulang?" tanya jaehyun dengan suara sengaja di buat sedikit judes.

"Jae tidak boleh pulang," balas taeyong dengan suara parau. "Ya, aku harus pulang" tukas jaehyun sambil sedikit menjauhkan tubuh taeyong dari pelukan nya. Bercanda kok.

"Jae tidak perlu pulang, ini sudah dirumah" taeyong memejamkan mata nya, merasakan tangan jaehyun yg memegang pundak nya lalu mendorong nya perlahan seakan jaehyun tidak suka dirinya memeluk tubuh kekar itu. Padahal jaehyun hanya bercanda.

Jaehyun tersenyum, "Kau benar, sayang. Kau rumah ku" jaehyun mencium pucuk kepala taeyong, memeluk kembali tubuh mungil itu dan menggerakkan nya ke kanan dan kiri. Ah, jaehyun jadi tidak tega....

Taeyong suka di peluk jaehyun, pelukannya hangat dan nyaman. Selalu begitu, tidak pernah berubah. Wangi tubuh jaehyun juga sangat menenangkan, tidak terlalu menyengat, tapi wangi nya awet. Ringan, dan seperti sudah menyatu pada tubuh jaehyun.

"Nanti aku di cari ayah dan ibu, kalau mereka marah, bagaimana?"

Taeyong sedikit menjauhkan kepala nya, "Kenapa angry?" tanya nya. Membuat jaehyun memasang wajah yg dibuat sedih, "Karena aku tidak pulang-pulang" jawab nya.

Taeyong tampak terdiam, "Tapi....jae tinggal sendiri..." gumam taeyong.

Poor jaehyun.

Jaehyun tertawa hingga taeyong menatap nya dengan tatapan bertanya. "Hahaha, astaga cantiknya..." jaehyun mengusap poni taeyong yg menutupi jidat sicantik. Taeyong tersenyum lembut, "Yongie?"

Jaehyun juga membalas dengan senyuman, "Langit nya" jawab jaehyun, membuat taeyong mencebik lalu memeluk tubuh jaehyun lagi. Jaehyun tak bisa menahan senyumnya, taeyong lucu sekali....

"Jae jahat" taeyong menatap ke samping, pipi nya menempel pada dada jaehyun. "Iya, jaehyun jahat" timpal jaehyun sambil mengusap surai halus itu.

"Harusnya yongie yg bilang begitu, wuuu!!" taeyong memukul bahu jaehyun, bibir taeyong mengerucut lucu karena kesal. Jaehyun berusaha menghentikan pukulan si cantik, "Lho, kenapa pukul-pukul jae?"

"Huh....jae jahat, jae pantas diginiin! nih, rasakan!!" taeyong kembali memukul jaehyun, namun hanya pukulan kecil. "Kalau dipukuli terus, jae pulang, ya?" jaehyun tersenyum tipis.

Ujung bibir nya yg kian berkedut-kedut merasakan pukulan tangan taeyong yg mulai memelan hingga perlahan berhenti.

Jaehyun bergumam, "Baiklah, aku pul-

"Jae...." taeyong merengek layaknya anak kecil yg tak di perbolehkan makan permen oleh ibu nya. Tangan nya bergerak memeluk tubuh jaehyun meski tidak semua dapat ia peluk karena tubuh jaehyun sangat bongsor.

Jaehyun mengusap-usap punggung kekasih nya, menyalurkan rasa sayang nya dari sana.

"Hehehe...." taeyong sedikit menjauhkan wajah nya dari dada jaehyun, setelah itu ia memegang rahang tegas jaehyun.


Cup.




"Muahhh....."

Taeyong tersenyum, mata nya berbinar menatap bibir tebal jaehyun. Jari telunjuk nya menekan-nekan benda kenyal itu dan mengusap nya pelan.

"Bibir jae seperti jelly, yongie suka!" ungkap nya dengan suara cempreng.

Jaehyun tersenyum hingga dimple nya nampak jelas, "Kau boleh mencium nya sesuka mu, bibir itu milik mu"

Taeyong tersenyum lebar, lalu ia kembali memeluk jaehyun.

"Aaaaaaa! menggemaskan..." taeyong memekik kecil melihat pipi jaehyun seakan mengembang saat itu juga.

"Pipi jae kaya mochi, apa ini juga dari beras ketan? humm? yaampun jae..." taeyong mencubit gemas pipi jaehyun, benar-benar melar dan kenyal seperti karet.

Jaehyun hanya diam, membiarkan taeyong bermain dengan wajah nya.

"Jae, jae kalau yongie waktu itu tidak mau dengan jae, jae akan apa?"

Pertanyaan yg cukup random, jaehyun berfikir pacar nya ini sangat ajaib.

"Kenapa juga kau tidak mau dengan ku?" ucap jaehyun dengan sombong.

Taeyong menggeleng, "Jae kan dulu jahat sama yongie, terus-

jae jelek, yongie tidak suka yg jelek-jelek" taeyong tersenyum bodoh, ia menepuk pelan bibir jaehyun hingga terasa getaran kecil pada bibir tebal itu.

"Siapa yg jelek?" tanya jaehyun dengan alis terangkat. "Jae kan jel-

"Tapi nyata nya kau mau dengan ku," jaehyun tersenyum miring, lalu ia mengecup bibir taeyong.

"Jae!" pekik taeyong, "Hm?"

"Yongie kaget, jae suka nyosor kaya kudanil—

"Heh!"

"Hump?!"

Taeyong membulatkan mata nya, ia meremat pakaian jaehyun dan menatap pria nya itu dengan tatapan terkejut.

"Jae! Yongie kaget tau!" menukikan alis nya, taeyong memukul pelan bahu jaehyun. "Maaf..." ujar jaehyun sambil tersenyum malu.

Taeyong tersenyum, "Engga papa, hehe" lalu ia lanjut memeluk tubuh besar itu.

"Sampai kapan mau memelukku?" tanya jaehyun sambil menyandarkan punggungnya lagi, tangan nya merambat ke punggung kekasih hati nya. "Engga ada sampai kapan, yongie mau nya jae disini terus"

"Tidak bisa taeyong, nanti appa mu marah—

"Kata siapa?" taeyong mendongakan kepala nya, menatap jaehyun dengan alis terangkat satu. "Kata siapa yongie tanya?" lanjut nya lagi.

"Kataku," jawab jaehyun yg masih menyamankan dirinya. Taeyong kembali diam, dia lagi-lagi memeluk tubuh besar itu. Big boy ceritanya.

"Engga boleh....jae engga boleh pulang," gumam nya, taeyong mengeratkan pelukannya bahkan ia mengeraskan rahang nya.

Jaehyun merasakan pelukan pria mungil itu mengencang, sedikit mengusap punggung taeyong untuk memberikan kenyamanan.

"Tidak, aku tidak pulang...aku disini," balas jaehyun dengan senyum tipis, tangan nya aktif mengusap surai halus itu. Meski sudah berkeringat seharian, rambut taeyong tetap wangi dan halus.

"Iya....jangan pulang, jae disini saja" taeyong mengusakan wajah nya pada dada jaehyun yg terasa sangat hangat karena sudah ia dekami sejak tadi. "Eomma pulang jam berapa?" tanya jaehyun.

"Ugh.....mau di usap lagi sama jae," taeyong meraih tangan besar jaehyun, meletakan nya kembali diatas kepala nya, lalu di gerakan dan menepuk nya sekali. Dan jaehyun langsung menuruti itu tentu saja.

"Hehe, eomma tidak tau pulang jam berapa... kenapa, Jae?" ungkap taeyong, "Oh, tidak apa-apa. Kalau begitu, aku temani sampai eomma mu pulang ya"

"Jae indeed the best, best, and really best!"




TBC

Sekelas •jaeyong✓Where stories live. Discover now