10. Pengakuan

9.7K 428 6
                                    

Sudah tiga hari Pras berada di rumah Mamahnya, Dia juga sudah dipertemukan dengan gadis pilihan Mamahnya.

Tepat saat 2 hari sebelumnya, Malam itu Pras dan keluarganya makan malam bersama keluarga gadis itu.

Aluna, Nama gadis itu aluna. Gadis cantik dengan tinggi semampai, kulit putih, hidung mancung serta mandiri.

Menurut Pras Aluna itu paket komplit, pantas jika Mamahnya memilih Aluna untuk menjadikan istrinya, Tapi Pras tidak tertarik sama sekali dengan Aluna.

Sudah tiga hari ini juga Pras memilih mengurung dirinya di kamar, tidak berangkat ke kantor ataupun kegiatan lainnya, dia masih dihantui bayang-bayang gadis yang selama ini ia cinta.

Apa mungkin Pras bisa memberikan hatinya untuk Aluna? Pras akan mencobanya, lagipula tanggal melamar Aluna sudah ditentukan.

Tanggal 16 besok Pras akan datang ke rumah gadis itu, melamar Aluna sebagai istrinya, keluarganya sudah setuju begitupun dengan keluarga Aluna. Melamar hanya dijadikan syarat agar pernikahannya berjalan lancar.

Sepertinya kehidupan Pras memang disini, Di jakarta, bukan di jogja.

Pras melihat tanggal di Hp nya, tertera tanggal 14, jadi masa bujangnya tinggal 2 hari lagi? Pras tak habis pikir kalau kisah cintanya sesingkat ini.

Lelaki itu memilih membuka room chat nya dengan Sasha. Semenjak tiga hari ini Pras baru membukanya lagi.

Pras tersenyum miris kala melihat pesan terakhir Sasha yang di kirimkan untuknya.

Sashayu
Online

Om gak usah jemput aku, aku pulangnya naik ojol, kalau mau bicara di rumah aja, Oke?.

Ternyata Sasha lebih memilih membohonginya dan pulang dengan gebetannya dari pada pulang dengan dirinya.

"Kok gue bodoh banget ya soal cinta, dulu pacaran sangking bucinnya sampe gue gak peka kalau gue cuma di manfaatin, sekarang belum pacaran tapi udah bucin malah gak sadar kalau gak di suka balik" Ucap Pras kepada dirinya sendiri.

Terlihat nama Sasha sedang mengetik, dan setelahnya masuk pesan dari gadis itu.

Sashayu
Online

Om?

Aku mau bicara, Om gak sibuk kan? Aku mau telpon Om.

Anda
Iya

Hanya itu yang Pras balas, sampai akhirnya suara rington handphone nya berbunyi menandakan panggilan masuk.

Pras mengangkatnya terdengar suara gadis di seberang, gadis yang tiga hari ini ia rindukan.

"Halo Om?, Om aku nelpon Om cuma mau minta maaf soal waktu itu, aku beneran gak tau kalau Om masukin semuanya dalam hati, sekali lagi aku minta maaf Om" Ucap Sasha.

"Hm, Sudah?" Tanya Pras.

"Eumm, Om sibuk? Kalau Om sib-"

"Kalau kamu nelpon cuma mau minta maaf, saya sudah maafkan, masih ada lagi?" Jujur Pras tak kuat lama-lama mendengar suara gadis itu.

Takutnya malah dia gagal move on, dia akan menikah dan dia tidak mau masih memikirkan gadis itu.

Takut jika calon istrinya sakit hati, Pras tau rasanya sakit hati bagaimana, jadi dia tidak mau membuat orang lain sakit hati

"O-om hiks, semenjak kejadian itu Om jadi dingin sama aku, aku gak suka, semenjak tiga hari ini aku juga merasa kehilangan Om, aku kira cuma perasaan biasa, tapi makin kesini aku makin sadar kalau ternyata aku sayang bahkan cinta sama Om, aku gak mau Om nikah sama wanita lain hiks, aku beneran gak mau hiks hiks" Terdengar isak tangis Sasha.

Pras yang mendengarnya pun kaget, namun kagetnya hanya sebentar, dia tahu gadis ini bukan mencintainya melainkan merasa bersalah dan kasihan sama Pras, Pras yakin itu.

Mungkin Sasha tidak terbiasa dengan sikapnya yang sekarang, dan mungkin gadis itu ingin merasakan sikap Pras yang dulu maka dari ini gadis itu berucap begini

Pras terkekeh "kamu tidak salah bicara?"

"Gak, aku beneran suka sama Om Pras, maaf kalau aku telat balas perasaan Om, tapi apa gak bisa kita mulai dari awal Om?" Tanya Sasha di seberang sana.

"Kenapa? Kenapa baru sekarang Sha? Kenapa kamu ucapkan baru sekarang? Setelah saya sudah mau menikah? Setelah tanggal lamaran sudah ada terus kamu mau saya seenaknya membatalkan?" Suara Pras sangat lirih hingga hampir tak bisa terdengar.

"Jadi Om beneran mau nikah? Om bisa kan bilang ke cewe itu kalau Om gak cinta sama dia, kalau Om tuh punya pilihan sendiri" Ucap Sasha.

Pras kembali terkekeh "saya gak sejahat itu Sha, saya sudah rasakan sakit hati itu bagaimana, kalau saya bilang begitu kamu emangnya tau gimana perasaan dia? Gimana perasaan keluarganya? Terus dengan perasaan Mamah saya? Kamu gak pikir? Saya bukan kamu Sha yang kalau bertindak seenaknya"

Terdengar Sasha menghela napasnya di sana.

"Maafin saya Sha, tapi coba kamu pikirkan ucapan kamu tadi, mungkin kamu tidak cinta sama saya, itu hanya rasa kasihan" Lanjut Pras.

"Hiks, Om jahat, aku sebegitu buruknya ya di mata Om? Padahal aku beneran sayang sama Om bahkan aku cinta, tapi Om dengan seenaknya bilang gini" Terdengar suara isak tangis Sasha di seberang, Pras memejamkan matanya, apa benar gadis itu mencintainya? Pras jadi bimbang sekarang.

"Maafkan saya Sha, tapi semuanya sudah terlambat, dua hari lagi saya bakal tunangan, dan kalau saya nolak banyak hati yang saya kecewakan"

"Cukup hati saya aja yang kecewa, lebih baik kamu hapus perasaan kamu untuk saya, begitupun sebaliknya, saya sudah kirim undangan untuk papah kamu, saya harap kamu datang"

Tak ada sahutan dari Sasha, Pras hanya mendengar isak tangis pilu dari seberang sana.

"kalau aku cinta sama Om apa salah? Bukannya itu yang Om mau kan? Tapi ternyata omongan Om bullshit, semuanya Omong kosong, kalau ini mau Om ya udah aku bakal terima,tapi ingat aku gak akan bisa hapus perasaan aku ke Om, apalagi setelah kejadian malam itu, saat mati lampu, aku udah terlanjur jatuh ke pesona Om, aku bakal datang kok di acara Om, tenang aja " ucap Sasha dengan nada pelan, gadis itu

Tutt

Sambungan terputus, sedangkan Pras masih mencerna ucapan Sasha, jadi benar waktu itu bukan mimpi? Seketika ada sirat bahagia di hati Pras.

Dari perkataan Sasha, Pras bisa tau kalau gadis itu tidak bohong, gadis itu benar-benar mencintainya, astaga sekarang Pras ingin lompat-lompat rasanya.

Pras tersenyum, tetapi seketika senyuman Pras hilang kala mengingat dirinya yang tak lama lagi akan menikah.

Kalau dia menolak dia tidak enak dengan keluarga Aluna, dan juga dengan keluarganya, tapi jika di teruskan, Pras juga tidak bisa, dia masih sangat mencintai Sasha.

Pras mengacak rambutnya frustasi, kenapa semuanya terjadi saat sudah terlambat? Pras harus bagaimana sekarang.

Tanpa disadari lelaki itu, Mamahnya melihat semuanya, mulai dari Pras mengangkat telepon sampai frustasi seperti ini, dia memilih berdiri di depan pintu melihat dan mendengarkan Pras.

Ternyata anaknya punya pilihan sendiri, wanita itu cekikikan dan bergegas pergi menuju kamarnya, mendatangi sang suami untuk mencari tau gadis yang di sukai Pras.



*
*
*
TBC

Prasetya (Completed)Where stories live. Discover now