chapter 10

113 23 1
                                    

Sudah hampir satu bulan ini Yeonjun tinggal bersama Soobin dan disetiap hari-hari yang dia lalui ia mencoba menekan takutnya dalam-dalam mencoba membiasakan diri atas semua kejadian yang ia lihat saat bersama pria itu seperti dimulai Soobin membunuh dengan mudah orang yang memberontak padanya, menyiksanya tanpa ampun, bahkan yang lebih gila lagi saat pengambilan organ dalam yang akan dijual secara ilegal sudah menjadi makanan sehari-hari Yeonjun saat ini.

Awalnya Yeonjun sedikit takut pada Soobin yang bisa disamakan pembunuh berdarah dingin tapi perlakuan sang dominant padanya yang begitu manis membuat Yeonjun untuk kesekian kalinya jatuh kedalam pesona Choi Soobin sampai bisa dikatakan rasa sukanya terhadap pria itu bisa disamakan obsesi yang berlebihan yaitu ia tidak mau lepas dari orang yang sudah membiayai semua kehidupannya.

Ia bahkan menjadi anak penurut seakan perintah Soobin sebagai mantra yang menghipnotis dirinya, rasa keingintahuan yang sedari dulu menumpuk pada hatinya mulai terjawab semua oleh kebiasaan Soobin padanya baik manis bahkan kejam Yeonjun menikmati alur hidupnya yang terasa rumit dan menyenangkan.

Apakah selama ia tinggal bersama Soobin tidak pernah mendapat hukuman dari yang lebih tua? Pernah tapi hanya tamparan keras yang meninggalkan bekas sampai berhari-hari karna Yeonjun tidak sengaja memecahkan tabung kaca berisi bola mata yang diawetkan, ia yang saat itu ingin melihat kornea mata yang begitu indah daripada anggota badan yang lain sampai ia tidak melihat jalan berakhir ia menabrak meja yang ada dihadapannya hingga pegangan pada tabung kaca itu jatuh terhempas dilantai, yang disusul tarikan disurainya agar menjauh dari barang-barang lain kemudian Soobin menamparnya sangat kasar sampai siapapun yang mendengarnya akan merasakan ngilu karna bisa disamakan dengan pukulan rasa sakitnya.

Lalu apa Yeonjun takut pada Soobin? Jawabannya tidak! Sudah kubilang bukan bahwa rasa suka Yeonjun sudah melebihi batas sampai ia menganggap apa yang dilakukan Soobin benar, ia juga berpikir tamparan ini tidak sebanding dengan siksaan yang diberikan pria itu pada tawanannya.

Saat ini Yeonjun sedang melamun dibalkon kamar apartemen sembari memandangi tabung kaca kecil yang berisi kornea mata pemberian Soobin karna ia yang meminta, efek ia sering dibawah ke mansion pria tersebut dan melihat kegiatan seorang mafia secara langsung membuat hatinya lelah memberontak terus, apalagi selama ia bersama Soobin ia sudah lupa bagaimana caranya menangis menggunakan perasaannya karna pria itu mengancam jika dia mengeluarkan satu tetes air mata sebuah kabel beraliran listrik bertegangan tinggi akan mengenai kepalanya yang jelas langsung tertuju pada otaknya.

Yeonjun menidurkan kepalanya di pembatas balkon menikmati kornea mata yang sudah diberikan cairan pengawet mengambang begitu indah di penglihatan Yeonjun sampai ia mendengar seorang membuka pintu kamar, disertai langkah kaki yang berjalan pelan kearahnya.

Yeonjun tidak memedulikan keberadaannya ia tahu orang itu bukan Soobin ia sudah hapal bagaimana pria tersebut jika sudah pulang ketika membuka pintu, memanggil namanya menggunakan suara baritonnya yang begitu sexy lalu Yeonjun akan berdiri dari tempatnya menghampiri Soobin dan menghadiahkan sebuah pelukan serta ciuman yang menuntut yang sudah menjadi candu bagi keduanya.

Orang itu seketika berhenti beberapa langkah darinya dan Yeonjun masih tetap pada posisinya tidak mau melihat atau memastikan siapa yang berani menyusup masuk, bahkan sampai menghilangkan nyawanya pun Yeonjun tidak peduli ia sudah benar-benar menenggelamkan rasa takutnya dalam-dalam sampai ia lupa apa itu ketakutan terhadap seorang manusia yang nyatanya satu ras dengan dirinya.

"Yeonjun.."

Ah! Beomgyu ternyata, Yeonjun tersenyum kecil seraya baru mau melihat pemuda yang sudah lama tidak ia ajak berbincang sekaligus bertemu sejak pemuda itu mengantarkannya ke apartemen Soobin saat ia pertama kali kesini.

bluerose Onde histórias criam vida. Descubra agora