Chapter 8: Raiden

47 7 14
                                    

Saat sudah di atmosfer Planet Raiden, tiba-tiba terdengar suara petir yang menggelegar, membuat kami semua terkena serangan jantung.

Creator: Planet ini memang selalu mendung, dan ya selalu hujan juga. Cuma sesekali berhenti.

Sphere: Kelam sekali kalau hidup disini...

I, A, Z, G: Bilang apa?

Sphere: Gak, gak papa.

Kami pun mendarat di permukaan Planet Raiden, yang dimana saat itu lagi badai, sungguh tidak beruntung. Kami semua basah kuyup namun tetap berusaha mencari Raiden.

Kami kemudian menemukan seseorang di atas puncak gunung yang sepertinya sedang mengendalikan petir.

All: Itu dia!

Zephyr: Dia Zeus kah? Atau Thor?

Geo: Dua-duanya kali.

Inferno: Kenapa kalian malah menyamakannya dengan mereka?

Zephyr & Geo: Kan mirip.

Inferno: Terserahlah...

Sphere: Oiii!!! Raideenn!!!

Sang Ultra kuning pun menengok ke bawah dan turun.

Raiden: Ada apa? Siapa kalian? Kenapa kalian tahu namaku?

Sphere: Te-tenang, akan kujelasin semuanya.

Skip setelah penjelasan panjang.

Raiden: Itu semua, beneran?

All: Iya.

Raiden: Sayang sekali. Tapi tak ada pilihan lain. Oh ya, Aqua bukan?

Aqua: Iya?

Raiden: Demi kebaikan kita bersama, aku minta tolong kamu untuk jangan dekat-dekat denganku. Tubuhku selalu dialiri aliran listrik. Kamu tahu kan apa yang terjadi jika air dan listrik ketemu?

Aqua: Baiklah, aku akan hati-hati. *batin* Sudah ada 2 Ultra yang tidak bisa kudekati TwT

Sphere: Baiklah ayo kita cepat pergi sebelum Colossus datang.

Lagi-lagi setelah kami pergi, Planet Raiden baru dihancurkan. Seolah dia memang sengaja mengalah dulu.

Inferno: Kenapa firasatku buruk sih...

Sphere: Sama. Dia seolah membiarkan kita duluan. Pasti ada rencananya nih. Mana mungkin ada musuh yang terang-terangan membiarkan lawan mereka menang begitu saja?

Raiden: Ini sudah terjadi berkali-kali?

Zephyr: Sepertinya ini sudah yang ketiga kalinya.

Geo: Kalian pernah menghadapinya?

Sphere: Sehabis aku berhasil membujuk Aqua, dia muncul di hadapan kami. Dan karena aku tidak bisa menahan amarahku akibat alasan bodohnya itu aku menyerangnya terang-terangan. Benar kata Creator-san, dia berada di level yang jauh berbeda dari kita.

Creator: Hanya tersisa 1 elemen lagi. Setelah itu akan kujelaskan semuanya secara detail tentang siapa dia, tentang aku sendiri, dan tentang dirimu, Sphere. Tujuan terakhir kita adalah Planet Erebus. Erebus adalah salah satu dari kedua elemen yang terkuat.

Sphere: Satunya lagi siapa?

Creator: Kamu sendiri, Sphere. Cahaya dan kegelapan adalah yang terkuat jika kalian bisa mengendalikannya secara seimbang dan baik.

Sphere: Tanggung jawabnya besar... *batin* Aku rindu dengan Planet Ultra. Apakah Ginga-san dkk. baik-baik saja? Apa mereka akan khawatir dengan kepergianku?

Di Planet Ultra.

Ken: Sphere menghilang?

Ginga: Iya. Kami sudah mencarinya di kosan bahkan seluruh Planet Ultra. Tapi tak kunjung ketemu. Dia mungkin masih belum siap dengan dunia luar, bagaimana kalau dia diculik?

Ken: Tenang dulu, Ginga. Sphere mempunyai misinya sendiri.

Ginga: Misi apa?

Ken: Sepertinya kamu tidak tahu ya soal cerita mitos ini.

Pak Ken kemudian menjelaskan semuanya tentang Sphere.

Ginga: Wah, tak kusangka ternyata dia mempunyai peran yang besar. Jadi, harusnya aku gak perlu khawatir sama dia?

Ken: Iya, dia pasti sudah punya teman-teman yang bisa diandalkan. Kita hanya bisa menunggu kepulangannya.

Ginga: Tapi ini soal kehancuran alam semesta. Apa benar gak papa?

Ken: Gak papa, percayalah pada Sphere.

Ginga: Baiklah.



To be continued...
1 Januari 2023

Selamat Tahun Baru 2023! 🥳

Ultraman Sphere: Guardian of CelestialWhere stories live. Discover now