1000%

92 23 2
                                    

“Mine”

Semilir angin berhembus menerpa wajah cantik Haruchiyo dan (Name)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Semilir angin berhembus menerpa wajah cantik Haruchiyo dan (Name)

"Cantik." Puji Haruchiyo saat melihat (Name) mengenakan kimono berwarna lilac

"Hehe makasih, kamu juga cantik ehh ganteng maksudnya." Balas (Name) sambil tersenyum

"Syalmu mana?" Tanya Haruchiyo

"Hilang, gak tau dimana." Jawab (Name)

Haruchiyo melepaskan syal miliknya dan melilitkan ke leher (Name)

"Pakai itu, aku tidak mau kau sakit."

"Tapi kau nanti bisa sakit."

"Tidak apa-apa, lagi pula kan ada anak kedokteran yang selalu siap siaga." Ucap Haruchiyo sambil mencubit hidung (Name)

(Name) mencubit lengan Haruchiyo "Udah ayo berangkat."

Haruchiyo membantu (Name) menaiki motornya, dia melajukan motornya dengan pelan sambil sesekali berbicara tentang kejadian-kejadian hari ini

"Kau tau? Katanya tahun baru kali ini bakal ada kabar bagus loh."

"Memangnya apa?" Tanya Haruchiyo

"Kalau kita ke kuil sampai pagi bakal ketemu jodoh!" Jawab (Name) antusias

"Kalau jodohmu itu aku?" Tanya Haruchiyo

"Kalau aku gamau?" Tanya balik (Name)

"Aku gak maksa sih tapi harus." Jawab Haruchiyo

"Apa bedanya?"

Akhirnya mereka berdua sampai di kuil Musashi, terlihat disana kuil itu mulai ramai orang datang

"Kireii~" puji (Name) saat melihat sekeliling kuil

"Ayo."

(Name) mengangguk, mereka berjalan menuju pintu kuil, banyak lampu hias bergantungan dan hiasan lainnya

"Haru mau ikut doa?" Tanya (Name)

Haruchiyo mengangguk "Tapi jangan jauh-jauh dariku, disini bahaya banyak copet."

"Gak papa, kan di jagain sama wakil ketua." Jelas (Name) sambil terkekeh pelan

Haruchiyo tersenyum lembut "Berarti kalau langsung ku bunuh gak papa?"

"Jangan!"

Selagi mengantri untuk berdoa mereka berbicara sambil bercanda hingga tibalah giliran mereka untuk berdoa

Mereka melempar uang koin dan mulai berdoa

'uang uang uang uang uang uang uang!! KAMI-SAMA! MAHASISWA BUTUH UANG! APALAGI JURUSAN KEDOKTERAN! BUTUH BANYAK UANG! BERIKAN AKU UANG!'

'Aku ingin (Name) hanya menjadi milikku, dan memikirkan ku. Aku tau dia itu sering berdoa ke kuil karna dia memang rajin ibadah, buat lah dia hanya mencintaiku! Fans mu kan banyak Kami-sama.'

Kira-kira seperti itulah doa dari mereka berdua, setelah selesai berdoa mereka membakar jimat dan pergi untuk menulis doa di Ema

"Kau menulis apa?" Tanya (Name)

"Doa untuk mu." Jawab Haruchiyo jujur "kalau kau?"

"Kepo."

Mereka berdua telah selesai menuliskan doa pada papan Ema dan menggantungnya di kuil

"Omikuji?" Tanya Haruchiyo

"Mau!"

Mereka akhirnya berjalan menuju kotak Omikuji, Haruchiyo menatap biksu yang ada di sana dan mengambil dua buah kertas dari dalam kotak tersebut

"Pilih yang mana?" Tanya Haruchiyo

"Yang kanan aja."

Haruchiyo memberikan kertas yang berada di tangan kanannya

"Buka sama-sama ya... Satu... Dua... Tiga!"

末吉 - Punya Haruchiyo

小吉 - punya (Name)

(Name) tertawa renyah "haha, buang aja lah."

Haruchiyo melihat kearah (Name) yang mengambil kertas ditangannya dan membuang kedua kertas itu

"Kita beli makanan dulu ya di rumah ku baru liat matahari, oh iya beli camilan yok." Ucap (Name) sambil menarik tangan Haruchiyo

Mereka berdua berjalan menuju stand-stand untuk membeli makanan dan minuman, walaupun di setiap stand ramai pembeli.

***

Kini mereka berdua berada di dalam rumah (Name), karna orangtua (Name) pindah tempat kerja di Kyoto akhirnya (Name) tinggal sendirian

"Nih makanannya, oh iya mochinya lupa ku ambil."

(Name) berlari menuju dapur untuk mengambil mochi, Haruchiyo yang duduk nyaman di kotatsu membuka buah jeruk dan memakannya

"Haru makan ini dulu baru jeruk! Nanti asam lambung mu naik!" Oceh (Name)

"Siap ibu dokter."

(Name) memberikan mi soba dengan mochi yang berada diatas pada Haruchiyo

"Ittadakumasu!"

Mereka berdua menyantap makanan dengan khidmat sambil diselingi pembicaraan ringan

"Uhuk! Uhuk!" Kue mochi yang di makan (Name) tersangkut di tenggorokannya, Haruchiyo dengan sigap memberikan segelas air putih pada (Name) dan mengelus punggung belakang (Name) lembut

"Hati-hati."

"Ari.. uhuk gatou."

Mereka melanjutkan makan dan menonton televisi
"Haru bukannya itu geng mu?"

Haruchiyo mengangguk "Itu hukuman ringan untuk mereka, lagi pula salah sendiri tidak membayar setoran dan mengambil itu dari penyimpanan." Jelas Haruchiyo

"Itu?"

"Ahh kau tidak perlu tau, nanti kau bisa dalam bahaya." Jawab Haruchiyo

(Name) mengangguk tanda mengerti

"Enak ya jadi Haru bisa bebas ngapain aja, aku disuruh belajar mulu sama orangtua."

"Enak dong, kalau mau aku bisa membawamu kabur." Jelas Haruchiyo

"Gak usah, ekstrim banget."

"Tapi aku serius." Ucap Haruchiyo sambil menatap (Name)

"Apanya?"

"Aku serius ingin membawamu kabur." Jelas Haruchiyo

"Hah? Ngapain? Ntar ujung-ujungnya balik ke rumah juga."

"Tidak akan, kau hanya boleh bersama ku."

(Name) menatap aneh Haruchiyo
"Kau kenapa Haru?"

"Suki! Daisuki! Ore wa (Name) no koto daisuki."

(Name) kaget dengan pernyataan Haruchiyo, dia mungkin sudah terbiasa dengan perkataan aku cinta kamu atau semacamnya tapi sekarang entah kenapa dia serius

"Chotto Haru--"

"Aku tidak akan memaksamu, tapi aku akan memberimu dua pilihan! Kau jadi milikku atau aku menjadi milikmu?" Haruchiyo menggenggam kedua tangan (Name) dan menatap kedua manik (e/c) (Name) serius

"Haru! Kau kenapa selalu memaksa--hmmphh!!!"

Tanpa babibu Haruchiyo langsung mencium dan melumat kasar bibir (Name), (Name) mencoba melawan namun tenaga Haruchiyo lebih besar darinya

Setelah hampir satu menit Haruchiyo melepaskan ciuman panasnya hingga menyisakan benang saliva diantara mereka

"Your mine, (Name)"









The End

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝐄𝐧𝐜𝐡𝐚𝐧𝐭𝐞𝐝 || [𝐀𝐤𝐚𝐬𝐡𝐢 𝐇𝐚𝐫𝐮𝐜𝐡𝐢𝐲𝐨 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫]Where stories live. Discover now