Bab 2

888 88 1
                                    

Sesampai nya kami di tempat Professor Digory Kirke, Mrs. Macready menyebutkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan di rumah ini.

" Pertama dilarang berteriak atau berlarian, tidak boleh memainkan lift makana- " ucapan nya terpotong karna melihat Susan yang akan menyentuh sebuah patung

"NO! Tidak boleh menyentuh barang bersejarah" Lanjutnya.

Kami menatap satu sama lain dan tertawa kecil.

" Terutama jangan pernah mengganggu Profesor " Tegas Mrs. Macready

------------

" Pesawat Jerman melancarkan serangan udara ke Britania Raya semalam. Serangan udara yang berlangsung selama berjam-jam-" aku pun mematikan radio yang sedang didengarkan oleh Peter.

Aku mematikan radio tersebut sambil menunjuk kearah Lucy yang sedang merasa tidak nyaman.

Peter bangkit dari duduk nya dan melangkah menuju adik kecil nya. Kami pun duduk mendekati Lucy.

" The sheets feel scratchy " Kata Lucy sambil meraba kasurnya.

" War don't last forever Lucy " kata ku sambil mengelus kepalanya

" Yes, we'll be home soon " Lanjut Susan sambil tersenyum.

Aku memutuskan untuk keluar membiarkan mereka berbicara antar keluarga. Aku bertemu Edmund saat hendak keluar kamar Lucy.

" Yeah, if home's still there " selak Edmund sambil masuk ke kamar Lucy.

Yaps! Itulah Edmund dia ga tau kapan harus bercanda dan serius.

Aku kembali ke kamar dan mulai menulis hal yang ingin ku tulis.

Tak lama terdengar suara ketukan pintu kamar ku. Aku bangun dan membuka pintu tersebut. Haduhh ngapain dia disini!

" What's wrong? " tanya ku dengan muka datar

" Just checking you out " Jawab Peter dengan ketus

Hah apasih kesambet apa dia ini?

" Your mother and my mum told me to take care of you too " lanjutnya singkat.

" Thank you, but you don't have to. I can take care of myself " Jawab ku sambil menutup pintu kamar ku.

" Stubborn " samar kudengar Peter dibalik pintu

" What did you say?! " Aku membuka pintu sambil menatap mata dia

" STUBBORN " jelas Peter sambil berbalik menuju kamarnya.

Demi apapun gw harus tinggal satu atap sama orang kayak dia anshddhsjjsj

---------------------

Keesokan harinya kami berkumpul di ruang keluarga.

Lucy menatap hujan diluar jendela. Aku, Susan, dan Peter bermain menyebutkan bahasa latin, sebenarnya ini permintaan Susan kami hanya menurutinya. Edmund sedang berada di bawah bangku kayu entah apa yang dia lakukan

" Gastrovascular " ucap Susan

" Come on. Sheeka, Peter. Gastrovascular " Ulang nya

" Is it latin? " Tanya Peter malas. Aku memasang senyum terpaksa

" Is it latin for... 'the worst game ever invented'?" kata Edmund sambil keluar dari kolong bangku.

Aku dan Peter tidak bisa menahan tawa. Susan menutup buku nya dengan kesal.

" We could play hide & seek " ucap Lucy tiba-tiba menghampiri Peter.

" I agree " jawab ku sambil melihat Lucy

Peter melirik ku dan Susan " But we're already having so much... fun " sambil menahan tawa.

" Come on Peter please... Pretty please.." Lucy merajuk dengan puppy eyes nya. Siapa yang bisa menolak jika dia sudah seperti itu.

Peter menatap Lucy " One... Two... Three... " Peter mulai berhitung

Kami semua lalu berdiri dan mencari tempat sembunyi.

Aku berlari dan mengumpat di dalam sebuah gudang dan menunggu

"Ninety seven, ninety eight..." Peter masih berhitung lalu tiba-tiba

" IT'S ALRIGHT, I'M BACK, I'M ALRIGHT " itu Lucy

" Shut up! He's coming " terdengar suara Edmund memarahi Lucy

Aku keluar dari tempat persembunyian dan bertemu Susan, kami bersama menghampiri yang lain.

" Aku rasa kalian tidak tau cara bermain permainan ini " kata Peter sambil tertawa.

" Kamu tidak penasaran aku dimana? " Tanya Lucy

Edmund terlihat kesal. Kami pun sampai disana

" That's the point. Seharusnya dia mencarimu. " kata Edmund dengan kesal.

" Does this mean me and Sheeka win? " tanya susan.

" I don't think Lucy wants play anymore " Jawab ku sambil melihat Lucy

" I've been gone for hours " kata nya dengan ragu.

Gw baru selsai bikin seluruh cerita ini, ending nya EPIC!! BANGET dan abis ini bakal lanjut cerita the chronicles of Narnia : Prince Caspian.


Narnia: It's us Where stories live. Discover now