01 || First Sacrifice

63 0 0
                                    

Hi everyone!🧟
Where did you find this story?🧟
If you want to read this story, please appreciate it first, okay? 🧟
Hope u like it!🧟

***

7 tahun yang lalu...

"Ini tadi donat coklat, keju, kacangnya ada 12 biji buat buk Erina, terus i-ini kue dadar nya 5 biji buat buk Lastri, dan ini risoles ayamnya ada 10 biji buat tante Mona. Ok!" ucap gadis berambut seketiak itu sembari tersenyum simpul. Gadis kecil tersebut tampak sedikit kesulitan ketika mengangkat box mini tempat kuenya.

Namanya Ovasha Kheina. Dipanggil Vasha. Gadis kecil berusia 10 tahun, yang sekarang sedang berjalan menuju rumah para pelanggannya. Gadis kecil itu berjualan gorengan dan juga kue yang dibuat oleh bundanya.

"Eh! Tapikan.. rumah tante Mona itu di jalan Merdeka, gimana mau kerumahnya ya? Kan harus nyebrang jalan raya dulu.. tapi bahaya, bunda kan udah pernah bilang gak boleh nyebrang jalan besar." Monolognya lesu.

"Yah..gimana dong?"

"Yaudah deh, aku jalan dulu nganterin pesanan buk Erina dan buk Lastri, setelah itu nanti nganterin punya tante Mona." Gadis itu berjalan lagi hingga akhirnya ia harus mengantar pesanan tante Mona.

"Eh, itukan ada pak Polisi, aku bisa disebrangin dong kalau gitu, oke deh, aku minta tolong aja." Ucapnya senang.

Akhirnya ada juga seseorang yang dapat menolongnya untuk menyebrang. Bayangkan saja! Anak umur 10 tahun ingin menyebrang sendiri, ada ada saja. Itu sangat berbahaya.

Gadis itu menepuk punggung tangan seorang Polisi laki laki yang bernama Putra, Vasha membaca nametag yang tertera di seragam khas polisi itu. Polisi tersebut lantas menatapnya.

"Ada apa dek?" Tanyanya ramah.

"Saya mau kesana pak, tolong sebrangin saya ya pak.." jawab Vasha.

"Ohh..ayok ayok" Polisi tersebut dengan senang hati membantu Vasha untuk menyebrang. Polisi itu menuntun Vasha untuk berjalan menyebrang jalan raya yang sedang banyak dilalui para pengendara.

"Hati hati ya dek." Peringat Putra.

"Iya pak, makasih banyak ya pak." Pamit Vasha diiringi dengan senyum manisnya. Gadis itu langsung melanjutkan jalannya, menuju rumah tante Mona, pelanggan terakhirnya.

Tok..tok tok..

"Tante! Tante Mona? Tante ini pesanan risoles ayamnya!" Panggil Vasha, namun tidak ada sahutan dari dalam rumah tante Mona.

Padahal gadis itu yakin bahwa rumah bercat hijau ini adalah rumah tante Mona, dikarenakan adanya sepeda kecil berwarna merah didepan rumah tersebut yang Vasha kenali.

Tante Mona adalah teman bunda Vasha, yang terkadang jalan-jalan sore sambil menemani anak perempuannya yang seumuran Vasha bermain sepeda di lapangan umum sekitar kompleks perumahan rumah Vasha. Tentu saja Vasha dan keluarganya mengenal tante Mona.

Terlebih tante Mona ini dulunya teman sekelas bunda Vasha pada saat SMP.

Mata gadis kecil itu masih menatap sepeda merah yang terparkir rapi di depan rumah tujuan Vasha. Vasha ingin sekali memiliki sepeda seperti itu, namun mau bagaimana lagi, ia tidak memiliki uang yang cukup untuk membeli sepeda seperti itu.

MORTAL : FANAWhere stories live. Discover now