1. Prolog

213 43 12
                                    

"Ku mohon jangan lakukan itu"

"Mohonlah sampai pita suara kau rusak nak! Kami tetap akan melakukannya" ucap pria tua memakai jubah hitam, setelah itu dia kembali menuangkan bensin pada kayu bakar

"Jangan sakiti ibu ku, ku mohon"

"Terlambat" ujar pria bertubuh kekar yang memegangi tubuhnya

*Ssrt!

Lidi korek menyala, pria tua itupun melempar lidi korek itu keatas kayu yang sudah dilumuri bensin.

"TIDAK!"

Pembakaran dimulai, semua warga bersorak ria tapi berbeda hal dengan remaja laki-laki berpakaian lusuh, dia menangis saat melihat sang ibu berteriak ketakutan.

"IBUUU! Ku mohon tuan, padamkan api nya" teriaknya di ikuti dengan tangisan

"TOLONG!! PANAAASS"

Remaja itu memberontak ingin menyelamatkan sang ibu, tapi percuma karna kedua lengannya dipegang oleh dua orang bertubuh kekar.

Yang bisa dilakukannya hanyalah menangis, menangis dan menangis. Dia berjanji akan membalas semua perlakuan orang-orang biadap itu kepada ibunya, dia berjanji.

"Hahaha rasakan itu dukun sialan!"

Semua warga kembali bersorak saat tubuh wanita paruh baya itu perlahan demi perlahan dilahap sijago merah. Tak hanya tertawa, mereka juga berpesta disana.

"Ayo tuangkan arak lagi"

"Yiaaaah!!"

"Aaaa PANAAASSS!!"

"IBUUU"

Remaja laki-laki itu kembali memberontak saat semua tubuh ibunya habis terbakar "LEPAS" dia menghentakkan tangan lalu menginjak kaki laki-laki yang memegang lengannya.

Al hasil, anak itu terlepas. Dia berlari kearah api dan mencoba untuk memadamkan api tersebut.

"Sial"

"Jangan di kejar, biarkan saja. Toh ibu nya sudah hangus terbakar" ujar pria tua berjubah, kedua pria bertubuh kekar itupun mengangguk iya

"Bertahanlah ibu bertahanlah"

Remaja itu melepaskan bajunya, ia mencoba memadamkan api dengan baju nya.

"Aaawww!"

Tangannya sedikit terkena api, semua warga hanya tertawa menyaksikan remaja itu dan tidak perduli sama sekali dan kembali berpesta.

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, api perlahan mulai padam.

"Ibu, maafkan aku ibu" tangisnya kembali

Ternyata semua nya memang terlambat, tubuh ibunya sudah hangus terbakar.

"Hahaha anak bodoh"

Semua warga kini mengelilingi remaja itu, mereka tertawa bahagia. Mereka mencaci, mengumpat dan berkata-kata kasar kepada remaja laki-laki itu.

Remaja itu memandangi setiap wajah warga itu yang tertawa "Berhenti aku mohon"

"Lihat wajahmu, wajahmu buruk rupa. Kau pantas mati seperti ibumu"

"Ya kau pantas mati menyusul ibumu di neraka"

Suasana seketika mencekam, remaja itu kembali ketakutan dan mulai berfikir.

"Aku harus bisa kabur" batinnya lalu tak sengaja dia melihat kearah hutan terlarang. Hutan itu memang di percaya oleh warga sekitar memiliki keanehan dan angker

"Bunuh anak itu bunuh!" Semua warga bersorak

Remaja itu langsung mengambil kayu yang memiliki sisa api tadi, dia mengayunkan kearah warga yang mengelilinginya.

"Menjauh lah atau aku akan membakar kalian" teriak remaja itu dengan penuh penekanan

Berhasil, semua warga mulai mundur karna ketakutan. Remaja itupun berlari tapi tiba-tiba saja dia menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang "CAMKAAN! AKU AKAN MEMBALAS KALIAN SEMUA! AKU BERJANJI DEMI IBUKU!"

Setelah mengucapkan kata-kata itu diapun memasuki dalam hutan.

"Apa sebaiknya kita kejar anak itu?" Tanya salah satu warga pada pria tua kepercayaan desa tersebut

"Tidak perlu, palingan anak itu akan dimakan hewan buas nanti. Ayo kita kembali berpesta"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Typo? Maafkan😅

Cerita ini udah lama berdebu di draft😅 Semoga aja ada yang baca dan gak di lalerin😅

Cerita ini udah lama berdebu di draft😅 Semoga aja ada yang baca dan gak di lalerin😅

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Bloody HolidayWhere stories live. Discover now