-1-

343 35 5
                                    

Oh! Kalian rupanya...

Selamat datang di buku ini! Di mana kamu akan membaca sebuah cerita yang membahas kisah hubungan Indonesia dengan Adik-adiknya.

Indonesia, Malaysia, Philippines dan Singapore, adalah Adik-Kakak yang harus berpisah karena bangsa Eropa yang datang dan mengambil hak asuh mereka.

Waktu itu, Indonesia harus menerima kenyataan pahit bahwa ia akan berpisah dengan semua adiknya, dia sangat khawatir.

Tapi setelah puluhan, bahkan ratusan tahun, mereka kembali dipertemukan. Tentu saja Indonesia sangat senang, walaupun pada saat itu Philippines mengatakan padanya kalau ekspresi yang dia tunjukkan tidak serupa dengan apa yang dia ucapkan.

"He!? Kenapa wajah Kuya seperti itu!? Kuya tidak senang ya bertemu dengan kami lagi!?"

"Bukan begitu."

Indonesia hanya tidak terlalu pandai dalam mengekspresikan sesuatu, apalagi setelah diasuh oleh seseorang yang tidak pernah terlihat sedikit pun tersenyum dalam ratusan tahun lamanya.

Lagipula, terkadang apa yang ditunjukkan tidak selalu sama dengan apa yang dirasa.

Ekhem, baiklah kita lanjutkan. Saat ini Indonesia sedang berada di kantor pertemuan bersama dengan personifikasi yang lain, termasuk Adiknya.

Philippines

Sedari mereka masih kecil, dia lah yang paling sering Indonesia andalkan untuk menjaga yang lain, bahkan sampai sekarang jika ada perselisihan antara Singapore dan Malaysia dialah yang akan menjadi penengah.

Philippines selalu berusaha untuk menjadi Kakak yang baik bagi mereka berdua dan Adik yang baik untuk Indonesia, dia bisa melihatnya.

"Apa kau tidak lelah, Malaysia? Lebih baik bantu aku dengan kamera ini daripada terus menggangu Singapore." ujar Philippines sambil mengelap lensa kameranya karena buram.

"Iya-iya, baiklah..."

Walapun ujung-ujungnya Philippines juga akan ikut mengusili Singapore bersama Malaysia. Indonesia jadi bingung dia ini sebenarnya ingin berniat apa.

"Kuya! Lihat ke sini!"

Philippines ber-swafoto dengan Indonesia. Ketika dia melihat hasil fotonya, dia sedikit kesal karena Indonesia tidak tersenyum saat foto itu diambil.

"Dari sekian banyaknya foto, tidak ada satu pun yang aku lihat dirimu tersenyum!" itu yang dia katakan.

Dia selalu berusaha untuk membuat Indonesia sekedar menyunggingkan senyuman, tapi sepertinya itu sulit untuk dilakukan.

Sedetik kemudian dia kembali menunjukkan layar ponselnya, "Aku berniat untuk memesan barang ini. Kalau dilihat-lihat imut juga, ya?"

"Hm."

Lagi-lagi, dia mengomel karena respon sang Kakak yang tidak sesuai dengan apa yang ia harapkan.

Seperti yang  dikatakan tadi, dia selalu berusaha untuk membuat Indonesia tersenyum ataupun tertawa, tapi sepertinya justru Indonesia lah yang selalu membuatnya tersenyum dan tertawa.

"Hahaha! Kenapa wajah Kuya seperti itu?"

"Ciee, Kuya Indo dan Viet mau jalan berdua, ya?"

Relasi [√]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora