04

229 45 7
                                    

Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari, begitu juga halnya dengan bulan dan tahun...Tak ada yang berhenti, tak ada yang diam, bergerak terus menerus, itulah waktu. Tapi tidak bagi Yerin dengan segala penyesalan dan rasa bersalah yang masih mengurung jiwanya sampai saat ini.

Yerin pikir dengan menekan semua perasaannya semua akan baik-baik saja. Selama tujuh tahun ia berusaha menata kembali hati dan kehidupannya meskipun ia sadar tak akan mungkin bisa kembali terlihat utuh lagi tanpa cacat sedikitpun. Tapi sejauh yang ia lalui semua berjalan dengan lancar meskipun kadang ia masih sering bertanya kepada Tuhan kenapa jalan hidupnya harus seperti ini.

Membesarkan anak seorang diri tak akan merusak tatanan dunianya. Selama masih ada Beomgyu disisinya semuanya akan baik-baik saja karena saat ini dunianya hanya berpusat pada bocah laki-laki itu. Meskipun ada kalanya saat malam hari air matanya akan mengalir tanpa bisa ia tahan entah penyebabnya karena raganya yang lelah atau suasana hatinya yang kacau  tapi saat pagi hari ia akan kembali baik-baik saja. Ia wanita yang cukup kuat menutupi lukanya dari orang lain selama ini.

Ia salah faham ketika menganggap semua sudah baik-baik saja. Masa lalu yang ingin ia hapus secara permanen tiba-tiba muncul lagi tanpa terduga. Apakah Tuhan ingin membuatnya mengingat bahwa ia tak pantas untuk merasakan kedamaian dalam hidupnya setelah semua yang terjadi saat itu.

Ini sudah satu minggu setelah pertemuannya dengan Taehyung dan Jennie kala itu, selama itu pula dirinya seperti di tarik paksa kedalam memory tujuh tahun silam. Dimana semua rasa bersalah, takut dan kehilangan menyelimuti hatinya.

"ayolah Yerin kendalikan dirimu sendiri, kau sudah melangkah sejauh ini. Dan sejauh itu pula semua tetap baik-baik saja. Kau hanya perlu bekerja dan menghasilkan uang yang banyak untuk putramu. jangan biarkan hatimu goyah hanya karena pertemuan yang tak berarti itu" Yerin menghirup nafasnya dalam-dalam sembari berusaha memberi sugesti pada dirinya sendiri dengan cara bermonolog. Karena pikirannya yang tak fokus dengan sekitarnya ia sampai tak menyadari bahwa sedari tadi seorang wanita berponi tebal sedang berdiri memperhatikannya dengan raut muka yang keheranan.

"astaga Yuju, kau mengagetkanku saja" Yarin terlonjak kaget sembari memegangi dadanya. hampir saja ia berteriak jika tidak mengingat bahwa masih ada beberapa karyawan yang belum pulang dan menjadi pusat perhatian.

"sejak kapan kamu berdiri disitu" Yerin masih menyetabilkan detak jantungnya.

"sejak kau bicara sendiri seperti orang gila. Aku sudah menunggumu dari tadi dan ternyata kau malah asyik berbicara sendiri disini" Yuju menjawab dengan nada kesal. Untung saja dia sayang dengan sahabatnya satu ini. Kalau tidak sudah bisa dipastikan malam ini ia akan meninggalkan Yerin.

Sungguh bodoh kau Yuju. Bukankah kau yang butuh Tumpangan untuk pulang. Maafkan pikiran bodoh sahabatmu ini Yerin.

"iya iya maaf... Cerewet sekali kau ini. Aku heran kenapa pria seperti Jimin bisa tahan denganmu"

"apakah kau lupa bahwa dia cinta mati denganku, jadi mana mungkin dia bisa hidup tanpa gadis secantik dan sepintar diriku Nona Jung" Yerin akui sahabatnya itu memang pintar tapi juga narsis berlebihan.

"yayaya terserah dirimu saja. Yasudah tunggu aku merapikan ini dulu" jawab Yerin sambil menunjuk meja kerjanya yang masih terdapat beberapa tumpukan map ber'stempel nama perusahaan mereka.  segera ia mengemasi semuanya.

Setelah meastikan tak ada lagi barang yang tertinggal ia langsung memakai mantel dan sedikit merapikan penampilannya lalu mereka berdua beranjak meninggalkan kantor itu.

Yerin bekerja di salah satu perusahaan produsen makanan dan minuman multinasional yang berkantor pusat di Seoul. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen makanan terbesar se Asia mengingat banyak anak perusahaan yang sudah tersebar di berbagai negara seperti Jepang, China dan sebentar lagi akan merambah ke pasar Eropa.

Still Want You [KTH-JYR]Where stories live. Discover now