BRAKK!!
"Kau tau? Anakmu! Anak kesayanganmu itu.."
Yeonjun menghembuskan nafasnya kasar
"Dia udah mati tau"Yeonjun tersenyum.
"Apa yang kau lakukan dengan Beomgyu?!!"Bentak bunda.
"Hummm~ Cukup mengikatnya dibawah lift, jangan khawatir, dia pasti tenang kok"
"Dann.."
"Apa kamu mau nyusul?"Yeonjun menunjukkan pisau tajam dihadapan
Bunda terdiam lalu menatap tajam Yeonjun.
"Lebih baik mati dari pada disiksa bajingan seperti mu"Kata bunda penuh penekanan.
"Yayayaa apapun itu, ikuti aku okay?"Yeonjun menggunting tali yang mengikat tangan bunda sesekali mengiris tangannya.
Setelah melepas ikatan tersebut Yeonjun dengan senang menarik tangan bundanya ke halaman belakang rumah Yeonjun
Kemudian membakarnya
Karena mama pernah mengajarkan sampah itu harus dibakar jika tidak bumi akan rusak.
Bukankah perbuatan Yeonjun benar? Yakan? Jalang tersebut sama sampahnya seperti anaknya.
Yeonjun menatap bundanya yang tengah menjerit kesakitan karena api yang membakar kulit kulitnya, sungguh pemandangan yang indah pikir Yeonjun.
Sudah mulai bosan Yeonjun bangkit dari duduknya kemudian berjalan kedapur untuk mengambil sebuah pisau yang lumayan tajam.
Kembali lagi kehalaman belakang, bunda nya sudah meninggal walau sudah tiada Yeonjun tidak bosan mengiris wajahnya.
••••
Yeonjun merebahkan tubuhnya diatas rel kereta menatap kereta yang sedang melaju kearahnya, tidak mempedulikan orang orang yang meneriaki nya.
Yeonjun tersenyum kecil ketika kereta tersebut dengan cepat menghancurkan tubuhnya tidak ada rasa sakit yang dirasakan Yeonjun ketika kereta tersebut melindasnya hingga tak berbentuk.
"So sweet bngt kita mati nya di tempat yang sama"
"Apaan sih kak? Ngga lucu tau! Aturan kakak masih bisa hidup!"
"Kalo kakaknya gamau gimana?"
"Terserah"si manis buang muka
- END
