Where The Story Begins and Ends

85 9 7
                                    

Lagi. Untuk kesekian kalinya, pagi ini aku terbangun tanpa dia di sampingku. I'm not some toys that he can play with whenever he wants. Berapa kali lagi aku harus kecewa dan berharap menemukan dia di sampingku saat aku terbangun? Apakah keinginanku begitu sulitnya untuk terwujud? Today is Saturday for fuck's sake! Apakah begitu sulitnya menghabiskan sekali saja akhir pekan bersamaku?

Aku menghela nafas dan memutuskan untuk mandi. Mungkin siraman air dingin bisa menyegarkan pikiranku. Aku beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi. Namun tanpa sengaja mataku melihat sticky-note berwarna kuning tertempel di atas meja. Sorry honey, I have to go. See you tonight okay? Ily. Tulisannya tertulis dengan rapi di sticky-note itu. Nope. Air dingin nggak akan cukup untuk menyegarkan pikiranku. Lebih baik setelah ini aku langsung ke kafe dan minum secangkir earl grey. Aku menghela nafas dan masuk ke dalam kamar mandi.

*

"Darl, mau sampai kapan lo sama dia? Lo nggak bisa gini terus. Kesel gue liat lo dikecewain sama dia." Kanti, sahabatku, menatapku tajam menunggu jawaban. Siang ini, aku janjian dengannya untuk bertemu di kafe delay kantor kami. Dan seperti biasa, begitu dia tahu dengan siapa aku menghabiskan waktu semalam, langsung saja dia menyerangku bertubi-tubi dengan pertanyaannya.

"Mau gimana lagi? Gue sayang sama dia, ti." Aku berusaha menghindari tatapan Kanti.

"Pria di dunia ini bukan cuma si Sadajiwa asshole itu, na. Gue cuma mau lo sadar kalau dia cuma manfaatin lo doang. Hubungan kalian itu nggak sehat."

"Gue tahu, 'kay? Hubungan gue sama dia memang nggak sehat. Apanya yang healthy dari jadi simpenan orang deh? Tapi mau gimana lagi? Gue nggak mau kesepian. Sebelum bertemu dia, gue cuma menjalani hubungan seks yang nggak ada artinya. Cuma sekedar one night stand yang nggak berujung. Hati gue kosong, ti. Dan dia, somehow, berhasil mengisi kekosongan itu."

Kanti menggenggam tanganku dan melihatku dengan simpati yang tergambar jelas di wajahnya.

"I just want you to be happy. Don't even start talking shit about you being happy with him. You're not. Dia akan selalu bikin lo kecewa. Lo nggak akan pernah bisa jadi satu-satunya dalam hidup dia."

"Iya gue tahu, ti. Gue tahu. Let's just forget about it, okay? Untuk saat ini, gue cuma mau nikmatin waktu yang gue miliki bersama dia."

Kanti menghembuskan napas pelan dan menggelengkan kepalanya.

"Terserah lo aja, na. Gue cuma bisa berharap yang terbaik buat lo."

Aku menyeruput earl grey dari cangkir perlahan. Wajarlah jika Kanti merasa kesal denganku atau dengan hubungan yang kupunya saat ini. Aku, Nashira Arkana Wirayudi, sudah 3 tahun ini menjalin hubungan secara sembunyi-sembunyi dengan Arsen Sadajiwa yang sudah beristri.

Awal pertemuanku dengannya adalah ketika aku menghadiri charity event yang diselenggarakan oleh majalah tempatku bekerja. Saat itu, Arsen datang sebagai salah seorang donatur. Dia adalah seorang enterpreneur muda yang sukses dengan bisnisnya. And yes, that guy is fine as hell. Aku yang bekerja di majalah fashion memang sudah sering melihat pria-pria tampan. But there's something about him that drew me in. Tapi yah, karena aku lihat dia sudah menggandeng seorang wanita aku tidak mau flirting dengannya. Bukan prinsipku untuk jalan dengan suami orang. Itu dulu, sebelum aku bertemu dengannya. Fudge my principle!

Kali kedua aku bertemu dengannya lagi adalah di rumah sakit saat aku mengantarkan keponakanku yang demam. Dia baru saja selesai berobat dan dia mengenaliku saat kami berpapasan di koridor. Sambil menunggu hasil pemeriksaan keluar, kami mengobrol apa saja. For the first time ever, I feel impressed by a guy. Arsen memberitahuku jika dia sudah menikah dan memiliki seorang putri. Wanita yang dulu dibawanya ke acara amal adalah istrinya. Saat itu, aku hanya bisa terdiam. It's not like I love him or what. Aku hanya berpikir jika dia pria yang sangat menarik. And I don't mind have a sex with him. Saat itu, akupun terkejut dengan pikiranku sendiri. Sudah kubilang, aku tidak mau main dengan suami orang. But really, fudge my principle! Arsen terlalu sulit untuk dilewatkan begitu saja. Karenanya, saat dia mengajakku untuk bertemu lagi tanpa sadar aku menyetujui ajakannya.

Tersadar Bersama CakrawalaWhere stories live. Discover now