SEPULUH

585 34 5
                                    

Hello guyss!

masih stay kan?

Jangan lupa vote, komennya yaaa...

Komen bintangmu semangatku😌

oke langsung aja yaaa....

Happy Reading🦋

.
.
.


Rara membuka mata yang terasa berat, penglihatannya buram sebelum mengerjapkan beberapa kali untuk menetralkan cahaya lampu yang masuk,pandangannya mengedar bau obat obatan menyeruak masuk ke dalam hidungnya. Ternyata Ia ada di uks siapa yang membawanya kesini? Ah Rara tak bisa mengingatnya selain suara suara kepanikan massa.

"Queen Alma..lo ada di dalam?"

Apa mungkin yang membantunya tadi adalah anggota Alma yang bersekolah disini? tapi siapa?

Suara pintu berdecit perlahan terbuka memperlihatkan seorang cowok berseragam sama dengannya, tubuhnya tinggi, berkulit putih wajah tampan lucu.Rara pernah melihatnya sekali dua kali ketika upacara sekolah, adik kelas satu tahun di bawahnya.

" lo yang bawa gue kesini?". tanya Rara tanpa basa basi.

Cowok itu masih terdiam diambang pintu, memilih tak masuk lebih dalam.

"Bukan. Anak PMR puteri."

Rara berdecak, siap meralat "Maksud gue lo yang nolongin gue tadi?"

Cowok itu mengangguk, tatapannya ke bawah tak ingin menatap balik Rara yang sedari tadi menatapnya penuh intogerasi.

" Queen..gue kesini buat liat keadaan lo, syukurlah lo udah membaik. Gue tadi telpon bang Deva buat---"

"Lo telpon dia?"

"Iya, dia berhak tau."

Rara memijit keningnya yang tak pusing," udah gue duga lo pasti bocah Alma, tapi ngapain lo kasih tau Mas Deva dia kan lagi ada urusan di pesantren!"

"udah terlanjur," cowok tersebut berbalik, memegang knop pintu bersiap keluar UKS.

"Tunggu!"

Ia menoleh tanpa membalikkan badannya," nama lo siapa?"

"Alvaolus Jong." Jawabnya singkat.

"Al.. al apa tadi ah ribet gue panggil Jong aja ya."

"terserah."

"Jong,.. lo tau kejadiaan tadi?" tanya Rara hati hati.

Alvaolus memutar badannya menghadap brankar Rara," Iya gue denger teriakan lo, maaf gue datang telat pas Reza udah keluar."

"Gak apa apa, thanks Jong."

Alvaolus mengangguk kecil.

"Jong, gue boleh minta sesuatu?"

" Minta apa?"

"Jangan bilang ke Mas Deva kalo ini ulah Reza."

Alvaolus terdiam, mempertimbangkan dalam pikirannya sendiri, hingga suara langkah ketukan sepatu terdengar mendekati UKS. Seseorang menepuk pundak Alvaolus dari belakang.

"Rara sudah membaik?"

Alvaolus mengangguk," sudah bang, tapi dia perlu diberikan uap sesaknya belum sembuh total."

Deva memperhatikan gadis yang sedang berbaring diatas brankar yang tak melihatnya balik "thanks, Alva."

Alvaolus keluar sedangkan Deva berjalan masuk ke dalam.

Untuk DevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang