chapter 15

2K 184 23
                                    

"Selamat! Kandungan ibu sudah mencapai 2 minggu! Bayi nya masih belum melakukan pergerakan!" Ucap sang dokter membuat Harry dan Leah merasa lega

"Terimakasih dokter!" Ucap Leah dan dokter tersebut mengangguk. Mereka pun pergi keluar. Mereka mampir ke restaurant untuk membawakan makanan untuk Alice dan Aaron.

Sesampainya mereka dirumah...

"Alice! Aaron! Kami pulang, we brought you something!" Ucap Harry berteriak. Namun tak ada jawaban. Harry mengecek di halaman belakang, mereka sedang tak berenang

"Dimana anak - anak?" Tanya Harry. Leah menoleh terkejut,

"Hah? Mungkin... sedang dirumah Rei, ayo kita kesana" ucap Leah

Mereka pun pergi ke rumah sebelah. Mereka mengetuk pintu belakang rumah tersebut a.k.a. rumah Rei. Rei mucul dengan roti dimulutnya.

"Ada apa?" Tanya Rei menatap Harry dan Leah bingung

"Apa Aaron dan Alice dirumah mu?" Tanya Harry

"Hah? Tidak? Kukira mereka pergi ke dokter bersama kalian, karena dari tadi aku menunggu mereka tak datang datang. Saat ku cek rumahmu, sudah kosong. Kukira kau tak jadi menitipkannya padaku, memang ada apa?" Ucapan Rei membuat Leah dan Harry bertatapan khawatir

"Lalu dimana mereka?!" Ucap Leah

"Hei, hei, ada apa ini?" Tanya Rei bingung melihat Leah sangat frustasi

"Alice dan Aaron tidak ada dirumah!" Ucap Harry menjelaskan, Rei melotot terkejut dan berlari kerumah Harry dan Leah.

"Coba cek setiap sudut rumah kalian, mungkin mereka tertidur atau apapun, atau mungkin mereka meninggalkan note" ucap Rei, mereka mulai mencari

Leah berhenti di depan pintu kamarnya. Leah meliaht kertas kuning tersebut. Ia membacanya berulang ulang tak percaya apa yang ia baca.

Tangannya bergetar. Air matanya sudah berlinang. Harry berlari ke atas

"Ada apa Leah? Kertas apa itu?" Ucap Harry memeluk istrinya dan membaca kertasnya

Dear Harry and Leah
Kalian tak tahu siapa aku! Tapi yang perlu kalian tahu adalah, aku benci dengan hubungan kalian! Rencana pertamaku gagal, namun kali ini tidak akan! Aku menculik kedua anak mu! Alice dan Aaron!

Nyawa mereka berada ditanganku, cerai sekarang atau mereka mati! Jangan hubungi polisi! Atau detik ini juga mereka mati!

Harry terdiam, Rei merebutnya dan membacanya.

"Sialan! SIALAN! F*CK!" Teriak Rei memukul tembok disebelahnya

"Bagaimana skarang? Aku tak akan tenang sebelum menemukan mereka" ucap Leah menangis dipelukan Harry

"Aku tidak tahu" ucap Harry. Ia menuntun Leah masuk kekamar. Menidurkan Leah.

Harry memeluknya dan mengelus rabutnya hinggga Leah tertidur

Setelah Leah tertidur, Harry pergi keluar. Ia melihat Rei sedang bermain Laptop diruang tamunya

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Harry

"Aku punya teman, dulu ia berkerja di bagian forensik kepolisian. Aku berfikir, dikertas itu pasti ada sidik jari. Yang pastinya sidik jari kita juga ada disitu. Aku akan memintanya datang kesini secara diam diam" ucap Rei masih menatap Laptopnya yang berisi chatnya dengan seseorang

"Great" ucap Harry mengehela nafas "tapi untuk waspada, kalian harus membuat rumour kalau kalian akan bercerai, agar si pelaku percaya bahwa kalian memang akan bercerai." Ucap Rei, Harry menatap Rei kaget

"What?" Ucap Harry dengan nada tidak setuju

"C'mon, ini hanya rumour" ucap Rei

"Tapi bagaimana dengan Leah, kalau begitu kami tidaka boleh terlihat bersama" ucap Harry

"Aku akan menjaganya, biarkan saja aku dirumourkan dekat dengannya," ucap Rei menatap Harry

"Hey! Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKANNYA!" Ucap Harry kesal

"Don't be childish! Ini demi kebaikan anak mu" ucap Rei tenang. Harry terdiam menatap Rei tajam

"Baiklah! Tapi jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan" ucap Harry

"Aku tidak janji" ucap Rei namu segera dilanjut melihat tingkah Harry "kalau ia dalam bahaya, aku bisa saja memeluknya, tapi kau perlu ingat, ia sudah ngefans kau sejak awal, cintanya sangat besar padamu, jadi kau tidak perlu khawatir." Ucap Rei membuat Harry terdiam, ia merasa bodoh dengan cemburu dengan Leah.

Jelas saja Leah akan terus memilihnya. Mungkin cinta Leah lebih besar sibandingkan cinta dari dirinya. Kemarin Leah marah karena ia takut kehilangan Harry.

Harry tersenyum pedih "thanks bro" ucap Harry tersenyum pada Rei

"Tapi apa sebaiknya kalau kita menyuruh seseorang menemani Leah dirumah sementara kita mencari pelakunya?" Tanya Harry

"Benar, oke, aku akan suruh sahabtanya, Gaby untuk kesini, dan bagaimana kalau Paul dan member 1D diajak keisni untuk menjaganya. Paul akan terus bersama Leah dan Gaby, sebagai gantinya, aku akan menggantikan posisi Paul." Ucap Rei

"Baiklah, kau ini sebenarnya pintar juga ya? Kenapa tidak bergabung militer?" Tanya Harry berxanda namun ditanggapi serius

"Ayahku tak mengijinkannya, makanya aku hanya berkerja di kantor ayah" ucap Rei. Harry menatap Rei prihatin.

"Well, namanya Bram! Dia akan datang besok!" Ucap Rei mencairkan suasana

***

"Harry, Leah! Meet Bram! Dia sekarang adalah agen rahasia, dia membawa temannya Hans! Mereka adalah agen rahasia" ucap Rei memperkenalkan 2 orang pria yang sepertinya berumur 20 atau 30 - an . Leah tersenyum dan menjabat tangan mereka berdua.

Merekapun mulai berkerja. Leah, Harry dan Rei duduk di sofa sedangkan Bram dan Hans asik mengecek sidik jari di meja ruang tamu

"Bisa minta sidik jari kalian?" Tanya Hans. Mereka pun menempelkan sidik jari mereka pada sebuah plastik yang disediakan

"Nah, kita akan beritahu hasilnya sekitar 3 hari lagi" ucap Bram berdiri, Hans membereskan alat alatnya.

Harry menatap mereka dan mengangguk

***

New problemooooooo

My Marriage Story - sequel book (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang