CH 03

49 9 4
                                    

"Hei... " Jungkook menyapa, masih pagi begini sudah merecoki menyambut Chelsi baru masuk kelas meninting tas yang isinya buku paket.

Hanya melirik saja kemudian duduk, tahu saja kalau sudah begini si Jeon pasti ada maunya.

"Hei jalang, lihat ke sini sebentar"

"HEI KAU TULI?"

Gadis yang duduk di depannya langsung berbalik dengan wajah tak suka, ada apa sih sebenarnya? Tidak mungkin kan Jungkook memalak uang pada wanita yang di panggil jalang ini? Oh ayolah, yang benar saja. Chelsi bahkan belum mempersiapkan diri untuk melakukan pembelaan, masih terlalu pagi untuk perang.

"Apa sih?"

Jungkook menengadah tangan, "pr," katanya. Wajah sudah menoleh ke sebelah kanan, malu malu begitu mintanya.

Chelsi merotasikan mata kemudian membuka ransel, benarkan? Pasti ada maunya. Meski wajah lucu hingga menimbulkan semburat merah tapi tetap saja status begundal sialan dan malas tertanam pada Jeon.

Apa sih guna otaknya jika hanya di koleksi lebih baik di jual saja. Banyak yang lebih membutuhkan, oh---atau Chelsi sendiri saja yang mengeluarkan isi otak itu? Tapi kan tenaga Jungkook jauh lebih kuat, yang ada nanti dirinya yang akan di cincang hidup hidup.

Hiii.... Memikirkan nya saja membuat ngeri. Apa lagi ketika tatapan mereka bertemu saat Chelsi memberi buku tugas ke meja di belakang. Jungkook menatapnya dengan arti yang sulit di pahami. Seperti biasa menatap sambil memainkan lidah di gigi graham. Entah apa yang pria itu bayangkan.

"Berhenti memaki ku di dalam sini" Jungkook menarik buku tugas kemudian mendorong dada Chelsi menggunakan buku.

"Akan ku robek buku mu jika tidak ingin berbagi, ahh---atau---" mata pria itu tertuju ke bibir lantas menuju dada sang hawa, "---baju mu saja yang aku robek, Bagaimana?" pria itu menyeringai puas saat mendapati bibir Chelsi berubah pucat. Jelas saja panas dingin mendengar mau di apa-apai, di sekolah pula. Kalau ketahuan guru apa tidak panjang urusan? Harus bagaimana lagi agar bisa terhindar dari Jeon Jungkook?!

Pria itu memiringkan kepala, apakah perkataannya membuat gentar? Kan sudah sering di sentuh masa perihal membuka baju saja sampai pucat begini? Cih, pasti pura-pura kan. Apakah begini cara si jalang menarik pelanggan dengan berpura-pura polos. Kalau benar, Jungkook hampir terhasut.

"M-mulut mu Jung!"

"Ada apa dengan mulutku? Kau---tertarik merasainya?" Jungkook mengusap bibir bawah Chelsi. Sial sekali kenapa di jam pagi begini anak-anak masih belum datang? Ya meski mengetahui bahwa teman sekelas akan masuk saat lonceng berdentang, tapi tetap saja, Chelsi membutuhkan seseorang agar ia mampu bergerak. Tubuhnya kaku tidak mampu menolak perlakuan Jungkook. Takut. Apa lagi mata bulat bening miliknya sangat tajam dan kelam, Chelsi mampu melihat bagaimana pantulan dirinya dari iris coklat gelap milik Jungkook.

"Cel,"

Katakan lah Chelsi beribu-ribu terimakasih kepada sosok yang mampu membuatnya menoleh, bergerak, dan menghindar dari situasi membius ini.

"Tae," gadis itu segera bangkit dari kursi mengejar pria tan di ambang pintu. Persis seperti sepasang kekasih Taehyung langsung mendekapnya sebelum menatap nyalang ke arah Jungkook, si maknae.

"Ah hyung, kau bayar berapa sih? Wanita itu selalu berlari ke arah mu." Jungkook bangkit dari kursi kemudian berjalan mendekat sambil memasukkan tangan ke dalam saku celana.

Taehyung diam saja, semakin langkah itu mendekat maka semakin kuat cengkraman pada bahu Chelsi. Wanita itu meringis seiring dengan tatapan Taehyung yang benar benar tidak suka di ganggu. Taehyung sungguh-sungguh menjaga wanita ini.

Wild FlowerWhere stories live. Discover now