Chapter 14 - Panti Asuhan

2.8K 332 6
                                    

Alicia POV

"Lumi, apakah semuanya sudah siap?" Aku bertanya pada Lumi yang tengah menuliskan sesuatu di buku kecilnya.

Lumi menoleh, dia tersenyum lalu mengangguk. "Sudah, Duchess. Kita hanya tinggal menunggu di kereta kuda selagi mereka menaikan barang-barang."

Lumi menjawab sambil berjalan mengiringiku menuju kereta kuda dengan logo bunga Gladiol yang memiliki arti integritas, kekuatan dan kemenangan. Daun dari bunga Gladiol berbentuk seperti pedang yang dimana bahasa latinnya adalah Gladius yang berarti pedang.

[Kalo kalian penasaran seperti apa bentuknya, bisa cari di google yah]

Aku bersandar di sandaran kursi setelah masuk ke kereta kuda. Lumi kembali mengurusi semua barang-barang yang akan ku bawa sekarang ini.

Tunggu. Apakah kalian berpikir aku akan pergi kabur? Tidak, bukan.

Aku saat ini tidak berpikir kabur lebih cepat, bagaimanapun uang tabunganku belum cukup, di tambah lagi toko'ku belum beroperasi. Apalagi uang bulananku belum di beri oleh Arthur, saat ini aku miskin guys huhuhu.

Aku kali ini hanya akan pergi ke panti asuhan untuk memberi beberapa barang yang mungkin mereka butuhkan seperti, bahan pokok, buah-buahan, camilan, pakaian, dan beberapa mainan.

Aku akan memperbaiki citraku yang terkenal buruk di masyarakat ini dengan perlahan, dan tidak terlalu terburu-buru.

Ingat kata pepatah. 'Biar lambat, asal selamat'

Eakk.

Aku melongokan kepalaku dari jendela kecil tepat di sampingku, ku lihat Lumi mulai berjalan ke arah kereta kuda yang ku tumpangi. "Bagaimana?" tanyaku setelah dia masuk ke kereta kuda.

Lumi memberikan jempolnya padaku, "Sudah siap, Duchess. Mari kita berangkat!" serunya senang.

Sepertinya dia sangat bersemangat menemaniku untuk ke panti asuhan. Aku ikut tersenyum melihat Lumi yang terlihat antusias.

Kereta kuda mulai berjalan dan membuatku kembali tersenyum, aku kembali melihat ke arah jendela lalu melongokan kepalaku sambil melirik ke belakang.

Ada lima kereta barang yang berada di belakangku, ya, hanya lima. Mau bagaimana lagi? Aku ini miskin, hanya mampu membawa sedikit barang-barang yang di butuhkan saja.

Uangku sudah habis untuk membeli tanah, membangun toko, dan membayar pekerja. Sedangkan sisanya aku belikan pada pakaian, mainan dan bahan pokok yang akan aku sumbangkan ini.

Huhuhu... Sepanjang sejarah, sepertinya Duchess yang miskin hanya aku seorang.

Hmm... Tiba-tiba merasa kasihan dengan diri sendiri.

Aku kembali menyandarkan kepalaku dengan mata terpejam. Huftt... Sebentar lagi, Alicia! Kau pasti akan menjadi Duchess yang kaya raya setelah toko itu beroperasi dan berkembang pesat.

Setelah toko selesai dan menghasilkan uang, aku akan membangun beberapa toko lagi. Laku setelah itu membeli tanah kosong yang jauh dari kota, membangun rumah dan finally! Aku akan hidup sebagai pengangguran kaya raya.

Hahaha.

***

Aku mengedarkan pandangan pada sekeliling yang terlihat asri dan sejuk, di depanku berdiri sebuah pondok dengan pagar yang mengelilinginya. Di depan pagar itu terdapat sebuah papan kecil bertuliskan 'Panti Asuhan'.

Yap! Aku sudah sampai di tempat tujuanku.

Aku berjalan masuk melalui pagar dan menghampiri wanita paruh baya yang tengah menundukkan kepalanya, dia adalah pemilik panti asuhan ini.

Becoming a Duchess [HIATUS]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora