20

50 7 0
                                    

"Permisi mau pinjem Desi nya boleh?" Tanya Gilang dan tentu dibolehkan oleh teman-temannya

"Guys duluan ya" ujar Desi lalu pergi bersama Gilang

"Mau kemana kak?, Kantin kan nggak disini" Tanya Desi

"Taman belakang" jawab Gilang sambil terus menggandeng tangan Desi

*Duh senangnya hati ini kalo boleh gini terus aja* ujar Desi dalam hati

Sesampainya mereka di taman belakang

"Duh kak ngapain sih disini, laper tauuuu belum makan" ujar Desi pasalnya dia ini sangat laparr

"Nih makan, tadi mama bawain bekal yaudah makan bareng" ujar Gilang sambil memberikan kotak bekalnya

Namun tiba-tiba saja Desi melamun seperti ada yang dipikirkan olehnya namun apa ya Gilang yang menyadari itupun bingung sendiri dan takut jika terjadi sesuatu

"Hei kenapa hm" ucap Gilang membuyar kan lamunan Desi

Dan ya tiba-tiba saja tanpa permisi air mata Desi jatuh membasahi pipinya Gilang yang panik pun membawa Desi dalam dekapannya

"Kangen bunda, hiks.." ucap Desi, Gilang ingat bahwa orang tua Desi sedang diluar kota

"Shutt, udah ya jangan nangis lagi nanti telfon bunda biar kangennya sedikit hilang, sekarang makan dulu oke" ucap Gilang dan hanya diberi anggukan kepala oleh Desi

Setelah dari taman belakang dan dari toilet untuk membasuh muka sekarang Desi kembali ke kelasnya dan unyu Gilang laki-laki itu sudah pergi dari tadi ke ruang OSIS. Sesampainya Desi dikelas pun langsung menunjuk bangkunya dan duduk disana teman-temannya heran pasalnya dia tadikan habis pergi sama mas crushhh kok balik-balik sedih gitu harusnya seneng dong apa ada sesuatu yang terjadi ya

"Kanapa?" Tanya Aisyah yang duduk dengan Desi

"Hiks...hiks" tangis Desi

"Hei kok nangis? Gilang nyakitin Lo?" Tuduh Asiyah

"Bukan hiks" ucap Desi sambil terisak

"Terus?" Tanya Aisyah

"Kangen bunda hiks" ucap Desi lalu berhambur kepelukan Aisyah, teman-temannya yang melihat itu pun langsung menghampiri mereka berdua

"Udah ya nanti ditelfon Bundanya oke" ucap Aisyah menenangkan Desi

"Kenapa?" Tanya kesia dan kaila barengan

"Kangen bunda katanya, wajarlah udah dua bulan ini dan katanya kan disana masih lama" ucap Aisyah, dan hanya dibalas anggukan kepala oleh temannya

Bel pulang berbunyi karena hari juga sudah sore

"Gue duluan udah ditungguin bang Al" ucap Desi lemas

"Ayo pulang" ajak Akmal dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Desi

Disepanjang perjalanan pun hanya ada keheningan Akmal heran dengan sang adek yang tiba-tiba jadi diam seperti ini pasalnya biasanya dia selalu heboh ini kok diam aja dari tadi apalagi mukanya ditekuk gitu jadi khawatir dengan adeknya. Sesampainya dirumah pun Desi langsung turun dan menuju kamarnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun

"Bundaaaa Desi kangen huaaaaa" ucap Desi pelan

"Hiks kangen bundaaaaa" ucap Desi lagi

Udah dua bulan ini orang tuanya berada diluar negeri dan beberapa Minggu kedepan orang tuanya juga tidak ada memberitahu kabar (anggap aja udah lama oke)

Tok... tok...

"Dek, makan yuk" ajak Akmal namun tidak sahutan dari adeknya itu

"Hiks bundaa" ucap Desi lirih

Karena lama tidak ada balasan dari sang adek Akmal pun membuka pintu kamar adeknya itu

"YaAllah dek kenapa?" Tanya Akmal panik pasalnya wajah adeknya sekarang sudah bengkak karena kelamaan menangis

"Abanggg, kangen bundaaa hikss" adu Desi kepada Akmal

"Yaudah nanti kita telfon sekarang makan dulu ya?" Tawar Akmal

"Nggak mau, maunya bunda hikss" ujar Desi

"Iya oke Abang telfon Bunda dulu" ucap Akmal

Setelah lama menunggu sang bunda mengangkat telfonnya jawabnya nihil sang bunda tidak bisa dihubungi bahkan udah berkali-kali Akmal menghubungi namun tidak ada jawaban dia juga bingung sendiri

"Bunda lagi sibuk kayanya dek makanya telfonnya nggak aktif, besok kita telfon lagi sekarang makan ya" ucap Akmal mencoba memberitahu

"Nggak mau, mau tidur aja" ucap Desi

"Abang disini aja jangan pergi, temenin adek tidur" pinta Desi dan dituruti oleh Akmal

"Iya Abang disini temenin kamu tidur, udah ya sekarang tidur" ucap Akmal

Beberapa menit kemudian Desi pun terlelap dalam alam mimpinya Akmal prihatin dengan adeknya ini tiba-tiba saja dia teringat bundanya apakah ada yang mengingat tentang seorang ibu adeknya ini agak sensitif makanya seperti itu.










Nanti tak lanjutte okeh besssss

Kisah Sang RemajaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ