Part 11 [END]

128 27 9
                                    

"Dalam kurun waktu 24 jam, Suzy akan dihilangkan dari dunia ini. Dan aku yang akan menggantikannya. Kalian semua akan melupakannya. Suzy yang asli akan lenyap dalam ingatan kalian. Yang tersisa hanyalah Lee Jieun."

"Lee Jieun yang cantik dan bersahaja. Lee Jieun sang pemenang lomba cerdas cermat Matematika dunia. Lee Jieun yang memiliki pacar paling tampan dan pintar di sekolah."

"Lee Jieun sang role model semua orang..."

Ada lengkungan misterius yang terlepas di masing-masing sudut bibirnya.

"Lee Jieun yang memiliki pacar paling tampan dan pintar di sekolah?" tanyaku sinis.

Senyumnya yang semakin melebar meledakkan tawa di ruangan putih-putih itu.

"Tentu saja itu kau, Myungsoo..."

Anak sial. Apa yang sebenarnya akan terjadi?!

"Dalam 24 jam lagi... kita akan kembali ke hari pertama sejak Suzy berpindah ke dunia Alice. Yah, saat Suzy meminjam pensil padamu."

"Aku yang akan menggantikan Suzy di sisimu. Kau akan melupakan semuanya. Suzy yang kau kenal hanya aku."

"Semuanya dalam keadaan yang sama."

"Kecuali satu hal."

"Suzy... riwayatnya akan terhapus."

"Tidak ada lagi Suzy."

Kalimat itu sukses membekukan sekujur tubuhku.

"Aku kesini hanya ingin menyampaikan rasa terimakasihku dan memberimu sedikit waktu bersama Suzy... sampai waktu itu tiba..."

"Kau hanya punya waktu 24 jam saja, Myungsoo..."

"Manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya..."

"Goodbye..."

Gadis pesakitan itu keluar. Menyisakan keheningan yang memekikkan benak.

***

Aku berbicara tentang banyak hal pada Suzy hari ini. Pada Suzy yang tampak mati, meski tangannya masih tetap sehangat mentari pagi.

Tersisa beberapa jam lagi.

Kurasa aku akan kehilangan Suzy sore ini.

Selamanya.

Aku tak menangis. Hanya saja, ada satu sisi yang kosong di dadaku, membuat mulutku tak berhenti berbicara.

"Suzy... tahu tidak, hari ini Ibuku memasak salad yang sangat enak. Entah mengapa, setelah kematian Seokjin dan Ayah berencana kembali kepada Ibu, masakan Ibu jadi sangat enak..."

"Suzy... tahu tidak, sebelum aku kesini, aku mampir dulu ke toko Ayahmu. Aku melihatnya tampak segar seperti biasa. Dia seolah lupa bahwa kau tengah terbaring di sini. Hanya aku yang tahu dan orang-orang di rumah sakit. Kupikir Ayahmu punya TV, pasti dia menonton berita kecelakaan itu, kan?"

"Jadi Suzy... apakah kau sedang bermasalah dengan Ayahmu?"

"Suzy... ada banyak hal yang ingin kuketahui tentangmu... tentang mengapa kau menghianatiku. Tentang masalah mentalmu. Tentang segalanya yang menjadi keresahanmu..."

"Aku ingin menjadi pria yang bisa menjadi tempatmu bersandar. Bercerita segalanya bahkan hanya sekadar sarapan yang hambar."

"Suzy... bahkan setelah kau menghianatku, aku masih berfikir... bagaimana caranya aku bisa menyelamatkanmu sekarang?"

Oh tidak. Akhirnya airmata sialan itu keluar juga. Menetes sangat deras.

Aku menundukkan kepalaku. Genggaman itu semakin erat.

Wonderland's TrialTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon