Pernikahan itu bukan permainan, Karamel tau itu.
Tapi tidak begitu dengan Zhong Chenle. Seorang duda kaya raya beranak satu yang secara sembarangan meminta Karamel untuk menggantikan pengantin wanitanya yang kabur.
"Mel... kau saja yang jadi pengan...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
⚠️WARNING ⚠️ 🔞🔞🔞 PART INI DAPAT MENYEBABKAN RAMBUT TUMBUH PANJANG LEBIH CEPAT 'KATA YUTA'
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Apa kakek ga tau? Bibi Ye berusaha menjebakku." Chenle menatap kakeknya penuh harap. Dia pikir pria tua itu akan mengerti tapi nyatanya dia bertindak acuh tak acuh.
"Kakek tau. Tapi bukankah kehamilan Shuhua bisa jadi alasan yang tepat untukmu menceraikan gadis itu?"
Rahang Chenle mengeras dengan tangan terkepal di atas meja. Sungguh... apa tidak ada satupun anggota keluarga yang berada di pihaknya sekarang?
Kenapa semua orang begitu ingin dirinya menikahi Shuhua?
"Chenle ga akan menceraikan Karamel apapun yang terjadi."
Kakek Chenle tidak tampak terkejut, sepertinya dia memang sudah memprediksi ini. Lelaki tua berambut hampir botak itu duduk tenang dengan seputung rokok yang masih mengepulkan asap.
Dia tidak terburu-buru menjawab, tidak juga terlihat gusar seolah susunan rencana itu sudah berjajar rapi di dalam kepalanya.
"Bibimu itu salah satu anggota dewan paling berpengaruh di China. Bekerjasama dengannya akan jadi poin menguntungkan untuk perusahaan keluarga, baik itu perusahaan kakek ataupun perusahaanmu."
Chenle tertawa meremehkan, lelaki itu menekan pelipisnya selama beberapa saat dan tampak berhati-hati ketika menjawab.
"Kenapa kakek sangat mengkhawatirkan Kinghead? Perusahaanku baik-baik saja tanpa bibi Ye."
"Aku memilihkan jalan terbaik untukmu..."
"Chenle sudah dewasa kek. Chenle yang mendirikan perusahaan itu dan membesarkannya sendiri. Chenle ga butuh pengaruh bibi Ye untuk perusahaan."
Kakek Chenle menegakkan tubuhnya. Urat-urat di pelipisnya terlihat menegang karena emosinya yang mendadak tidak stabil.
"Jangan sombong Zhong Chenle. Kau pikir aku tidak bisa mendepakmu dari perusahaan? "
"Lakukan saja kalau itu memang kemauan kakek. Chenle akan melepaskan perusahaan tapi Chenle ga akan melepas Karamel."
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.