Sasuhina

923 107 9
                                    

Hinata berdiri termenung di dekat jendela kamarnya, sedangkan kedua iris ametis nya menatap cerah pada lembaran daun maple yang berguguran.

Ternyata benar kata orang, menikmati musim gugur di Kanada benar-benar indah dan memanjakan mata.
Ini mungkin bukan yang pertama kali baginya menikmati musim gugur di sini, tapi entah kenapa rasanya tidak pernah membuatnya bosan.

Sekarang usianya sudah menginjak 29 tahun, ia adalah seorang istri sekaligus ibu dari satu anak. status yang sebelumnya tidak pernah ia harapkan sama sekali. namun nyatanya suratan tangan Tuhan pada takdir hidupnya lebih kuat dari pada apapun.

Tapi tidak masalah, karena sekarang ia sudah mendapatkan kebahagiaan yang sempurna. hidup bahagia bersama suami yang mencintai nya, serta anak perempuan yang lucu dan pintar.

“Sampai kapan kamu akan berdiri di situ?”

Suara berat milik Sasuke membuyarkan kegiatan Hinata dalam menyelami keindahan musim gugur. Wanita itu kemudian berbalik dan menatap suaminya.

“Sora sudah tidur?” tanya Sasuke pada Hinata. pria itu kemudian membuka jas hitamnya lalu menggantungnya.

“Sudah, dia sepertinya kelelahan.” jawab Hinata pelan. wanita itu kemudian memeluk tubuh suaminya, membuat Sasuke langsung memberinya sebuah kecupan manis di dahi.

“Memangnya dia habis ngapain?” tanya pria itu.

Sasuke kemudian mengajak Hinata untuk duduk bersamanya di atas sofa, pria itu dengan tenang merangkul bahu wanita itu.

“Dia habis bermain bersama Chloe.” jawab Hinata membuat Sasuke tersenyum kecil.

“Akhir-akhir ini Sora suka bermain dengan Chloe, padahal mereka tidak seumuran.” jelas Hinata lagi.

Sasuke mendekatkan wajahnya pada Hinata dan mengecup leher wanita itu seraya berbisik pelan, “Mungkin dia ingin punya adik.”

Hinata spontan mendorong tubuh Sasuke dan menatapnya tajam, “Sora masih tiga tahun, dia masih kecil.” tukas Hinata.

Pria itu tertawa ringan, ia kemudian kembali merangkul bahu milik Hinata.
“Tiga hari lagi aku akan ke Jepang.” ucap Sasuke membuat Hinata mendengarkan nya dengan serius. mendengar nama Jepang membuat batin Hinata seketika merindukan tempat kelahirannya.

“Kamu mau ikut?” tanya pria itu sambil menatap wajah istrinya. Pertanyaan dari Sasuke membuat wanita itu terdiam, ia memang merindukan Jepang tapi dirinya juga belum siap untuk kembali ke sana.

Selama ini Hinata menetap di Kanada setelah memutuskan untuk menikah, orang-orang tidak ada yang tahu jika dirinya telah menikah bahkan memiliki seorang putri. jika ia kembali ke Jepang dalam keadaan membawa anak, sudah dipastikan media akan gempar.

“Aku tidak tahu. Kurasa aku masih belum siap.” Hinata menjawabnya dengan pelan.

Sasuke mengangguk paham, pria itu tidak akan memaksa Hinata karena ia sendiri sudah lebih dari paham tentang kekhawatiran istrinya. Wanita itu masih takut terhadap media, bahkan selama di Kanada, Hinata jarang keluar rumah ataupun menghadiri pertemuan formal sebagai pendamping Uchiha Sasuke.

Hinata tersenyum tipis, betapa beruntung dirinya memiliki suami yang pengertian seperti Sasuke. dan betapa bodohnya dirinya di masa lalu karena sempat menolak untuk mengarungi bahtera rumah tangga yang pria itu tawarkan.

Sasuke kembali menatap Hinata, kali ini pria itu menatap wanitanya dengan dalam dan bergairah.
“Hinata, kurasa aku sedang menginginkan mu.” ucap Sasuke membuat Hinata terkejut.

“Serius? Tengah hari begini?” tanya Hinata.

Sasuke tidak menjawabnya namun pria itu memilih beranjak dari sofa menuju pintu, ia mengunci pintu kamarnya dan kemudian kembali pada Hinata.

Koleksi Hyuuga Hinata Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang