Suka Apa? Sukanya Nara

21 5 4
                                    

“Hei, yang nilai rata-ratanya lebih kecil, traktir es krim depan sekolah ya?” ujar Wahyu sambil tertawa kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Hei, yang nilai rata-ratanya lebih kecil, traktir es krim depan sekolah ya?” ujar Wahyu sambil tertawa kecil. Mereka di balkon sekolah yang persis menghadap ke warung es krim kecil di seberang jalan yang sedang sepi. Ibu pemilik warung sedang memainkan ponselnya–mungkin sedang bertukar kabar di Facebook dengan grupnya—tapi bukan ini yang harus dipikirkan oleh Nara, 

Bibirnya segera mengerucut kesal. “Segitunya lo percaya diri bakal menang dari gue?" 

“Hmm, gimana ya kalau iya?” Wahyu meledek. 

Nara mengendus dan berbalik badan, meninggalkan Wahyu yang menatap punggung Nara sampai berbelok ke dalam kelas dan menghilang.

“Berantem lagi?” ujar Toro, muncul dari tangga sisi balkon yang mendengar seperempat akhir percakapan mereka. “Gue nggak ngerti lagi sama lo, kenapa sih gak kapok jahilin Nara?” 

Dalam benak Toro, Nara adalah orang yang sulit didekati, pembawaanya yang jutek dan lebih sering sarkastik, membuatnya sungkan. Nilainya yang sempurna di seluruh pelajaran benar-benar juga memperparah kecanggungan. 

Namun, sahabatnya sepertinya tersihir sesuatu dari Si Putri Es Sekolah Kusuma Kencana satu itu. Ia sangat tertarik dan bersusah payah mencari topik pembicaraan dan menjahilinya. 

“Kalau gue jadi lo sih, bakalan malu sumpah karena lo pasti dibawahnya,” celetuk Toro asal sebelum meninggalkan Wahyu sendirian di balkon. 

Bel istirahat pertanda istirahat berbunyi nyaring. 

“Sebenernya emang rencana gue sih mau traktir dia es krim,” gumam Wahyu pada dirinya sendiri. 

—🌥️

Pelajaran pun diakhiri dengan mengejutkan. Putri Es Sekolah Kusuma Kencana, untuk pertama kalinya tidak jadi yang teratas secara nilai ujian. Seluruh kelas yang canggung pun tidak tahan untuk menoleh ke arah kursinya dengan mata yang nyaris keluar.

Tentu, Nara menatap mereka semua dengan tajam satu per satu, sehingga anak kelas 10c itu kembali balik badan dan kembali mendengarkan guru sejarah mereka membacakan nilai satu per satu. 

“Wahyu selamat kamu yang paling unggul di pekan ujian kemarin,” Pak Yuta segera menutup berkasnya setelah menyebutkan itu dan melanjutkan dengan senyuman kecil, “Silahkan pulang semuanya.”  

Wahyu membeku di tempatnya, ia tidak menyangka akan begini. Apakah hoki seumur hidupnya sedang terpakai? Pikir Wahyu tidak bergeming sementara seluruh murid kelas 10c keluar dari kelas dengan penuh semangat. 

Gimana nih? Jangan-jangan malah gue dibenci. Padahal biasanya gue cuma dapat 80-90 di semua pelajaran karena biar nggak ngusik Putri Nara–eh maksudnya–Nara yang konsisten 100. 

“Hei.” Suara rendah Nara penuh penekanan membuatnya merinding. “Jadi lo suka apa?” 

“Nara.”

“Apa?” Alis Nara berkerut, nyaris menyatu karena bingung dengan jawaban dan gerak gerik Pria usil yang menjahilinya sedang membeku. 

“Sukanya Nara.” 

Kedua bola mata cokelat Nara sontak membesar. “Sama. Tapi lo mau gue traktir es krim apa?” 

Seketika itu Wahyu berdiri. Otaknya yang mengambang kembali sadar. Ia menatap bola mata Nara dengan sedikit sudut depresi, karena Nara yang setinggi 150cm membuat lehernya harus sedikit sakit sebagai manusia 170cm.

“Oh. Eh, Ah.” Wahyu salah tingkah karena  sadar akan kebodohannya. “Maaf gue bodoh, tapi boleh reka adegan ulang nggak sebelum ke warung es krim? Gue mau es krim cokelat by the way.”

“Reka adegan?” Kedua lengan Nara melipat di depan dada. 

“Iya. Biar gue nggak kayak orang idiot banget.”  

Nara tersenyum, “Memang idiot. Tapi gue suka kok.” 

Pipi Wahyu merah padam seketika. “Maksudnya gue yang nembak lo dong, Nara! Kan gue cowoknya.” 

“Kan udah tadi, Lo suka gue kan katanya?” Nara berbalik, karena ia rasa telinganya pun ikut memerah. “Udah ah lama. Gue duluan ke warung es krim.” 

Begitulah Wahyu dan Nara memulai hari pertama jadian mereka.

—End. 

🌥️🌥️🌥️🌥️

For Challenge Swap Ideas

Prompt ideas from Adel_Aidan

Seorang siswi yang periang dan seorang siswa yang tidak begitu terlihat ramah sedang bersaing (secara bersahabat) untuk meraih rangking tertinggi di ujian semester. Mereka saling menyukai tapi mereka sama-sama tidak percaya diri untuk mengakuinya, sampai akhirnya salah satu dari mereka keceplosan ketika membahas nilai ujian.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 21, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Last Day on Sunny DayWhere stories live. Discover now