-happy reading 🍁
-sorry for typo(s)—Dear, Radeska—
Siapa yang tidak panik, saat datang untuk menjemput tapi yang dijemput malah tidak ada ditempat biasa ia menjemput. Begitupun dengan Yovan, anak itu kelimpungan saat tidak menemukan si kecil Radeskanya di tempat biasa, padahal dia hanya telat sebentar saja, sepuluh menit saja tidak, tapi Radeska sudah tidak ada ditempatnya biasa menunggu jemputan.
"Pak, anak saya yang pake tas biru, masa iya bapak nggak liat. Dia biasa disini kalo nunggu jemputan, ayolah Pak diinget-inget lagi, pasti bapak liat dia kemana"
"Mas, anak yang pake tas biru bukan anak Masnya saja disini"
"Namanya Radeska, yang setiap pagi nyapa Bapak. Yang suka kasih bapak permen setiap pagi, bapak pasti tau"
"Astaga, Radeska. Bukannya dia anak mas Jeffery"
Yovan masih sempat-sempatnya mendengus kesal ditengah kepanikannya, "iya, tapi anak saya juga. Bapak liat dia kemana?"
"Dia pergi sama anak kelas 3, kalo nggak salah namanya Mark. Dijemput sama supirnya" ujar security di sana.
Yovan sedikit menghela nafasnya lega, setidaknya dia tau Mark. Dan Radeskanya pasti aman bersama Mark, "terimakasih Pak informasinya, saya permisi" ujar Yovan, dan tanpa menunggu respon security, Yovan pergi dengan terburu, seraya meraih ponselnya di saku dan langsung mendial nomor Jeffery.
"Alamat rumah Mark" katanya langsung saat panggilan tersambung.
"Baru gua angkat? Yang jelas kalo ngomong nyet"
"Aishh gua minta alamat rumah Mark. Radeska nggak ada di sekolahnya, dia pergi sama Mark"
"Kok bisa? Lo telat jemput?"
"Macet. Cepetan Jeff, kirim alamatnya"
"Nggak usah, gua aja yang jemput. Lo tunggu di apart"
Pip.
"Jeff, hallo. Anjing di matiin si monyet" dengus Yovan.
Yovan berhenti di samping mobilnya, mengurungkan niatnya yang hendak membuka pintu mobilnya, saat dirinya teringat sesuatu.
"Rumah Mark? Radeska? Di rumah Mark? Arggh sial, rumah Mark berarti rumah dia" monolognya, seraya dengan cepat membuka pintu mobil, masuk dan segera melajukan mobilnya, setelah mengirim pesan pada Rosie, pacar Jeff.
"Please Rosie, kasih gua alamatnya"
"Please, jangan sekarang. Jangan ada yang tau dulu please" gumamnya. Bahkan sepanjang jalannya Yovan terus bergumam jangan.
—Dear, Radeska—
Sementara itu, si kecil yang dicari-cari masih lelap dalam tidurnya. Bocah kecil itu terlihat nyaman sekali tidur dipeluk perempuan cantik.
"Mom, kenapa tidurnya lama banget sih. Kan Mark mau main" cicit Mark kesal.
Airin terkekeh, seraya tangannya yang tidak memeluk Radeska, terulur untuk mengusak surai putranya, yang kini duduk bersila di samping Radeska tidur.
"Tadi aja Radesnya ditinggal Mark bobo waktu lagi main kan. Sekarang gantian Mark tunggu Rades bangun bobo" ujarnya.
Mark cemberut, kemudian menidurkan dirinya di sebelah Radeska, mendusel-duselkan kepalanya pada si kecil, membuat Airin menahan nafasnya karena takut Radeska terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Dear,Radeska || 𝙹𝚊𝚎𝚖𝚒𝚗•⁹⁷
Random°°° 𝑁𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑅𝑎𝑑𝑒𝑠𝑘𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝐴𝑟𝑘𝑎𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑅𝑎𝑑𝑒𝑠𝑘𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑔𝑖𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝐴𝑟𝑘𝑎𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝�...