02

45 9 0
                                    

_____________________________________________

HATI-HATI TYPO BERTEBARAN DI MANA-MANA, MOHON BIJAK DALAM MEMBACA. DAN MOHON MAAF BILA GAYA PENULISAN YANG SAYA GUNAKAN SEDIKIT MEMBINGUNGKAN.
_____________________________________________

Pukul 17.00 sore akhirnya sampailah aku di Incheon airport. Saat tiba di pintu keluar, aku langsung dihampiri beberapa pemuda berjas hitam. Para pemuda itu mengatakan, kalau tuan muda Bang Chan menyuruh mereka untuk menjemputku. Aku yang percaya, langsung menurut dan menelpon eommanya Chan. Tante Jesicca mengatakan, kalau para bodyguard itu diutus Langsung oleh Bang Chan untuk menjemputku.

Tiba di depan rumahnya Chan, aku langsung disambut oleh seorang wanita yang terlihat sudah lumayan berumur. Wanita tersebut tersenyum dengan sangat ramahnya sembari menggenggam tanganku dengan lembutnya.

"Akhirnya nona Yara datang juga." Ujarnya.

Aku yang menyadarinya hanya bisa tersenyum dengan canggungnya.

Akupun langsung dibawa kedalam rumah yang sangat besar tersebut. Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah Bang Chan tinggal sendirian di rumah sebesar ini?

Tak lama wanita tersebut kembali membuka suaranya...

"Perkenalkan, nama saya Hye Woon. Saya pembantu dirumah ini. Biasa tuan muda Bang Chan manggil saya Imo karena dari kecil saya yang mengurus Tuan Muda."

Sebentar, Imo yang mengurus Chan dari kecil? Dan aku baru teringat, saat kecil ada seorang wanita cantik yang selalu membantu segala urusan sekolah Chan. Dan aku baru tersadar kalau wanita itu adalah Imo ini.

"Imo masih menemani Chan?" Tanyaku tidak percaya.

"Hahahah ia, Imo menganggapnya udah seperti anak sendiri. Semenjak nyonya dan Tuan kembali ke Australia, jadi Imo berinisiatif menemani tuan muda disini."

"Akhirnya ada yang menemani Chan disini."

"Oia nona Yara, mari saya antarkan ke kamar. Nona harus istirahat, karena pasti sangat lelah."

Tibalah kami di sebuah kamar yang begitu sangat besar dan mewah.

"Kamar ini di dekor sendiri sama Tuan muda. Mulai dari tema warna bahkan barang-barang dekorasi yang lain juga dia yang memilihnya."

"Dia sendiri yang mengaturnya?" Tanyaku tidak percaya.

"Ia, katanya nona Yara sangat suka sekali nuansa putih. Oia, tuan muda juga bilang, Imo juga harus memperhatikan makanan dan bahan makanan yang tidak boleh nona makan. Katanya nona alergi terhadap strawberry dan lada. Emang benar?"

"Eo?? Emmm. Imo sebentar, Chan yang mengatakannya?"

"Ia tuan muda sendiri yang mengatakannya."

Aku yang masih tidak percaya, berusaha menyadarkan diri. Apakah Bang Chan yang aku kenal dulu sudah berubah?" Batinku.

Jam menunjukkan pukul sembilan malam, aku yang lagi santai di ruang kelurga sambil melihat acara Tv tiba-tiba merasa khawatir karena Bang Chan masih belum pulang juga kerumah. Sebelumnya Imo bilang, kalau setiap jam sembilan malam ia akan pulang kerumahnya. Tapi karena hari ini adalah hari pertamaku, Imo mungkin masih belum berani bergerak untuk pulang dan meninggalkanku sendirian.

"Imo, Bang Chan..."

"Tuan muda? Tuan muda tidak pernah pulang secepat ini. Dia selalu menghabiskan waktunya di kantor dan dirumah sakit."

Aku baru teringat, Bang Chan bukan hanya seorang CEO di perusahaan. Dia juga adalah seorang dokter bedah hebat di salah satu rumah sakti terbesar di Seoul.

"Oia Imo, biasanya dia pulang jam berapa?" Tanyaku penasaran.

"Tuan muda biasa pulang pukul 1 malam bahkan kadang pukul 2 malam. Tergantung kesibukannya dikantor dan rumah sakit. Oia Imo mau bilang, jadwal tuan muda di kantor setiap hari Senin sampai hari Kamis. Kemudian jadwalnya dirumah sakit setiap hari Jumat sampai Minggu."

"Dia pasti sibuk banget." Ujarku sedih

"Dia selalu bilang, tidak ada kata lelah di kamus Christopher Bang Chan hahahah. Walaupun Imo tau, kalau dia sebenernya sangat lelah. Yasudah, nona Yara tidur saja duluan, besok pagi tuan muda berangkat jam 7 pagi. Jadi sebelum jam itu, nona harus bangun sebelum dia."

"Emm ne!!"

Aku pun bergegas pergi menuju kamar tidurku dan mengatur alarm di pukul 5 pagi. Aku berharap, bisa segera bertemu dengannya.

"Chan-a, aku sangat merindukanmu." (Batinku sembari melihat foto kecilnya.)

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TBC...

I HATE TO ADMIT || Bang Chan X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang