Dulu

1 0 0
                                    

Lagi-lagi aku tidak tahu dari mana harus ku mulai, seakan semuanya berkumpul menuai emosi.

Canda tawa berubah menjadi canggung, mengisyaratkan pertemuan yang tak lagi diharapkan.

Hantaman benda mati lebih lembut dari cercaan kaum hedon.

Tak heran, tawa pasrah yang dulu pernah tergambar di wajahmu, kini semakin tegang seakan tertarik keterpaksaan.

Lagi dan lagi, yang ter-arah kembali hilang dan asing

Dari hulu ke hilirWhere stories live. Discover now