2

9.5K 772 12
                                    

Kornkamon, seorang gadis yang hidup sederhana bersama ayah dan ibu tiri serta saudara tirinya.

Setiap hari Mon selalu mendengar cacian keluar dari mulut ibu tirinya.

Namun semua itu menjadikan Mon gadis yang kuat dan mandiri.

Mon bekerja paruh waktu disalah satu cafe untuk membiayai kuliahnya sendiri.

Dan kini Mon harus menangis karna ulah Sam yang sudah menghancurkan ponsel miliknya.

Mon masih menatap layar ponselnya yang retak akibat ulah Sam.

Mon membawa ponselnya ke tukang servis berharap ponsel itu bisa diperbaiki namun sayangnya ponselnya benar benar sudah rusak.

" Mon kamu kenapa? ", tanya teman sekaligus sahabat Mon bernama Yuki.

Mon menunjukkan ponselnya yg hancur pada Yuki.

" Astaga Mon kenapa bisa hancur begini? Pantes saja aku menelponmu tidak bisa ", ucap Yuki.

Mon hanya menghembuskan nafas kasarnya melihat Yuki.

" Memangnya jatuh dimana? ", tanya Yuki.

" Bukan jatuh tapi diinjak ", jawab Mon..

" Hah? Siapa yang melakukannya? Katakan padaku biar aku kasih pelajaran padanya ", ucap Yuki.

" Khun Sam ", jawab Mon.

Yuki mengedipkan matanya berkali kali, ia terkejut mendengar nama yang keluar dari bibir Mon.

" Apa maksudmu Lady Samanun? ", tanya Yuki dan Mon mengangguk.

Yuki langsung duduk dan mengembalikan ponsel Mon dengan menunjukkan senyum bodohnya.

" Ada apa denganmu? Kenapa diam? ", tanya Mon.

" Mon bukannya aku tidak ingin membelamu tapi aku bukan tandingan seorang Khun Sam ", ucap Yuki terkekeh.

" Astaga mendengar namanya saja bulu kudukku berdiri ", gumam Yuki.

*******

Sam berada dimobilnya dan entah kenapa ia mengingat wajah gadis bodoh yang ia temui di kampus tadi.

Entah kenapa Sam melihat sorot mata gadis itu seolah olah gadis itu meminta pertolongan padanya.

" Aisshh kenapa aku jadi memikirkan gadis culun itu ", ucapnya gusar.

" Ada apa mom bos? Apa anda mengatakan sesuatu? ", tanya Billy yang mendengar Sam berbicara.

" Tidak ada ", jawab Sam.

" Ehm hentikan mobilnya di cafe terdekat, aku lapar ", ucap Sam kemudian.

Mobil Sam berhenti disalah satu bergaya classic.
Ia turun dari mobilnya dan masuk ke cafe itu.

Melihat ada pelanggan, Mon menghampirinya tanpa melihat siapa pelanggan itu.

" Mau pesan apa nona? ", tanya Mon.

Sam mengenali wajah itu, wajahyang sedari tadi mengganggu pikirannya.

" Kamu ", ucap Sam mengejutkan Mon.

" Khun Sam ", ucap Mon yang juga terkejut melihat  Sam.

" Kau menguntitku atau kau memata mataiku? ", tuduh Sam.

" Apa aku terlihat seperti penguntit? ", tanya Mon.

Mon memperhatikan penampilan Mon yang menurutnya biasa biasa saja.

" Lagi pula apa untungnya untukku menguntit wanita kejam sepertimu ", ucap Mon.

" Woi mata empat kau tidak tahu sedang bicara dengan siapa? ", ucap Sam.

" Tahu sangat tahu! Siapa yang tidak mengenal Lady Samanun Anuntrakul ", ucap Mon.

" Lalu kenapa kamu berani berbicara seperti itu kepadaku? ", ucap sam.

" Aku tidak peduli! Bahkan jika anda mau membunuh saya, saya akan berterima kasih pada anda ", ucap Mon lalu meninggalkan Sam yang terdiam menatapnya.

Yuki pun menggantikan Mon melayani Sam.

Setelah melahap makananya, sam pergi ke kamar mandi.
Namun ia mendengar suara tangisan dari bilik kamar mandi membuatnya merinding.

" Apa itu? Siapa yang menangis? ", ucap Sam dalam hatinya.

Sam yang berpikir itu hantu merubah pikirannya ketika melihat sepasang sepatu yang cukup usang.

Cukup lama sam memperhatikan sepatu itu hingga pintu kamar mandi terbuka dan matanya terbuka lebar melihat sang pemilik sepatu keluar.

Keduanya saling menatap tajam, sampai akhirnya Mon memilih mengabaikan sam dan keluar dari kamar mandi.

******

Sam berbaring diranjangnya namun bukannya tidur, Sam kembali memikirkan wajah Mon yang tampak kacau.

" Arrghh aku bisa gila kalau seperti ini ", ucap Sam kesal.

Sam mencoba mengatur nafasnya lalu sejenak memejamkan matanya dan lagi wajah Mon muncul dalam ingatannya.

" Ya Tuhan... Kenapa aku terus memikirkan gadis itu? ", protesnya kesal.

Sam bangkit dari ranjangnya dan memilih berjalan jalan dipinggir kolam renangnya menikmati suasana malam yang  begitu dingin.

" Ekspresi gadis itu mengingatkanku ketika usiaku sama sepertinya ", ucap Sam.

Sam mengingat kembali masa lalunya disaat usianya masih muda namun sudah diberi tanggung jawab besar setelah kepergian Ayahnya.

Dan semenjak saat itu, hidup Sam seperti burung dalam sangkar.
Ingin mengeluh tapi pada siapa?
Ingin melarikan diri tapi kemana?
Ingin bunuh diri tapi ia takut mati.

Sam hanya ingin menjadi seekor kupu kupu yang terbang bebas.
Namun nasibnya harus menjadi seekor burung yang hidup dalam sangkar.

BUTTERFLY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang