BAB 40

408 52 0
                                    

"Ngomong Hoon! Anak gue kenapa?! Dari kemarin setelah pulang purnawidya kok jadi demen senyum-senyum sendiri dia?! Kesurupan lagi, kah? Gue gak berani deketin woy!! Cepet panggilin ssaem lo yang bisa ruqyah itu!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ngomong Hoon! Anak gue kenapa?! Dari kemarin setelah pulang purnawidya kok jadi demen senyum-senyum sendiri dia?! Kesurupan lagi, kah? Gue gak berani deketin woy!! Cepet panggilin ssaem lo yang bisa ruqyah itu!"

"Wait Pa... kepala mantan menantu puyeng... huwek!"

Plak!

Jihoon hampir saja mual karena Taeyang dengan sadisnya mengguncang pundaknya dan menampar sisi wajahnya.

"Ndasmu." Taeyang kembali memikirkan cara untuk 'mewaraskan' Junkyu.

Dari kemarin, Junkyu selalu bertingkah aneh. Dia tidak sengaja selalu terpergok Taeyang sedang tersenyum sendirian dengan menghadap cermin. Jika ditanyai ada apa, dia hanya bilang kalau dia senang sudah lulus dan tidak sabar mempersiapkan diri untuk tes masuk universitas Waiji.

Bukan apa, tapi jujur Taeyang takut dan tidak yakin kalau hanya itulah alasannya. Senyumnya itu loh aneh! Ngapain coba senyum-senyum sendiri sambil liat cermin? Terus mesem-mesem, berakhir ketawa malu-malu sendiri.

Fix gak waras.

"Jihoon kenapa, Pa?" Mendengar ribut-ribut di ruang tamu, Junkyu segera menunjukkan eksistensinya untuk melihat. Bukan melerai.

"Gatau, hamil paling." Taeyang angkat bahu.

Jihoon menatap nyalang pada Taeyang. Sekate-kate nih aki-aki. Eh betewe, ngomongin hamil...

Jihoon tidak jadi nyolot ke Taeyang dan beralih pada Junkyu yang mengusak rambutnya yang basah menggunakan handuk. Sepertinya baru selesai mandi.

Nih anak gapapa, kan?

Tiba-tiba saja Jihoon teringat pada Haruto, laki-laki brengsek yang dengan asunya menggagahi Junkyu. Andai saja Junkyu tidak menahan dirinya, pasti sudah sampai UGD itu animal satu.

Namun, Junkyu tidak menunjukkan tanda-tanda apapun seperti orang hamil pada umumnya.

Iyalah, dia kan cowok, batin Jihoon. Syukur, deh. Weks, readersseu pada tinggi ngarepnya.

"Lah, Papa gatau posisinya Jihoon itu seme?" tanya Junkyu, memecah lamunan Jihoon.

"Gatau dan gamau tau. Gak penting," jawab Taeyang tanpa hati.

"Kejam nian."

"Udahlah, ini kamu ngapain kesini? Udah punya pacar juga masih ngacir ke uke lain. Didamprat Hyunsuk hyung nanti nanges," lerai Junkyu.

"Lah, Jihoon punya pacar? Kok bisa?" Taeyang shock. Kali ini beneran.

"Kyu, Papa Taeyang ada dendam kesumat apa, sih ke gue?" Jihoon beralih pada Junkyu. "Betewe, lo kan temen gue anjir. Ya wajar kalo gue main ke rumah lo."

"Hmm... mungkin gara-gara kamu sering mampir kesini buat numpang sarapan?" tebak Junkyu.

"Bapak sama anak sama aja, ya?"

Babysitter || HaruKyu Treasure [ END ]Where stories live. Discover now