3. Just Gavin

274 19 1
                                    

Banyak yang datang, hebatnya hanya kamu sang pemenang - 𝐀𝐲𝐥𝐢𝐧 𝐀𝐞𝐥𝐚𝐧

🌹

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

"Untuk apa terus memaksa.."

Suara merdu Aylin terdengar menyapa telinga seluruh siswa yang berada di ruangan seni sore ini.

Diiringi dengan piano yang dimainkan oleh Elgara. Ketua ekskul seni paduan suara.

"Bertahan hanya terluka.."

Aylin memejamkan mata, mencoba menghayati makna lirik dalam lagu tersebut.

"Rasa kita tak lagi sama
Tak lagi saling cinta.."

Tangannya beberapa kali menggantung di udara, sesekali juga ia letakkan di dada, tepat dimana ia merasakkan sesak.

"Memang kita telah lama..
Namun apalah artinya..
Cinta tapi tersiksa..
Takkan nyaman jalannya.."

Gadis itu kini membayangkan wajah lelaki yang beberapa tahun ini mengisi hati dan fikirannya.

"Jangan dipaksa..
Bila semua telah berbeda..
Untuk apa pertahankan..
Jika kita tak sejalan..
Jangan salahkan..
Untuk semua kenangan..
Perpisahan ini..
Pilihan yang terbaik.."

Aylin mengambil nafasnya dalam, rasanya semakin sesak, juga desakan sesuatu yang meronta memaksa keluar..

"Buat apa masih bertahan..
Jika terus terluka..
Nyatanya hati telah beda..
Biarkan ku pergi tuk bahagia hooo.."

Suaranya semakin lirih kala membayangkan bagaimana perlakuan orang-orang sekitarnya.

Airmata yang susah payah ia tahan akhirnya menghambur keluar dengan derasnya.

"Jangan dipaksa..
Bila semua telah berbeda..
Untuk apa pertahankan..
Jika kita tak sejalan..
Jangan salahkan..
Untuk semua kenangan..
Perpisahan ini..
Pilihan yang terbaik.."

Ia keluarkan emosinya melalui lirik lagu yang menggambarkan dirinya saat ini.

Ini salahnya karna memilih latihan dengan lagu galau.

"Untuk apa pertahankan..
Jika kita tak sejalan..
Jangan salahkan..
Untuk semua kenangan..
Perpisahan ini..
Pilihan yang terbaik..
Pilihan yang terbaik.."

Aylin menurunkan mic di tangan kanannya, sorak sorai dan tepuk tangan menggema memenuhi ruangan kala melihat penampilan Aylin yang tampak sangat menjiwai dan juga menyentuh hati, terbukti dari beberapa siswi yang juga tampak mengeluarkan air matanya.

Elgara yang sedari awal memperhatikan Aylin dan menatapnya khawatir lantas berjalan ke arah Aylin dengan cepat. Ia memegang kedua pundak Aylin dan menatapnya intens, "Lo gapapa, Ay?" Pertanyaan itu terdengar khawatir, andai saja yang bertanya adalah Gavin, sudah pasti Aylin akan memeluknya saat ini juga.

"G-gue gak papa, gue izin ke toilet." Aylin bergegas ke toilet tanpa menunggu Elgara menjawab.

Ia masuk ke salah satu bilik, duduk diatas toilet duduk seraya memeluk kakinya yang ia tekuk, ia menangis sejadinya disana.

Ia pukul beberapa kali dadanya yang semakin sesak. Tidak! Aylin tidak suka saat dirinya menjadi lemah seperti ini!

Beberapa menit berlalu, tanpa mau membuat teman ekskul nya khawatir karna pergi terlalu lama dan setelah memenangkan dirinya Aylin kembali ke ruangan seni.

AYLIN : BAD DESTINY'sWhere stories live. Discover now