CHAPTER 03

9 5 1
                                    

"Yang tidak ditakdirkan, akan menemukan cara untuk hilang."

___________________________________

___________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

"Ibu besok aku ada pertandingan basket antar kampus, aku harap ibu bisa datang ke pertandingan aku biar aku bisa semangat tanding nya." ucap Alister meminta Meranti untuk datang ke pertandingan basketnya besok.

"Ibu engga ada waktu buat datang ke acara yang engga penting kaya gitu, buang-buang waktu ibu aja." balas Meranti menolak permintaan anaknya, karena baginya itu membuat waktunya saja.

"Sampai kapan ibu ngabaikan aku, aku kaya anak buangan aja ibu engga pernah peduli sama aku sejak dulu, dimata ibu selalu kakak yang ibu banggain sedangkan, aku ibu engga pernah banggain aku sedikit pun."

"Jelas ibu selalu banggain kakak kamu, karena dia jauh lebih sempurna daripada kamu, kamu itu engga sebanding sama Alvaro."

"Harus dengan cara apa lagi bu, biar ibu bisa nganggep aku sebagai anak."

"Jadi anak ibu itu harus serba sempurna lihat kakak kamu Alvaro dia anaknya sempurna lebih pantes jadi anak ibu engga kaya kamu. Ibu nyesel udah ngelahirin kamu harusnya Alvaro yang ibu lahirin bukan kamu dasar anak sialan!!"

"Ibu.. ibu berubah semenjak alvaro ada dihidup kita."

"Kamu jangan pernah nyalahin Alvaro karena Alvaro engga pernah salah harusnya kamu itu mati!! Masuk kamar sana ibu engga akan ngasih jatah makan buat kamu malam ini."

"T-tapi bu aku laper dari tadi pagi aku engga makan."

"Ibu engga peduli sudah masuk kamar sana, ibu muak lihat muka kamu."

"Ibu i home" panggil seorang laki-laki yang ternyata Alvaro kakak angkat dari Alister.

"Sayang udah pulang."

"Iya bu Alvaro udah pulang."

Alister hanya berdiam diri saat, melihat ibu dan kakaknya yang begitu akrab tidak dengan dirinya dia bagaikan benalu pada keluarga mereka dia tidak pernah dianggap oleh keduanya.

"Ngapain masih disini sana masuk kamar cepet."

"Lo engga denger apa kata ibu masuk kamar buruan!!"

"I-iya aku masuk kamar."

Laki-laki itu pun segera berjalan menuju kamar dan meninggalkan ibu dan kakaknya itu.

Antara Takdir Dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang