Komunikasi

77 17 27
                                    

"Ada yang kangen mas disini?"
.
.
.

Awan mendung hitam mulai melanda daerah kampus. Disertai angin kencang yang mirip dengan badai abnormal, hanya saja ini adalah hujan badai biasa. Tidak begitu berbahaya karena berdasarkan kalkulasi mesin detektor cuaca dari laboratorium jurusan geografi.

Tidak lama dari itu, hujan pun langsung turun dengan deras. Aktivitas kampus terpaksa dihentikan untuk sementara. Semua mahasiswa/i diminta pihak keamanan kampus untuk tetap berada di kamar asrama masing-masing.

Mitsuri baru saja selesai menyeduh air panas ke ramen instannya. Selama menunggu ramennya matang, wanita yang biasa girang itu murung sambil memandang pemandangan di luar jendela yang gelap. Dia mungkin senang mata kuliah siang dibatalkan, tapi disisi lain dia langsung memikirkanmu diluar sana.

Meskipun Kyojuro sudah menjamin keselamatanmu, tetap saja Mitsuri khawatir.

"Kira-kira, (y/n)-san dengan Profesor Rengoku lagi apa ya sekarang? Aku jadi khawatir" satu tangannya menopang dagu

Disisi lain, lebih tepatnya gedung asrama laki-laki, para penghuninya membuka pintu kamar masing-masing agar bisa saling menghabiskan waktu seperti mengadakan pesta kecil. Bahkan Muichiro yang dikenal pendiam juga ikut melakukannya, agar ada yang bisa bermain Nintendo Switch bersamanya.

Namun, kebersamaan hampir satu gedung itu tidak dinikmati semuanya. Terdapat beberapa penghuni yang memilih tidak membuka pintu kamarnya sama sekali. Di sebuah kamar yang auranya begitu tenang, seorang pria muda lebih memilih asik menyendiri.

Pria itu sekarang sedang menyemprotkan tanaman pot yang dipasang dekat jendelanya. Kilat petir tidak menakutinya, yang ada dia malah menyukai pemandangannya. Baginya itu indah...

Sambil bersenandung, pria itu tersenyum memandang tanamannya yang terbilang mulai layu itu. Dia sengaja menyemprotkan banyak air sedikit demi sedikit untuk melihat tanaman tersebut mati.

"Ayo~ cepatlah mati~ kalian tidak layak hidup di dunia yang kejam ini~"  ucapnya terkekeh riang

Kilat dan petir langsung muncul lagi, menyebabkan listrik di gedung asrama ini mendadak mati. Kegelapan tidak membuatnya ketakutan seperti penghuni lainnya yang sedang kebingungan dan penuh dengan suara pertanyaan. Pria itu hanya tertawa kecil dan langsung menghidupkan senter.

Pintu kamar mendadak terbuka cukup keras. Namun penghuni kamar tidak terkejut sama sekali, dia tahu dirinya sedang kedatangan tamu. Pintu tersebut langsung ditutup kembali oleh yang seseorang yang berkunjung itu. Tanpa basa-basi, tamu itu langsung melangkahkan kakinya untuk mendekati sang penghuni kamar.

"Oalah~ tumben banget lho kamu datang. Jangan-jangan kangen aku ya? Senang deh ada tamu~" ucap penghuni kamar yang diketahui adalah Dom sambil berdiri dan menyengir. Lalu dibalas suara mendecih oleh tamu tersebut

Seorang pria misterius berjubah dari kepala hingga betis mulai menggeram melihat Dom yang berperilaku seperti biasanya. Dia tahu segala hal tentang pria itu penuh dengan kepalsuan.

"Aku kemari bukan karena merindukanmu, Tuan Mulia mengutusku karena sudah begitu lamanya kau disini. Juga, belum ada informasi yang diterima beliau..." geram pria misterius itu

"Oh oh aku ngerti. Tenang aja kok, aku sudah mendapatkan sedikit informasi~ etto... Ura dan Uru-" Dom tidak memiliki kesempatan untuk menyelesaikan ucapannya, karena mendadak dicekik oleh rekannya

"Aku juga ingin menyampaikan sesuatu padamu... Tuan Mulia adalah penyihir... bukan dukun... katakan pada dua belutmu yang dinamai dengan nama yang jelek itu olehmu"

"Uwahh- aku s-suka gayamu- Akh-!" Cekikan itu semakin dikuatkan sehingga Dom tidak bisa berbicara

Genggaman tangan di leher rekannya dilepaskan. Selama Dom batuk dan mencoba untuk mengambil napas, pria berjubah itu hanya memandang remeh. Dia tidak peduli dengan Dom, yang dipedulikannya adalah misi ini.

Miracle Scales (Rengoku Kyojuro x Femreader)Where stories live. Discover now