Chapter 25

281 42 2
                                    

Mereka mulai bertengkar. Tidak ada satupun yang mengalah. Saling menuduh meskipun sudah jelas (y/n) yang salah. Dia tetap keras kepala bahwa dirinya tidak salah dengan alasan dia tidak benar-benar membunuh Jean. Buktinya lelaki itu masih hidup sampai sekarang.

Sementara Jean mulai naik pitam. Urat lehernya sampai menonjol di balik kulit. Sudah lama dia tidak semarah ini kepada orang lain kecuali dengan Eren yang saat ini entah berada dimana. Hanji diam memperhatikan. Dia mengamati dengan tenang interaksi dua anak muda dihadapannya.

Dia tak berniat untuk melerai. Dia membiarkan agar dua orang itu bisa saling mengeluarkan emosi dan sifat aslinya masing-masing. Sehingga, besar kemungkinan mereka bisa akur dikemudian hari. Tetapi, membiarkan sama saja membuat suasana semakin ricuh.

(y/n) berdiri menendang kursi.

"Maaf!" dia berteriak. "Butuh berapa kali aku mengucapkannya hingga kau puas?"

"lebih banyak lagi!"

Dan dia mengulanginya sampai puluhan kali.

(y/n) tidak pandai menahan emosi. Dia mudah meluap-luap sampai lupa dengan sekitarnya. Cara dia berbicara terdengar kasar dan ala kadarnya. Mengingat dia tinggal sendirian di waktu yang cukup lama sampai bertahun-tahun. lidahnya kaku karena jarang digunakan. Ekspresinya jarang terlihat senang dan selalu murung bahkan lebih ke kesal sepanjang waktu.

(y/n) berdiri mengikuti kerah bajunya yang ditarik. Jean yang menariknya.

"sebenarnya, apa maksudmu kau ingin membunuhku?"

"balas dendam."

"untuk siapa?"

"Rowan." (y/n) menatapnya tajam. "kalian telah membiarkannya mati."

Jean mengerutkan dahi tidak mengerti. Selama dia bergabung dengan pasukan pengintai tidak ada kejadian organisasi ini membiarkan pasukannya mati sia-sia. Mereka semua mati terhormat untuk penyelidikan titan.

"apa maksudmu?"

"kau tidak akan pernah mengerti. kalian yang tinggal di dalam tembok rose hidup keenakan. Sementara Yang Tertinggal hidup luntang-lantung menunggu ajal pun rasanya tidak mengenakan."

Bolehkah, Jean memukul wajah perempuan di depannya sekarang? Dia menganggap dirinya menjadi korban yang menyalahkan pasukan pengintai. Seperti namanya pasukan pengintai hanya bertugas di luar dinding bukan di dalam dinding. Ketika runtuhnya tembok maria, sesuai kabar yang Jean dapatkan selama menjadi kadet. Pasukan pengintai sedang melakukan misi di luar dinding.

Yang menjadi masalahnya saat ini adalah (y/n) mengartikan semua orang yang memakai seragam militer adalah pasukan yang bertanggung jawab ketika titan menyerang. Yang membantu semua warga untuk mengungsi adalah pasukan penjaga bukan pengintai.

Mata (y/n) agak melebar mendengar penjelasan itu. Tetapi hanya sesaat saja. Ada sekelumit rasa malu yang bersarang didalam dadanya. Dengan cepat diabaikan. Dia masih berperinsip semua pasukan tetap sama.

"yang penting kau tidak jadi mati, kan." ucap (y/n) seenaknya tanpa rasa bersalah.

Dan itu membuat Jean semakin geram. (y/n) sampai berjinjit karena Jean semakin tinggi menarik kerah bajunya.

Mata Jean melotot tidak percaya dari perkataan (y/n) barusan. Pukulan parang yang mengenai kepalanya memang hanya membuatnya pingsan tidak mati. Dan meninggalkan bekas memar parah di kulit kepalanya. Tapi.., seandainya dia benar-benar mati...

"kau ini tolol atau bego?" ucap Jean geram. "Membedakan dua pasukan beserta tugasnya pun tidak bisa dan dengan mudahnya kau lampiaskan dendammu kepada kami?"

Coureuse (AOTxReader)✔️Where stories live. Discover now