4. Laut

1.1K 96 4
                                    

Senin, hari yang identik dengan apel bendera. Tidak hanya identik dengan kegiatan apel bendera, juga matahari yang mendadak sangat panas. Berbeda dengan laki-laki bernama Lalu Laut Abumi Sastranagara. Banyak yang mengatakan bahwa namanya sangat aneh sama seperti tokohnya. Padahal mereka belum tahu sepenuhnya tentang hidup dan kepribadian Laut.

Laut masih berdiri tegak di saat siswa siswi mengeluh kepanasan. Hal itu tidak membuat Laut mengeluh, ini semua tidak seberapa dibandingkan dengan pejuang-pejuang yang telah rela mengorbankan nyawanya demi kemerdekaan Indonesia.

Kanara sangat kesal dengan buk Karin yang sedari tadi terus mengoceh, tentang sikap para siswa siswi dan ketidak kedisplinan para murid.

"Kalian seharusnya contoh Laut!!, selain rajin dia juga murid paling disiplin di SMANIC ini!" Ucap Bu Karin di sela-sela pidatonya.

Kanara mengusap kedua telinganya dengan kedua tangannya. Kalimat itu membuat kupingnya panas.

"Bisa tidak sehari saja buk Karin tidak menyebut nama Laut. Lama-lama otak gua dipenuhi dengan Laut, Laut, Laut!!!" Gumamnya.

Sudah hampir dua jam mereka berdiri mendengar ceramah buk Karin, hanya karena salah satu siswa kedapatan tidak memasukkan baju saat apel berlangsung.
Setelah menghabiskan beberapa jam, upacara diakhiri, siswa siswi bersorak bahagia.

Laut tak acuh, berjalan pelan ke kelas seni ruang 1a. Hari ini Atra absen, Laut tidak masalah malahan Ia senang karena Atra selalu saja mengganggunya, bisa dibilang bebannya.

"Wee culun tungguin gua!!!"

Laut berbalik berdesis, menautkan kedua alisnya. Ide yang sangat jahil terlintas di kepala Kanara, Ia mengisyaratkan agar Laut mengubah posisi berdiri menjadi menjongkok.

Laki-laki itu menghela nafas kasar, pasrah dan mengikuti instruksi Kanara. Gadis itu tersenyum jahil setelah Laut menjongkok lalu mendongak, kemudian Kanara menyentil kening cowok itu dengan keras, Kanara tertawa lepas dan berlari pergi sebelum kena amuk.

"Hahaha, kena juga lo"

Laut mengusap keningnya, meringis kesakitan. "Cewek gila!"

Ada-ada saja kelakuan yang dilakukan oleh Kanara. Bukannya Ia terhibur malah kesal. Tanpa sadar ada seorang yang memperhatikan mereka sedari tadi yaitu Tian. Tian mengepalkan kedua tangannya, mati-matian menahan kesalnya.

"Gak ada yang boleh gantiin posisi gua di hati Kanara!" Ucapnya.

Tepatnya di ruangan bernuansa serba putih, dengan banyak lukisan yang tertempel di dinding, disanalah sekarang Laut. Laki-laki itu sangat suka melukis.

DEGG

Tiba-tiba dadanya terasa sangat sakit.

Laut jadi teringat dengan perkataan dokter Erina kepada dirinya, saat cowok itu pergi memeriksa.

"Kamu harus kuat Laut, kita sembuhin sama-sama" ucap dokter Erina menyemangati Laut.

Laut menghela nafas kasar, Ia mengambil kuas tersebut lalu mulai melukis hal yang Ia rasakan saat ini. Percayalah bahwa setiap penyakit selalu ada obatnya. Allah SWT tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya. Ia hanya perlu berpikir positif dan bangkit dari keputusasaan.

"Gua harus sembuh!, gua gak mau orang-orang mandang gua dengan kasihan"





****

Bahan makanan dirumahnya habis, yang membuat Kanara harus pergi ke supermarket terdekat. Selesainya membeli sayur-sayuran, dengan segera Ia menaiki sepedanya untuk pulang.

DIA LAUT Donde viven las historias. Descúbrelo ahora