1

515 33 0
                                    


⚠️⚠️Warning!! Warning!!⚠️⚠️


Cerita ini banyak kekurangan, plot hole, typo bertebaran, belum lagi kesalahan grammar dan gaya penulisan yang berubah sesuai mood yang nulis__aku.

Take your chance and leave buat yang pengen cerita wow dan perfect, karena nggak mungkin didapetin disini.

Aku buat ini cuma buat seneng-seneng aja jadi mari kita sama-sama having fun.


▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️









It's freezing
that I sneezed
You

__ K









1 week before that dumbass dare

Arwina Larasati, gadis berambut pendek itu mengedarkan pandangannya mencari sahabatnya yang sudah lebih dulu pergi ke kantin karena dia harus menyelesaikan urusannya dahulu di kamar mandi.

Damn, gue harus nyari di lantai satu atau dua..... mana nggak bawa hapeee, bodoh banget sih lo, wiinnnn!!, rutuknya sambil terus celingukan sebelum bahunya ditepuk oleh Neeza, salah satu sahabat karibnya.

"Eh, elo dari tadi di teriakin juga, malah bengong cantik!" Tegurnya.

Wina yang hampir frustasi langsung memeluk lengan Neeza dan menaruh kepalanya di bahu sahabatnya itu, "maaf cantik, kantin berisik banget soalnya. Kepala gue penuh."

Neeza berpura-pura sebal sambil menuntun Wina menuju meja yang ditempati dua gadis cantik lainnya di samping jendela timur yang menghadap ke taman sekolah.

Taman tersebut indah dengan pohon rindang, bunga-bunga dan bonsai yang dibentuk secantik mungkin mengikuti konsep organisasi pengurus kebun sekolah dan pembinanya. Singkatnya, kebun sekolah mereka bisa berganti tema sesuai keinginan member organisasi tersebut, bisa tema oriental, alice in wonderland, harry potter saat halloween, dsb.

Kebun sekolah dan kantin sekolah mereka terkenal dan sering di sewa untuk acara-acara tertentu seperti syuting, arisan, reuni, pokoknya yang bisa dijadikan pemasukan untuk biaya ganti tema deh.

"Lunch under that tree kayaknya novel banget gak sih? Kuy, pindah" ajak Wina yang mendapat anggukan tanpa penolakan dari kedua temannya.

"Kalian kesana dulu aja, sekalian nempatin bangku" putus Neeza pada Kath dan Wina "Gue sama gigi yang pesen. Bubayyy!."

Gigi yang ditarik paksa hanya bisa pasrah, karena peraturannya kalau mau pesan ready made lunch or snack dari kantin, mereka setidaknya harus memesan 15 menit sebelum bel istirahat berbunyi karena diatas itu petugas kantin sibuk melayani siswa lain.

Tentu saja akses aplikasi untuk pelayanan VIP tersebut tidak bisa didapat semua siswa, hanya segelintir siswa saja yang bisa memilikinya. Money was never everything in life but everything needs money, period.

Di atas langit masih ada langit dan peraturan sejatinya ada untuk dilanggar. Jasson, si paling VVIP di sekolah karena memang Kwangya High School ini salah satu sekolah yang dinaungi yayasan milik keluarganya, punya dapur dan koki pribadi yang bisa dia request kapanpun dia dan sahabatnya lapar. Tapi tidak jarang juga mereka bergabung dengan siswa lainnya di kantin publik bila sedang bosan kumpul di basecamp milik mereka yang ada di sekolah.

Kata Jere, Kehidupan sekolah itu cuma sebentar, nikmatin aja, seindah-indahnya.








▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️









Kath kira mengakhiri kegiatan home schooling dan mulai masuk sekolah biasa itu bakal bikin dia happy karena kata Jeffrey, Abangnya yang meskipun kadang tengil dan suka nge bug, kehidupan remaja ya harus dialamin saat masih jadi remaja. Sekolah di SMA juga salah satunya, karena ga mungkin kita bakal balik jadi murid SMA pas udah umur 30 tahunan. Yah, kecuali ada alasan khusus yang biasanya cuma ada di drama.

"Oh, kathrine" keluh seorang remaja di belahan dunia lain yang sedang berbincang dengan Kath melalui telefon "that design was gorgeously gorgeous!! How can a human even has that perception to construct that? Brilliant!!"

Kathrine hanya bergumam ringan menanggapi kehebohan salah satu rekan bisnis yang juga temannya itu. Vallery biasanya akan mulai overly dramatic kalau sedang kelebihan gula, jalan aman satu-satunya adalah membiarkannya asal tidak membahayakan.

Kathrine tinggal di Aussie sejak kecil dan baru mulai tinggal di Indonesia tahun lalu dan memutuskan untuk home schooling karena malas bersosialisasi dengan lingkungan baru dan kenyamanan adalah hal terpenting baginya. Tapi, berkat bujukan maut Jeffrey, dia akhirnya mendaftar di sekolah private milik keluarga Anderson semester ini.

Berdiri di depan gedung jurusan MIPA yang bersebelahan dengan gedung Jurusan Bahasa untuk menunggu jemputan adalah salah satu kegiatan rutinnya setiap pulang sekolah kalau sedang tidak ada jadwal main dengan ketiga sahabatnya yang lain.

Sebenarnya dia bisa menunggu di dalam gedung atau sekitaran gedung yang masih ada atapnya untuk menghindari matahari, tapi Lody, personal assistant-nya bilang dia dan Andre, sopirnya sebentar lagi sampai jadi disinilah mereka, menunggu jemputan. Tunggu, mereka??

Kathrine menoleh pada siswa yang baru datang dan langsung berdiri di sampingnya dengan heran. Did we know each other? Did I know him, or did he has some bussiness to talk about?

Shit, she just minding every little thing in life overly much. Ternyata cowok tadi cuma berdiri sebentar lalu masuk ke dalam mobil saat pintunya terbuka, yang tanpa Katherina sadari berhenti di depannya saat cowok tadi sampai disampingnya.

"Achooo!!" damn, it freezingly cold suddenly. "Halo, Lody, kalian udah sampe mana?." Kath semakin ingin cepat sampai rumah lalu berendam dengan air hangat bila tidak mau terkena flue.







▪️▪️⚫️⚪️⚫️▪️▪️








Tbc









With Love,
110223

Kwangya High [ ✓ ]Where stories live. Discover now