❛ PROLOG ❜

79 10 1
                                    

BUGGH!! BUGGH!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BUGGH!! BUGGH!!

Sepasang kaki milik seorang pemuda berseragam SMA tampaknya masih belum puas untuk menendang tubuh pemuda lain yang menggunakan seragam sama, mungkin tak sama lagi karena kini banyak jejak sepatu di seragam putihnya. Ya tentu ulah si pembully itu. Pembully?

Pemuda yang kini tampak lemah dan tersungkur di atas dinginnya lantai lapangan basket itu hanya mampu memegangi perutnya tanpa sedikitpun niatan untuk melawan. Dirinya lebih memilih bungkam dari pada harus merasa sakit lagi.

Siswa yang menendangnya itu akhirnya memilih berjongkok dan menatap remeh mangsanya.

"Udah? Segitu aja kekuatan lo?" ucap pemuda bernametag Kim Jihoon itu.

Dengan sudut mata yang agak lecet, pemuda lemah itu melirik ke arah jihoon.

"Ji.. C-cukup. K-kita harus p-pulang. Ini u-udah lewat jam.." ucap pemuda lainnya dengan terbata-bata.

Jangan lupa dengan sudut bibirnya yang bisa dibilang sedikit robek dan mengalir darah segar.

"Apa? Kita? Hahaha, lucu lo kim junkyu." jihoon tampak tertawa remeh.

"Bukan kita, tapi gue doang." setelah bicara singkat, jihoon meninggalkan saudara tirinya bernama kim junkyu itu.

"Tunggu! J-ji!" junkyu mencoba berdiri meski sakit di perutnya begitu menusuk akibat tendangan keras yang dihujami oleh jihoon tadi.

Jihoon sengaja berlari cepat menuju parkiran. Dimana supirnya sudah menunggu kedatangan jihoon dan juga junkyu tentunya. Setelah sampai, jihoon langsung masuk dan mengunci pintu mobilnya.

"Sore den-"

"Cepet."

"T-tapi, den junkyu-"

"Dia ada ekskul, udahlah nanti aja jemput. Bacot banget."

Sang supir hanya mampu menghela napas dan menuruti perkataan tuannya itu. Ini bukanlah yang pertama kali, tapi sudah kesekian kalinya jihoon melakukan hal ini. Kadang supir keluarga Kim ini ingin sekali menentang, tapi apa daya. Jika jihoon sudah bertitah, bahkan sang ibunda pun tak mampu menolak. Apalagi dirinya yang sebatas supir bukan?

"Baik den jihoon.."

Mobil pun melaju keluar area sekolah. Meninggalkan junkyu yang baru saja menginjakkan kakinya di parkiran. Junkyu menatap nanar mobil keluarganya yang menjauh. Dan sekali lagi meninggalkannya akibat ulah saudara tirinya itu.

Bukannya tak mampu untuk sekedar membayar taksi online. Masalahnya ponsel bahkan dompet semuanya di rampas jihoon tadi. Lalu harus bagaimana selain jalan kaki bukan?

"Sebenci apa sih lo sama gue ji? Gue salah apa?"

Itulah pertanyaan yang selama ini jadi tanda tanya besar dipikiran junkyu. Bahkan saat menginjakkan kaki di jenjang sekolah menengah atas pun, pertanyaan itu belum ia temukan jawabannya.

Kenapa jihoon benci junkyu?

•••••

Cast°°

Kim Junkyu

❝Nanti lo maafin gue kan ji?❞

❝Nanti lo maafin gue kan ji?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kim Jihoon

❝Jangan harap kata maaf bakal gue lontarin buat lo bangsat!❞

❝Jangan harap kata maaf bakal gue lontarin buat lo bangsat!❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tokoh akan bertambah seiring berjalannya cerita. Kalaupun ada perubahan nama asli, marga, atau umur dan sebagainya, dimohonkan permaklumannya.

Sorry Junkyu..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang