6. Laut

942 88 3
                                    

Untuk hari ini, lukisannya laku. Laut sangat senang Ia bisa membelikan pakaian dan makanan untuk Kahfi dan anak jalanan lainnya.

"Makasih banyak pak" Regir menyondorkan uang lembaran berwarna merah tersebut kepada Laut.

"Sama-sama, lain kali bawa lukisan yang banyak. Satu lukisan seratus ribu sama seperti biasanya tidak ada kenaikan" walaupun hanya seratus ribu, menurut laut itu sudah banyak. Laut tersenyum dan mengambil uang tersebut. Kemudian beranjak pergi kesebuah toko serba murah. Mungkin tidak banyak yang bisa Ia berikan namun laut berharap ini semua bermanfaat bagi mereka, agar nanti mereka ikut mengenangnya ketika Ia sudah tiada.

Selesainya dari toko serba murah, laut beranjak berjalan ke arah lorong gedung yang disana terdapat lima anak jalanan yang terlantar. Bukan untuk tidur saja mereka menggunakan kardus.

"Kak laut...." Teriak Kahfi diikuti oleh keempat teman-temannya. Ketika kehadiran laut berada di antara mereka, entah kenapa dia membawa kebahagiaan. seakan-akan laut adalah orang yang dikirim tuhan untuk membantu kesulitan mereka.

Laut memeluk Kahfi, sudah tiga hari Ia tidak menemui mereka. Karna kesibukan berkerja tanpa henti. Sepulang sekolah Ia bekerja di perpustakaan dan malamnya Ia mengubah profesinya menjadi seorang pedagang Kuota.

"Kak laut ada bawain sesuai untuk kalian"

"Horeeeeeeeeee"

Laut menyondorkan bingkisan berwarna putih tersebut kepada kelima anak didepannya. Dengan senang hati Kahfi menerima baju pemberian laut.

"Makasihhh kak laut" seru Kahfi dan teman-temannya.

"Sama-sama" ucap laut tersenyum sembari memakaikan baju-baju yang Ia beli untuk mereka berlima. Mereka semua masih terbilang anak keci,l yang baru berusia lima tahun sampai enam tahun.

Selesainya Ia menjenguk anak-anak jalanan. Sekarang saatnya laut untuk pulang, banyak pekerjaan yang harus Ia selesaikan salah satunya mencuci piring. Belum lagi obatnya belum sempat Ia minum. Bahkan dadanya pun sekarang sudah mulai terasa sesak, karna berlari sepanjang perjalanan.

Sementara itu kanara mencoba menghilangkan kebosanannya dengan bersepeda. dirinya sangat bosan dirumah, maka dari itu kanara berinisiatif untuk jalan-jalan malam saja. Ini akan mengurangi rasa setres nya akibat ulah sang ibu.

"Kapan yah gua bisa bahagia, kayak temen-temen gua" ucap kanara pasrah.

****


"Anak-anak minggu depan kita akan praktek melukis, jadi ibu harap kalian menggambar dengan bagus dan serius!!. Jangan sampai kalian menggambar hal-hal yang aneh seperti minggu lalu." Kata buk Rina.

Sudah sering Ia mengalami minggu lalu di kelas IPS, menggambar hal-hal yang luar biasa. Buk Rina melonggo ketika salah satu muridnya menggambar pak bendel, yang menurutnya mirip ondel-ondel.

"Baikkk buk...." Ucap seluruh siswa-siswi.

Kanara memutar bola mata malas. Bisa tidak?, guru ini absen mengajar satu hari saja, Ia sangat membenci guru itu karena selalu mengomelinya.

Mata pelajaran seni selesai. Para siswa-siswi kelas IPS berbondong-bondong keluar kelas, berjalan kearah kantin. Terkecuali Kanara, buk Rina sengaja menghadang gadis itu di ambang pintu kelasnya. Lalu melipat kedua tangannya dengan wajah yang tidak bisa Ia artikan.

"Kecuali kamu, Kanara!"

Kanara menautkan alis, "mau apa lagi sih ni guru? bosan-bosannya nyiksa gua?!" batin Kanara.

DIA LAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang