9. Laut

763 81 7
                                    

Cinta sejati selalu berada ditempat yang indah,yang pasangannya saling percaya dan tidak akan pernah terpisahkan walau badai menghadang. di bawah senja laut berdiri, ombak pantai mulai surut pemandangan air laut adalah hal yang paling Ia sukai. Terlebih dengan suasananya yang sepi. Selain itu, dari segi fotografi laut juga bisa menjadi latar belakang favorit untuk berfoto. Rasanya kurang lengkap jika berwisata di alam tanpa mengunggah foto berlatar laut.

Laut duduk sembari mengeluarkan gitarnya, satu lagu Ia lantunkan yang berjudul 'Sial by mahalini'.Tidak ada yang lebih indah daripada melihat kegigihan laut yang menolak berhenti mencumbui bibir pantai, meski berkali-kali harus menjauh terbawa arus. 

"Masalah hidup seperti ombak di tepi pantai. Ia akan datang, tapi pada saatnya, ia akan pergi."

Hanya inilah yang bisa laut lakukan untuk mengungkapkan kegundahan dalam hatinya. Setelah pernyataan tentang kanara yang tidak mencintainya, Ia merasa sangat sedih dan kecewa. Tidak seharusnya Ia sedih karna dirinya juga tidak berhak.

"Sepertinya ini bukan prasaan cinta, namun hanya sebatas kagum" Gumam laut.

Pemandangan senja sangat indah, kenang-kenangan tentang kehidupan semasa kecilnya terus berputar dalam memori otaknya. Ia merindukan sosok Kakek dan neneknya. Kangker nya sudah mencapai stadium empat, hidupnya hanya tinggal beberapa bulan lagi. hal yang paling membuatnya ingin mengerah adalah ketika dokter Elina berkata kepadanya.

"Kangker stadium empat biasanya sudah tidak bisa disembuhkan." Pada stadium empat, hanya 22 persen penderita yang dapat bertahan hidup hingga lima tahun.

"Ada banyak orang yang harus aku bahagiakan sebelum aku pergi"

"Jika di beri kesempatan untuk hidup kembali di dunia ini. Aku hanya ingin bertemu dengan kedua orang tua ku" gumam laut, sembari menatap sendu kearah laut.

Selalu dipatahkan semangat oleh semesta kadang laut berpikir, kenapa tuhan sejahat ini kepadanya. Tetapi ternyata bukan tuhan yang jahat tetapi ini hanyalah ujian untuk dirinya.

****


Pagi ini laut full dengan kegiatan sehingga badannya terasa sangat sakit, bahkan hal yang laut takutkan mulai terjadi. Ketika Ia batuk di kamar mandi darah dari mulutnya keluar Ia mulai mimisan. Matanya mulai berkaca-kaca, keringatnya bercucuran sepertinya penyakitnya kambuh Ia harus cepat-cepat ke kelas dan mengambil obatnya. Namun, tidak mungkin Ia ke kelas dengan keadaan bajunya yang penuh dengan darah, yang keluar dari hidungnya. Kebetulan langkah seseorang mulai terdengar dengan luar sana. Posisi laut saat ini tengah berada di toilet umum Karna toilet khusus laki-laki sangat jauh yang membuat dirinya lelah untuk berjalan.

Kanara yang sangat kesal karna Dino menendang bola kearahnya dan membuat bajunya basah akibat genangan air lumpur tersebut. Sedari tadi kanara tak berhenti mengoceh, ocehannya itu mampu didengar oleh laut.

"Kanara itu Lo" ujar laut, dari dalam sana mereka hanya dipisahkan oleh dinding. Kanara menautkan alisnya Ia seperti kenal dengan suara itu tetapi siapa.

"Iya kenapa emangnya" kanara semakin penasaran dan mencari letak suara tersebut ternyata dibalik kamar mandi di sebelahnya.

"Ini gua laut, gua boleh minta tolong ambilin tas gua di kelas plis soalnya gua butuh banget." Pinta laut. Kanara bisa mendengar suara rintihan itu hal itu membuat kanara palik.

"I-iya sebenar gua ambilin" ucapnya lalu berlari menuju kelas laut. Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya Ia telah sampai di kelas laut, yaitu kelas seni 01.

DIA LAUT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang