Empat belas.

590 64 4
                                    

Masalah kamar mandi masih bisa gue toleransi dengan persetujuan, jika salah satu dari kita ingin mandi yang satu harus keluar kamar. Tapi- ada masalah lain yang membuat gue benar-benar ingin menjambak si Om.

"KENAPA KOPER SAYA ISINYA BAJU KURANG BAHAN SEMUA?"

Nah itu, GAK BISA GUE TOLERANSI!

Ingat kan koper gue siapa yang masukin baju-bajunya? OM JOHNNY! Ternyata dia hanya memasukan lingeri hasil dari kado pernikahan kita.

Kenapa sih cowok otaknya licik kalau soal selangkangan?

"OM JOHNNY MAU SAYA MASUK ANGIN HAH?" tolak pingganglah gue di hadapan si Om yang tengah cengengesan.

"Yasudah nanti kita beli baju saja disini jangan marah yaa..." alusss banget memang buaya darat kalau urusan merayu..

Sekilas ide konyol pun terlintas di otak gue. Oke, sepertinya gue akan membalas dendam agar si Om tidak seenaknya lagi.

"Yasudah sana beli! Saya mau mandi!" Oceh gue dengan jutek.

Si Om pun cepat-cepat mengambil dompet beserta jaketnya, "Saya ke toko sekitaran hotel, sepertinya di sana ada baju perempuannya.." jawab si Om seraya memakai jaketnya.

Hanya deheman respon gue, liat aja setelah ini om Johnny gak akan gue kasih ampun wkwk...

Setelah si Om pergi gue pun bergegas mandi karena setelah ini gue harus menjalankan misi rahasia. Tertawalah gue seperti nenek sihir.

Satu jam kemudian gue sudah siap dengan semua persiapan. Gue udah chat si Om kalau sudah mau sampai tolong chat gue balik. Dan dua menit lalu si Om bilang kalau dia udah di lobi hotel.

Gue pun langsung berlalari ke arah belakang pintu kamar karena dari sinilah aksi gue dimulai tidak lupa gue mematikan lampu dan hanya menyisakan lampu remang-remang di sisi kanan-kiri ranjang.

CEKLEK~~~~

"(y/n) WHAT kamu ngapain?" Om Johnny melongo melihat tangannya gue borgol

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"(y/n) WHAT kamu ngapain?" Om Johnny melongo melihat tangannya gue borgol. Dan yang lebih membuat Om Johnny tambah shock lagi adalah...

"Gimana Om penampilan saya?" tanya gue dengan pose se-seksi mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gimana Om penampilan saya?" tanya gue dengan pose se-seksi mungkin.

Tidak ada respon aktif dari si Om, dia hanya berdiri mematung dengan wajah yang memerah.

"Ini kan yang Om mau?" pancing gue seraya mengedipkan mata nakal, tidak lupa gue mainkan lidah gue di dalam mulut agar si Om semakin tergoda.

Majulah gue tepat di depan si Om, gue posisikan telapak tangan gue tepat di dada bidangnya. Mata kita saling bertemu.

"Hmm.." leguhan kecil sengaja gue keluarkan saat tangan gue mulai meraba rambut bagian belakang Om Johnny. Tidak ada penolakan, justru sorot matanya meminta gue lebih.

Beberapa saat gue menarik tangan si Om menuju sofa samping ranjang. Gue dorong perlahan membuat si Om jatuh terduduk. Tanpa basa-basi gue posisikan tubuh gue tepat di atas mr.dick nya yang mulai mengeras. Memaju-mundurkan pelan dengan menatap wajah si Om yang mulai berkeringat.

Karena celana dalam satin yang gue pakai terlalu tipis jadi gue harus extra menahan agar gue tidak terpancing tapi kalau boleh jujur ini nikmat.

"Nghh.." desahan pertama si Om pun lolos. Gue sengaja berhenti bergerak lalu berjongkok tepat di depan paha si Om yang sebelumnya sudah gue lebarkan. Gue lihat di bagian sana menyembul seakan sesuatu akan keluar. Pelan gue usap bagian tersebut sampai si Om menengadahkan kepalanya ke belakang.

"FUCK.." umpatnya. Semakin liar lah gue di bawah sana.

Ingat.. gue tidak boleh tergoda karena ini hanya pelajaran untuk si Om.

"Hmmmm..." deheman gue di sela-sela mengusap. Tangan Om Johnny yang masih gue borgol membuat dia semakin menjadi-jadi dengan derus nafas yang tidak beraturan.

"(y/n) nghhhh..." desahnya lagi. Gue menggeleng karena tau maksud Om Johnny. Tidak akan gue lepaskan tangannya sebelum gue puas.

Lalu gue berdiri dan melepas outer lingeri gue dan duduk lagi tepat di pangkuan si Om. Gue tangkup wajah merahnya dengan telapak tangan dan gue kecup hidung mancungnya.

"Pleaseee lepaskan tangan saya.." lagi-lagi gue menggeleng, "Inikan yang Om Johnny mau hmm.."

Tidak ada permohonan lagi dari si Om, tapi gue merasa sesuatu telah meremas bokong gue dari belakang.










_________________________
See u...

Call Me DaddyWhere stories live. Discover now