11. Laut

709 70 4
                                    

Tidak ada yang bisa kembali dan memulai awal yang baru, tetapi siapa pun dapat memulai hari ini dan membuat akhir yang baru. Pagi hari yang begitu cerah, dengan pemandangan luar jendela yang menyilaukan. Laut tak habis pikir dengan Atra, cowok itu selalu saja tidur di jam mata pelajaran berlangsung. alhasil Atra di hukum buk Nining, berjemur di tengah lapangan menghadap sinar matahari.

"Nah nanti bebas untuk ilustrasi model lukisannya mau cewek atau cowok, bebas ya"

"Kalo ibu yang jadi model saya gimana" sahut entong. Repleks buk Nining memperbaiki kondenya yang setinggi harapan laut kepada kanara.

"Boleh dong, ibu kan cantik seperti Natasya Wilona" ujar buk Nining namun di tertawaan seisi kelas, laut terkekeh dengan kepedean buk Nining.

"Heh tidak ada yang boleh ketawa, yang tertawa saya kurangi nilainya" ketus buk Nining sembari memukul meja.

"Ibu Nining cantik banget kayak biduan dangdut" buk Nining melototkan matanya kepada entong. yang membuat entong ngeri, dengan tatapan menyeramkan buk Nining. Seisi kelas pun mentertawakan raut wajah entong.

"Baiklah untuk mata pelajaran seni lukis hari ini, kita akhiri dengan sama-sama berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing" ucap buk Nining, kemudian siswa-siswi kelas seni 01 menunduk dan berdoa sesuai keyakinan masing-masing, ada yang mengadah. dan ada pula tangan yang di genggam.

Seusai semuanya berdoa, kelas pun selesai. para siswa-siswi berbondong-bondong Keluar kelas, dan menuju parkiran. ada yang pulang dan ada juga yang masih berada di sekolah. Karna mereka mengikuti ekstrakurikuler.

Namun, laut hari bisa pulang lebih awal. karna Ia hanya mengikuti ekskul bahasa Inggris dan seni musik, seperti bermain gitar. Tetapi Ia di beri kabar bahwa ekskul musik, dan bahasa Inggris, di liburkan. Dengan buru-buru laut menuju parkiran.

"Laut....tungguin Kanara!!" Ucap gadis di belakangnya dengan suara cempreng khasnya. Laut berbalik dan mendapati kanara di depannya. Jika di ukur, tingginya dan tinggi kanara sangat jauh berbeda. gadis didepannya hanya sampai pada bahunya saja.

Gua yang ketinggian atau dia yang kependekan.

"Gua main ke rumah lo yah" celekuk kanara, sembari mengimut-imutkan wajahnya didepan laut. Laut yang tidak tahan dengan ekspresi kanara pun menyetujuinya.

"Iyah boleh, tapi ngapain Ra. Emangnya kamu nggak dimarahin sama ibu kamu?" Tanya laut

"Orang ibu gua aja pulangnya malam jadi mana tau dia" jawab laut

"Kemarin....?" Timpal laut

"Udah nggak usah banyak bacot lo, males gua di rumah!!. di marahin mulu, mending main sama temen" tegas kanara, laut menghela nafasnya, Ia tidak ingin bertanggung jawab jika nanti kanara di cari oleh ibunya.

"Yaudah ayo naik" suruh laut.

Kanara mengambil helm dan memakainya. begitupun dengan laut. Kemudian Ia menaiki lupy motor besar milik laut. Mereka pun meninggalkan kawasan SMAN 1 IC. Namun, sedari tadi ada tiga orang yang memperhatikan mereka tanpa sepengetahuan laut dan kanara.

"Yang sabar yah bos" ujar Boby sembari mengusap lengan Tian, Begitupun dengan Buby.

"Anjir ya si culun awas aja gua bakalan bikin perhutangan!!"

"Perhitungan bos" sambung Buby dan Boby bersamaan. Bis mereka memang rada-rada begitu deh.

"Serah gua, nggak usah banyak bacot lu berdua..!!!" Tian sangat geram, dengan kedua temannya yang tidak berguna itu. Kerjaan Boby dan Buby hanya makan, tidur, dan mengeluarkan benda warna kuning dari pantat mereka.

DIA LAUT Where stories live. Discover now