12. Laut

612 64 3
                                    

Hujan melanda kota Mataram, hal itu membuat kedua sejoli ini terpaksa harus berhenti di halte bis agar mereka tidak kehujanan. Sepulangnya kanara dan laut dari rumah anak-anak jalanan tersebut, mereka harus di beratkan dengan hujan. yang tiba-tiba melanda kota Mataram ini.

Sial, kanara kesal. Karna bisa-bisanya Ia tidak membawa switer. tidak seperti biasanya. Laut yang paham melihat Kanara kedinginan itupun, memberikan jaketnya kepada perempuan didepannya.

"Pakai punya aku aja" ujar laut sembari memberikan jaketnya kepada kanara.

"Kamu pakai apa?"

Laut menggeleng dan berkata "Pakai aja asal kamu nggak sakit."

"Dihh sok kuat lo, entar kalo lo tiba-tiba pingsan disini gua juga yang susah, nih pakai" kanara mengambilkan lagi jaket tersebut kepada laut.

"Yaudah berdua aja"

Kanara menyentil kening cowok didepannya sembari berkata. "Bego, mana muat ege"

Laut memilih tidak memakai jaketnya, Karna kanara pun tidak mau. Pandangan mereka sama-sama kosong kedepan. objek yang mereka lihat hanyalah hujan yang deras. mereka sama-sama diam tanpa mau berbicara satu sama lain. Dalam situasi saat ini, hanya canggung yang tercipta. Kanara, gadis itu terus saja mengusap lengannya dengan kedua tangannya, Ia merasa kedinginan.

Tangan laut beranjak menarik tangan kanara, dan membawanya kedalam pelukannya. Agar mereka sama-sama hangat. Ia pun sudah tidak tahan lagi dengan angin sepoi-sepoi. Kanara melotot, Ia memberontak, namun laut tidak mau melepaskan pelukannya.

"Anjir mesum, lepasin gua" Ia bisa merasakan dinginnya tubuh laut.

"Diem Ra, dingin banget gua nggak tahan"

Karna merasa kasihan dengan laut, kanara pun mencoba menerima posisi ini. Benar kata laut sangat dingin. Tetapi sampai kapan mereka akan berpelukan seperti ini. Entahlah mungkin Ia harus menerima posisi ini. Munafik jika Ia tidak merasa nyaman.

Selang beberapa menit, kanara merasa sangat pegal. Laut pun tidak ada pergerakan sama sekali.

"Laut gua pegel" Namun tak ada sahutan sama sekali dari laut.

"Laut...!!!"

"Ni bocah mati kali yah" dengan terpaksa Ia yang harus melepaskan pelukan mereka. Tetapi, yang Ia dapati laut tidak sadarkan diri. Kanara merasa sangat panik, karna hanya Ia tahu laut anak yang penyakitan. bisa-bisa jika laut kambuh disini yang repot Ia.

"Laut bangun anjir..."

"Aku nggak apa-apa Ra" ujar laut masih dengan menutup mata. Namun, bibirnya tersenyum. Kanara menghela nafasnya, merasa lega. Karna tidak terjadi apa-apa dengan laut.

"Gua pikir Lo mati lun"

"Emang kalo aku mati kamu bakalan nangis ya Ra...."

"Ogahh....!!,Gua bakalan ketawa"

Segitu bencinya kamu sama aku Ra.

Karna hujan sudah reda, akhirnya laut dan kanara melanjutkan perjalanan mereka. Sesampainya dirumah kanara, laut menghentikan motornya. Kanara pun beranjak turun dari motor besar milik laut.

"Makasih ya lun lo udah nganterin gua pulang, maaf kalo gua udah bebanin lo seharian ini"

Laut tersenyum dan mengusap pelan pucuk rambut kanara. Jantung kanara sedang tidak aman Sekarang, jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta. Tetapi tidak mungkin Ia jatuh cinta dengan laut. Karna laut adalah cowok culun, dan cowok aneh. Dia bukan tipe kanara.

DIA LAUT Where stories live. Discover now