5. Fahri

83 14 0
                                    

Aku melangkahkan kaki ku mengikuti langkah Fahri memasuki ruangan kost tempat Fahri tinggal, anak polos berusia 20 tahun yang pergi merantau untuk mencari pekerjaan, jauh dari keluarga, jauh dari orang tua.

Menangis hingga matanya sembab karena mungkin dia rindu dengan keluarga nya. Ya, siapa yang tidak akan rindu dengan keluarga kita jika kita jauh dari mereka.

Yang kudapati waktu aku memasuki ruangan itu adalah tempat tidur yang tidak teramat besar, 'Ruangan kost yang terdiri dari 3 ruangan saja' pikirku, karena aku sudah tau semua ruangan ini dari Desta. Ruangan Desta dengan ruangan Fahri sama saja, dimana hanya terdapat ruang depan yang dijadikan tempat tidur, dapur, dan kamar mandi.

Kenapa harus Desta lagi? Dia sudah lama putus denganku, dia juga sudah punya Rapli sebagai pengganti ku, kami putus juga dulu baik baik. Perbedaan usia kami terpaut jauh, dia 16 tahun waktu dia masih kelas 10 SMA, aku sendiri 22 tahun. Beda 6 tahun, aku takut dikira om-om pedofil, hahaha. Tapi bukan itu penyebab aku putus dengan Desta. Aku sudah melepaskan dia, dia juga sudah melepaskan aku, kita sama sama bebas. Aku sudah tidak punya perasaan dengannya, begitu pun dengan dia yang sudah tidak punya perasaan cinta terhadapku, mungkin.

Lupakan tentang Desta, dan lanjut ke cerita utama.

"Aku disini aja ya" ucapku sambil duduk di pinggir kasur nya Fahri yang tergeletak begitu saja di lantai. Ada 1 lemari plastik disana yang mungkin di dalamnya ada beberapa baju yang Fahri miliki, dan beberapa hanger yang tergantung di dinding ruang kost itu. Ruang kost nya sangat rapih, hanya saja yang membuat ruangan ini terlihat tidak rapih yaitu beberapa baju yang menggantung di hanger.

"Iya kak" Ucap Fahri sambil pergi keluar, mungkin dia mau mengambil handuk karena belum mandi waktu kami berangkat tadi.

Dia pun masuk lagi, aku benar. Dia keluar untuk mengambil handuk. Dia pun melangkah pergi ke arah kamar mandi.

Tak lama kemudian, Fahri keluar dari kamar mandi dengan bertelanjang dada. Aku meneguk kasar ludahku, dada putih dan mulus, dua nipple berwarna merah muda menghiasi dada bidang itu. Tapi, ada beberapa lebam berwarna sedikit keunguan ditangan bagian atasnya. Jujur saja, lebam itu sedikit mengganggu pikiranku.

"Itu tangan kamu kenapa lebam lebam?" Tanya ku langsung. Fahri seketika menghentikan langkah nya.

"O-ohhh, ini enggak apa apa kok kak" Jawabnya sedikit tersentak dengan pertanyaanku.

"Gapapa gapapa, jelas tangan kamu itu lebam lebam. Itu sakit, pasti sakit Fahri" Ucapku sambil berdiri dan menghampiri Fahri yang sedang berdiri, rambutnya sedikit basah.

Cekrek, pintu kamar kost Fahri tiba-tiba terbuka.

"Fahri" Teriak seseorang terdengar seperti dia sedang bahagia. Aku menghentikan aksi ku mendekati Fahri dan menoleh ke arah sumber suara teriakan itu.

"Kak Yudha" ternyata yang membuka pintu kost ini adalah Desta.

"Eh Desta" Ucapku dengan senyuman.

"Kak Yudha lagi apa di ruangan kost Fahri?" Tanya Desta seakan-akan dia sedang mengintrogasi ku. Dia melihat bolak balik Aku dan Fahri. Mata nya sedikit memicing dan senyum jahil terpatri di bibirnya, jari telunjuknya menunjuk kami berdua bergantian. "Hayoooo, Kak Yudha sama Fahri lagi ngapain" Ucapnya dengan nada julid.

"Apaan?" Ucapku dengan sedikit nada tinggi. Sedangkan Fahri hanya terdiam menunduk dengan wajah bersemu merah.

"Fahri telanjang, Kak Yudha menghadap Fahri, Kak Yudha mau apain Fahri?" Tanya Desta masih dengan nada yang julid.

"Apa?" Elakku seakan tak mengerti ucapan Desta.

"Kak Yudha sok-sok an" Ucap Desta lagi.

"Apanya? Kakak cuma mau lihat tangan Fahri, tuh lihat" Ucapku sambil menunjukkan tangan Fahri yang lebam.

FAHRI (BL) [Slow Up]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora