3

1.6K 181 25
                                    

Tak seperti Jaemin yang tinggal di rumah bersama keluarganya, Jeno memilih untuk menyewa sebuah kamar dan tinggal jauh dari familinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak seperti Jaemin yang tinggal di rumah bersama keluarganya, Jeno memilih untuk menyewa sebuah kamar dan tinggal jauh dari familinya. Salah satu alasannya karena kepribadian Jeno yang begitu liar bagai anjing buas.

Katakanlah Jaemin adalah pemuda yang maniak porno, namun Ia belum pernah meniduri siapapun sebelumnya. Berbeda dengan Jeno yang hampir setiap akhir pekan akan melakukannya dengan Karina. Setidaknya kegiatan itu akan terjeda untuk minggu ini.

Jeno memegang dahinya frustasi. "Apa yang aku pikirkan?" Ia nampak membolak-balik buku itu dengan ragu. "Bisa saja ini kebetulan. Tak mungkin Winter mengajak Jaemin berkencan hanya karena buku bodoh ini..." Monolognya.

Jari Jeno membuka lembar pertama buku itu. Ia membacanya dengan seksama dan juga melakukan persis seperti yang Jaemin lakukan.

Hari Sabtu tiba, Jaemin sudah tak sabar ingin segera bertemu dengan Winter. Ia mengambil ponselnya untuk menanyakan perihal pertemuan mereka. Namun kegiatan itu Ia urungkan saat matanya menatap sebuah amplop asing di atas meja belajar yang masih tersegel dengan stempel.

 Namun kegiatan itu Ia urungkan saat matanya menatap sebuah amplop asing di atas meja belajar yang masih tersegel dengan stempel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk hambaku Jaemin,
Aku telah mengabulkan keinginanmu. Untuk menebus kemurahanku, temui aku di perpustakaan kota malam ini.
Lord Ren, The God of Demon

Jaemin semakin yakin jika kekuatan magis dari buku itu memang benar-benar ada. Sejujurnya Ia ragu untuk benar-benar datang. Ia hanya takut jika Ia diculik dan dibawa ke neraka. Jaemin terlalu tampan untuk itu.

Setelah malamnya mengantar Winter pulang dari berkencan, Jaemin kembali menuju perpustakaan kota. Ini sudah jam sebelas malam dan tak banyak orang yang berlalu lalang di sana.

Jaemin menunggu di bangku taman samping perpustakaan. Tentu saja karena perpustakaan itu telah tutup dua jam yang lalu. Seperti orang bodoh, Jaemin hanya duduk sendirian di sana tanpa melakukan apapun.

Suara rem sepeda membuat hati Jaemin sedikit lega. Tampak Jeno yang berjalan ke arahnya dengan membawa buku kuno itu. Jaemin memang meminta Jeno untuk datang dengan buku itu untuk berjaga-jaga. Sesegera Jaemin mengambil dan membacanya.

"Untuk bertemu dengan raja iblis kau harus membakar surat yang kau terima, dan memanggil namanya." Jaemin mengambil surat yang Ia kantongi dan kemudian membakarnya.

Beberapa detik kemudian angin yang kencang datang dari segala penjuru, menerbangkan dedaunan yang kering dari pohon ek. Jeno dan Jaemin menutup matanya ketika melihat cahaya yang menyilaukan di depan mereka.

Bayangan hitam itu nampak begitu besar, jantung keduanya bergemuruh saat tiba-tiba saja suara petir menyambar di langit yang sehitam jelaga. Awan nampak menutupi bulan yang menjadi satu-satunya penerang di sana.

Kedua pemuda itu belum membuka matanya hingga perlahan kekacauan mulai mereda. Semuanya kembali sunyi, bahkan lebih sunyi dari sebelumnya.

Dengan was-was mereka membuka matanya. Jaemin mengintip melalui celah matanya, sedangkan Jeno masih enggan menurunkan tangan yang menutup wajahnya. Hingga...

"Gawr!!"

Sesosok mahluk entah datang dari mana dan mengagetkan keduanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesosok mahluk entah datang dari mana dan mengagetkan keduanya.

Jaemin berteriak dengan keras. "Ampun! Ampun raja i--" Ucapannya menggantung ketika melihat Renjun.

Jeno yang mendengar langsung membuka matanya. "H-huh? Kemana raja iblis itu pergi?" Pemuda itu membalikan badannya mencari disekitar dibantu Jaemin, tanpa memperhatikan eksistensi mahluk di hadapannya.

"Hei kalian berdua! Aku raja iblis! Aku Lord Ren. Apa wajahku kurang menakutkan, hah?"

Jeno dan Jaemin saling menatap. "Kau yakin mantranya benar? Kenapa justru induk kapibara yang muncul?" Jeno bertanya pada Jaemin.

Renjun menatap keduanya dengan tajam. "KURANG AJAR! AKU RAJA IBLIS, BODOH!!"

Dengan spontan Jeno menampar mulutnya, siapapun tak akan mau membuat raja iblis murka, kan? "Maafkan aku, Lord Ren." Ucapnya ketakutan. "Hanya saja kau terlihat jauh..."

-menggemaskan- Imbuh Jeno dalam hati.

"Jika kalian mempermainkanku, kalian akan merasakan ini." Renjun menunjukan kesepuluh cakarnya. "Kalian tahu, cakar-cakar ini ditempa di dalam besi panas di dasar neraka. Bisa langsung merobek perut kalian hanya dengan satu goresan." Jelas Renjun dengan bangga.

Jaemin berbisik pada Jeno, "jeno, jeno lihat... ya ampun, ya ampun.... cakarnya imut sekali.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Deal with The Demon (NoRenMin) 🔞 - CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang