14 : Danusan

35 5 0
                                    

Kalian tau apa yang menyenangkan dari hujan semalam?

Freeclass.

Padahal yang di lantai dua dan tiga gak kebanjiran, tapi ikut freeclass karena semua guru sibuk beres-beres di kantor.

Terima kasih Tuhan, berkat hujanmu yang deras semalam, kami (penghuni lantai dua dan tiga) bisa freeclass.

SMA Rajawali ini tuh lokasinya memang agak rawan banjir, makanya kalau lagi musim hujan sering kebanjiran.

Ya walaupun kebanjirannya gak sampe setinggi paha orang dewasa tapi curah air yang masuk bisa membuat beberapa kelas dan ruang kantor yang ada di lantai satu cukup kotor.

Pembagian kelas di Rajawali ini cukup memudahkan para murid dan orang tua untuk mencari kelas.

Lantai 1 isinya ada ruang kelas dari semua kelas XII, ruang komputer, laboratorium 1, kantor guru, tata usaha, toilet, dan kantin.

Lalu lantai 2 isinya ada ruang kelas dari semua kelas XI, laboratorium, lab komputer, dan toilet.

Dan lantai 3 yang terakhir isinya ada ruang kelas dari semua kelas X, ruang komputer, laboratorium, ruang komputer, toilet, kantin kecil, dan aula.

Kali ini kita akan menyorot Jasmine, Caca, Jonathan, dan Sebastian yang sedang nongkrong bersama anak-anak yang lain di depan kelas XI BAHASA 2 yang berada di paling pojok koridor.

Kelas ini tuh emang paling pw banget kalo dipake buat nongkrong di depannya.

Apalagi disini banyak anak blasteran yang cantik dan ganteng. Sekalian cuci mata deh.

"Eh si Jeje mana? Gue mau minta ajarin ke dia nih cara danusan yang baik dan benar." Tanya Jasmine ke Jonathan.

"Dia lagi ke kelas Gibran nganter pesenan," Kata Jonathan. "Banyak banget buset satu kardus."

"Gue kemarin mesen baju di Jeje, katanya hari ini dateng. Apa pesenan gue juga ada disitu ya?" sahut Caca.

Jonathan mengangguk, "Iya kayaknya. Gih sana coba liat."

"Oke deh gue ke sana dulu ya BYEEE!!!!" Caca pamit dan pergi ke kelas XI MIPA 1.

Tinggal mereka bertiga yang ikut kumpul di depan kelas XII Bahasa 2 ini.

Teman-teman mereka yang lain sedang berada di aula untuk membahas persiapan turnamen bulan depan.

Padahal Jasmine harusnya ikut juga, tapi karena anak ini lagi males banget jadi digantiin deh sama Helena yang baru masuk dua hari yang lalu.

"Lo galau gak sih waktu itu liat Eca sama Regan berduaan di taman belakang?" Jasmine bertanya kepada gadis blasteran beralmet OSIS sambil bisik-bisik.

"Iya galau. Tapi gak sampe sekarang sih galaunya." Ujar gadis itu jujur.

"Yang galau kayaknya Irza tuh." Ia menunjuk Irza Mahendra yang sedang main gitar sambil menyanyikan lagu Ku katakan dengan indah.

"YOOOO SEMUANYAAAA!!!!" Irza berdiri dan menggenjreng gitarnya dengan penuh semangat dan ekspresi yang sangat amat galau dimata semua orang.

"KAU HANCURKAN HATIKUUUUU, HANCURKAN LAGIII,"

"KAU HANCURKAN HATIKU TUK MELIHATMU,"

"KAU TERANGI JIWAKU, REDUPKAN LAGI, KAU HANCURKAN HATIKU TUK MELIHATMU!!!!!!"

Jasmine langsung mengangguk ngangguk, "Bener." Ujarnya, "BENER BENER GILA."

Ya iyalah siapa yang gak galau kalau pacar sendiri tiba-tiba confess ke sohib sendiri.

Jasmine pun dengan iseng merekam kegiatan itu dan menguploadnya ke whatsapp story dengan caption, 'kira kira siapa yg abis nyakitin orang-orang ini ya?'

Dan Erika Chandramaya yang kala itu sedang membuka whatsappnya langsung kaget melihat story nya Jasmine.

Lalu ia langsung buru-buru ke membuka jendela di sebelahnya dan melihat pacarnya yang ada di ujung koridor sana.

Kangen banget.

Udah tiga hari gak ketemu.

Kirana, teman sebangku Eca kaget dengan pergerakan temannya yang sangat tiba-tiba itu.

Kemudian ia pun ikut memunculkan kepalanya di jendela untuk melihat apa yang sedang dilihat oleh Eca.

Tak lupa ia membawa hapenya supaya teman mereka yang tadinya sedang video call bersama mereka juga lihat.

"Makanya Ca, jadi orang jangan tolol."

"Lo diem deh anjing."

"Gimana Ca? Kangen ya? HAHAHAHAAHA!!"

"KANGEN BANGET HUWWEEEEEE!!!!!!!"










Selama briefing tuh Gibran bener-bener full ada di samping Helena sambil menggenggam tangan kiri gadis itu tanpa melepaskannya.

Helena awalnya marah-marah, tapi karena udah capek karena omelannya gak didengerin, akhirnya sekarang dia pasrah dan diem aja tangannya dipegangin begini.

Radja dan Deven yang duduk paling depan tidak bisa berkutik karena mereka sudah jadi anak kesayangan Pak Aldo (guru olahraga mereka), jadi otomatis mereka harus duduk di depan supaya bisa disuruh-suruh sama Pak Aldo.

Entah ini keberuntungan atau kesialan, Juan dan Regan duduk tepat di samping Zunaira Sahara dan Sheila Anandiya.

Jadi posisi duduknya, Juan-Regan-Ara-Sheila.

"Tuker." Regan berdiri dan menukar tempat duduknya dengan Juan.

Ara langsung merasa sedikit sakit hati karena mantan pacarnya itu ternyata benar-benar sudah tidak mau lagi berdekatan dengannya.

"Gak cuma lo doang yang sakit, tapi dia juga sakit." Ujar Sheila, membisikan Ara.

"Iya." sahut gadis jangkung ini.

Juan sebenarnya ingin sekali menyapa gadis di sampingnya seperti yang ia lakukan di whatsapp.

Tapi sekarang situasinya beda.

Di sampingnya ada Regan, sahabatnya yang merupakan mantan pacar dari gebetannya itu.

Dan akhirnya mereka (Ara dan Juan) hanya diam menahan rasa ingin berinteraksi sampai tiba-tiba Juan diam-diam menautkan tangan kiri Ara dan ia genggam.

Ara cukup kaget dibuatnya.

Ia melirik ke arah Juan dan pemuda itu langsung berbicara tanpa mengeluarkan suara, "Jangan noleh."

Ara mengangguk ngangguk, "Okay."

Halo brainly!Where stories live. Discover now