Hipnotis

9 1 0
                                    

"Lagi-lagi ada yang menganggu pertarungan kami," ucap Vrakelvin merasa jengah dengan jalan pikir Baginda Zerotiger yang membuatnya tak habis pikir.

Jlebb!

"Akh!"

Bruk!

Satu prajurit jatuh tersungkur dengan tombak yang menusuk tepat di jantungnya, darah mengalir deras keluar dari tubuh prajurit tersebut yang sudah bolong.

Lagi dan lagi penduduk Trixy menutup mulut mereka yang sedikit terbuka dengan kedua telapak tangan mereka. Kaget.

Serangan itu datang dari mana?!

Begitu cepat-ralat, sangat cepat! Bahkan sangking cepatnya tidak dapat di tangkap dengan mata telanjang manusia. Jelas itu perbuatan dari orang yang sudah berpengalaman dalam hal membunuh langsung.

Whushh!

Hembusan angin menerbangkan beberapa helai rambut, Zero menatap perempuan yang kini ada di hadapannya. Perempuan berambut ungu itu memandang kupu-kupu yang hinggap di jari tangannya.

Namun, tangannya yang lain langsung memberi serangan telak untuk pria dingin yang ada di hadapannya.

Tank!

Zero menangkis kuat pedang yang hampir saja mengenai lehernya dengan pedang miliknya.

'Dia masih bisa bersikap tenang?' Perempuan itu kini menatap pria kekar yang di sebut 'Raja' dengan tatapan mengintimidasi.

'Yah, wajar saja sih. Dia kan bukan manusia biasa-'

Degg!

'Tunggu. Kalau dia tenang-tenang saja saat aku mulai menyerangnya, jangan-jangan ... ?!'

Crak!

"Auch!" Meringis kesakitan, perempuan itu setengah berjongkok ia menahan perih saat betis kakinya tersayat. Perempuan itu mengalihkan pandangannya, seketika ia merasa marah.

"Sial! Ternyata itu hanya ilusi! Aku tertipu. Zerotiger ternyata lebih licik dari perkiraanku," gumam perempuan itu merasa jengkel dengan Zero 'asli' yang kini sudah ada di hadapannya.

Zero memandang manik mata perempuan itu, lalu mata tajamnya beralih menatap betis kaki yang mulai mengeluarkan darah segar.

Zero menangkap kepalan tangan yang hampir saja menyentuh wajahnya. Tinggal dua sentimeter lagi pukulan itu mengenai wajahnya dengan telak dan dengan mudahnya Zerotiger menangkap kepalan tangan itu hanya dengan mata yang mengamati setiap gerakan perempuan tersebut.

'Respon tubuhnya cepat tanggap. Pantas dari tadi dia memperhatikan aku terus.'

* * *

"Ayo, ayo! Sebelah sini kekurangan kayu!"

"Tancapkan pakunya dengan benar dong!"

"Cepat selesaikan!"

"Hei, kau ini bisa bekerja dengan benar tidak?!"

Two Oppressor QueensTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang