nii

21 12 1
                                    

"jangan pernah berjanji kalau tidak bisa menepati" 

tadi pagi aku sampai ke sekolah sekitar jam setengah 6an karena bus telat datang, aku langsung merapihkan kelas begitu aku tiba, asal kalian tau pagi tadi yang merapihkan kelas aku sendiri karena teman yang jadwal piketnya bersama ku belum sampai yasudah lah.

ujian kami sudah selesai dan sekarang aku sedang berjalan pulang kerumah, hari ini dongju tak datang aneh padahal dia yang menyuruhku untuk datang, aku penasaran dan mendatangi rumahnya nggak jadi pulang dulu hehe.

aku sudah sampai di rumah dongju, aku mengetuk pintu tua itu lalu mengucap salam sebanyak 3 kali namun tak ada sautan dari siapa pun.

aku berasumsi di pikiran ku bahwa dongju tak ada dirumah yasudah aku memutar balikan badan lalu berjalan, baru lima langkah aku berjalan tangan ku ditarik dari belakang, tangan itu panas aku segera menolehkan kepala ku dan orang yang menarik tangan ku adalah dongju.

dia masih menggunakan jaket ku yang tadi namun celananya sudah ganti, tatapanya sayu terlihat seperti orang kesakitan.

"kamu sakit ju?"

"ngga, aku sehat begini dibilang sakit kamu ngapain dateng kesini?"

"cuman khawatir kok kamu tadi gak masuk?"

"ohh, soalnya aku kesiangan sampai rumah terus ketiduran bangun bangun baru tadi hehe"

"ya ampun, ju tapi tangan mu panas banget loh"

aku pun mengecek suhu tubuh dongju dengan telapak tanganku, aku membandingkanya dengan suhu tubuh ku ternyata dongju sakit.

"kamu tuh sakit! tuh lah bandel ngapain coba maksain diri nganter koran ujan ujan!"

"ampun yot, gak ngulang deh"

"hhhh, yaudah aku masuk boleh?"

"boleh lah ayoo masuk!"

senyum dongju saat ini memang seperti menggambarkan kebahagiaan tidak ada wajah lelah atau orang sakit sama sekali.

aku masuk ke rumah dongju, rumahnya memang kecil namun entah mengapa itu nyaman mungkin karena rapih, aku menyuruh dongju duduk sementara aku akan membuatkanya teh hangat, aku mencari dispenser didapur mau pun didepan namun tak ada aku bertanya kepada dongju

"dongju dispenser kamu mana?" tanya ku dari dapur

"gak ada!"jawabnya

aku hanya ber oh ria dan merebus air kebetulan ada panci kecil yang lagi stay dikompor, sesunguhnya aku tak keberatan dahulu kala aku juga merebus air untuk membuat air panas atau hangat, tehnya sudah selesai kubuat aku memberinya ke dongju, dongju langsung meminum teh itu

"makasih yotta teh nya enak! aku suka"

"dih teh doang ini, tapi makasih kamu udah minum obat?"

"belum"

"udah makan?"

"belum juga"

"loh? gimana sih? orang tua mu mana?" 

"gaada"

"ehh maaf banget ju, aku gak tau kalau orang tua mu udah meni--

"belum, aku anak adopsian yang keluar dari rumah kasih saat berumur 8 tahun, aku tak tau siapa orang tua ku"

"begitu....maaf ya ju aku gak bermaksud sumpah"

"hahaha gapapa yot"

"yaudah aku masakin mau?"

"bisa masak?"

"bisa lah ck meremehkan kamu nih"

lalu aku berjalan ke arah dapur untuk melihat bahan apa yang dongju miliki didapur, dia tidak memiliki kulkas atau alat elektronik apa pun didapur hanya ada kompor, aku melihat keeranjang sedang di pojok lalu membukanya, isi keranjang itu sayur sayuran seperti kol, wortel, kentang seledri dan beberapa bungkus mie.

dari bahanya aku sudah tau harus memasak apa, aku mulai mengupas kentang dan wortel lalu memotongnya, mencuci semua bahan lalu merebusnya aku mengobrak abrik tas ku mencari keberadaan sosis yang kubeli tadi lalu memotongnya.

setelah 20 menit didapur akhirnya aku kembali dengan semangkuk sup ditangan ku, aku memberinya ke dongju, dongju langsung memakanya dengan lahap padahal masih panas

selesai makan aku memberikan dongju air putih untuk menetralkan rasa dimulutnya, lalu aku bertanya apa kah dia punya obat

"ju obat mu dimana?"

"dikamar tu mau aku ambilin?"

"gak usah, ntar ya"

lalu aku mengambil obatnya dikamar, tidak terlalu sulit untuk mencarinya soalnya ada kaleng bermotif kodok di atas kursi, aku mengambilnya lalu mencari obat demam lalu memberinya ke dongju, dongju langsung meminumnya aku menyuruhnya untuk tidur lagi.

aku pamit pulang setelah mengantar dongju ke kamar, aku menutup pintu itu lalu bergegas pulang ke rumah.

sesampainya aku dirumah aku langsung memberi tahu ibu ku tentang dongju yang sakit dirumahnya namun tidak ada siapa pun.

ibu ku langsung menyuruhku mengantarnya ke rumah dongju, aku pun mengantar ibu ke rumah dongju.

sesampainya di rumah dongju aku membuka pintunya lalu mengucapkan salam begitu juga dengan ibu ku, aku mengetuk pintu kamar dongju lalu membukanya.

dongju sedang menggigil diatas kasur ibu langsung mendekati dongju lalu mengecek suhu tubuhnya, ibu menyuruh ku memesan taksi online dan ya aku menurutinya.

20 menit kemudian taksi itu sampai ibu langsung menggendong dongju lalu membawanya kedalam mobil.

mobil yang kita naiki ini bertujuan ke rumah sakit, mobil itu melaju dengan kecepatan stabil sampai 30 menit kemudian kita baru sampai di rumah sakit, aku membayarnya mengunakan uang ibuku yang ada didompet.

ibu membantu dongju jalan ke ruang tunggu, dokter yang akan merawat dongju adalah teman ibu sewaktu kuliah kemarin jadi agak membutuhkan waktu jika ingin bertemu denganya.

tbc

gak kerasa 5-8 chapter lagi udah tamat /tersenyum bagaii chaki

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

i.p.u - son dongjuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang