Into You

6 1 0
                                    

Jung Jaehyun. Cowok berkulit putih yang sulit banget lo temuin kekurangannya. Ganteng. Tinggi. Pinter. Baik. Sopan. Manner man. Banyak banget baiknya kalo mau dilist. Jajaran orang famous dan hits. Banyak banget penggemarnya termasuk Kim Jiho.

Ya Jiho, teman satu kelas Jaehyun. Mereka sama- sama mahasiswa jurusan sastra Inggris. Permainan takdir membuat Jiho semenjak semester satu berada dalam satu kelas terus dengan Jaehyun.

Tapi sayangnya, Jiho dan Jaehyun jarang banget interaksi. Paling mentok Jaehyun nanya catetan matkul. Itu aja terjadi pas Jaehyun rasa catetannya kurang lengkap. Jiho kan rajin dan catetannya lengkap. Makanya seringkali Jaehyun pinjam catetan ke Jiho. Hanya sebatas itu dan gaada interaksi lebih. Jaehyun yang selalu dapat ditemukan bareng kawan- kawannya sedangkan Jiho yang kemana mana kebanyakan sama temen sepergosipannya.

"Ho.." panggil Jaehyun. Lelaki itu nyamper Jiho disalah satu meja kantin.

Jiho ngangkat wajahnya, "iya Jae?"

"Gua mau lihat catetan lo kemaren. Pas cross cultural understanding." Kata Jaehyun.

Jiho mengangguk. "Besok gua bawain ya Jae."

"Siap. Thank you ya Ho.." dan setelahnya Jaehyun kembali ke bangku kantinnya dimana teman seperkongkolannya duduk.

"Masih aja ya Ho gaada peningkatan." Celetuk Rose.

"Ya gitu deh." Jiho mengaduk- aduk ice tea nya.

"Bilang deh sana. Ungkapin. keburu lo nyesel pas tau dia taken sama yang lain." Usul Jihyo.

Jiho noleh ke Jihyo. Apa yang dibilang temennya ada benernya juga tapi Jiho ga tau gimana lakuinnya.

Seorang Jaehyun yang seperti itu siapa yang ga suka. Pasti banyak yang suka. Banyak juga yang sampai naksir. Nah Jiho salah satunya. Ia benar benar menaruh hati untuk seorang Jaehyun tapi takut untuk mengungkapkan. Baginya, interaksi Jaehyun yang datang padanya sekedar untuk pinjam catetan aja udah mendingan daripada gaada interaksi apapun. Ada saat dimana Jiho pengen Jaehyun tau tapi disaat itu pula Jiho berpikir dampaknya jika Jaehyun tau. Ia tak ingin Jaehyun merasa canggung bahkan menjauh. Entahlah Jiho juga tak mengerti.

"tapi Hyo, gua takut.." cicit Jiho.

"Takut ditolak?" Todong Rose.

Jiho geleng. "Bukan. Kalo masalah diterima apa ga nya itu mah urusan dia. Cuma gua takutnya kalo dia malah menghindar dari gua. Bagusnya kalo dia emang nolak gua, tapi dia tetep fine sama gua." Ungkap Jiho.

"Bener juga sih lo.." Rose mengamini apa yang dibilang Jiho.

"Tapi perasaan bakal lega kalo lo ungkapin tau Ho." Sahut Jihyo.

"Tau deh entar. Kalo udah capek ya move on aja." Balas Jiho lalu tersenyum ke teman temannya.

"Enteng banget ngomongnya mbak." Kemudian Rose menandaskan es jeruknya.

--

Disisi lain kantin. Jaehyun balik ke tempatnya. Ada Winwin, Jungkook juga Mingyu. Tambah Donghyuk dan Junhoe yang baru gabung.

"Jiho lagi?" Tanya Donghyuk. "Soalnya gua lihat lo dari arah mereka."

Jaehyun ngangguk.

"Masih modus pinjem catetan?" Tanya Junhoe.

"ya gitu deh."

"Kayak ga apal Jaehyun aja.." celetuk Winwin.

Mingyu noleh, "mau sampe kapan Jung Jaehyun?"

"Gua juga gatau Gyu." Jawab Jaehyun kemudian menarik gelasnya. Meminum es teh untuk mendinginkan hati dan pikirannya.

"Kelamaan lo mah.. keburu diambil orang." Kata Jungkook.

"Lo tau bang I.M?" Tanya Jungkook. Semua yang ada disana ngangguk.

"Dia suka Jiho." Lanjut Jungkook.

"Cewek macem Jiho emang ga bisa diremehin. Banyak juga yang ngincer mana ga tanggung tanggung lagi." Cerocos Junhoe.

"Taunya Jiho keiket orang, lo uring lagi." Kata Winwin yang diangguki lainnya.

"Dengerin bule cina tuh.. suka bener ngomongnya." Kata Junhoe yang malah dibales Winwin dengan lemparan kulit kuaci. Junhoe-nya cuma nyengir sedangkan lainnya ketawa.

"Gua takutnya ga sesuai ekspektasi." Kata Jaehyun.

"Ditolak maksud lo?" Tanya Donghyuk.

"Cemen aduh.." ejek Jungkook.

"Mungkin. Tapi ada yang lain. Gua cuma takut kalo misal kita ga jadi, yang ada kita malah saling hindar. Gua gamau." Cerita Jaehyun.

Setelah kenyang sama kuaci Winwin ngomong, "kalo saran gua sih mending lo coba ngomong sama dia. Taunya nyambung, dan ternyata dia juga punya perasaan buat lo."

"Ga salah juga sih lo coba saran Winwin." Kata Mingyu.

"Daripada nyesel Jae." Tambah Mingyu.

"Heran gua. Tumbenan Winwin sarannya bagus." Ejek Junhoe lagi.

"Sial lo ah." Balas Winwin ke Junhoe yang udah ketawa keras banget.

"pertimbangin saran Winwin. Be gentle Jae." Kata Donghyuk.

Jaehyun ngangguk. "Oke deh liat entar."

"As soon as possible" tambah Donghyuk.

--

Keesokan harinya. Jiho baru aja dateng. Ia mengambil tempat sedikit lebih belakang dari biasanya. Ia lalu keluarin ponselnya dan tenggelam dalam dunianya sendiri.

Hingga ada yang menarik kursi disampingnya.

"Kosong kan?" Tanya Jaehyun pas Jiho noleh melihat siapa yang duduk disampingnya.

Sedikit terkesiap namun dengan cepat kembali menguasai kesadarannya. "Ah iya iya duduk aja Jae."

"Makasih Ho." Jawab Jaehyun.

"Tumben ga sama Jihyo apa Rose?" Tanya Jaehyun. Ia memikirkan saran Winwin semalam lalu ia mencobanya sekarang.

"oh mereka. Gapapa sih. merekanya belum berangkat." Jawab Jiho. Dia bingung nan heran tumbenan si Jaehyun ngajak ngobrol dia. Mana pakai duduk berdampingan lagi. Bukannya ga suka tapi Jiho merasa heran aja. Lagian ini ga baik buat kinerja jantungnya, menurut Jiho.

Jiho lalu ingat buku catetan cross cultural yang mau dipinjam Jaehyun. Buru ia keluarin dari tas.

"Ini Jae." Jiho nyodorin catetannya ke Jaehyun.

Jaehyun tersenyum sampai lesung pipinya muncul. "Oh makasih ya Ho. Gua bawa dulu ya." Jaehyun membuka buka catetan Jiho.

"Santai aja Jae."

"Kemaren gua ketinggalan yang pertengahan." Cerita Jaehyun.

"Oh iya iya Jae. itu udah gua catet semuanya."

Setelahnya hanya ada keheningan yang menguasai. Jaehyun yang sudah kehabisan topik dan Jiho yang gatau mau apa.

--
(Be continue)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 22, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Strawberry ShortcakeWhere stories live. Discover now