19. Laut

526 55 0
                                    

Hari ini kelas seni kedatangan murid baru, yang bernama ACHA WINOLA. Perempuan dengan rambut panjang sepinggang dan bibir pink kemerahan. Sedari Acha masuk kedalam kelas itu, perhatiannya hanya tertuju kepada cowok yang duduk di dekat jendela. Yaitu laut.

"Silahkan Cha perkenalkan namanya" suruh buk Rika.

"Perkenalkan nama saya Acha winola, pindahan dari SMA 1 Jakarta. Gua harap kalian mau berteman sama gua" ujar Acha sembari tersenyum. Sekilas Ia melirik laut, senyumannya mengembang tak kala pandangan laut tertuju kepada dirinya.

"Dia cantik banget anjir"

"Gua setuju banget"

Acha hanya tersenyum, mungkin Ia akan sangat sulit menyesuaikan dirinya disekolah barunya ini. Karna Ia memiliki trauma di masa lalu tentang pertemanan yang membuat dirinya susah untuk bergaul dan mempunyai teman baru.

"Atra pindah ke bangku paling depan, dan Acha duduk disebelah laut" suruh buk Rika. Atra mendengus, Ia paling benci jika harus dipisahkan dengan laut. Laut adalah sumber contekannya, tanpa laut nilai ujiannya dibawah standar dan akhirnya remed.

Acha beranjak berjalan ke bangku yang akan Ia tempati untuk duduk, yaitu di bangku paling belakang. Ia tidak menyangka laut akan menjadi teman sebangkunya. Acha menautkan alisnya bingung, kenapa teman sebangkunya tak menoleh kepadanya sama sekali, sepertinya laut lebih menyukai pemandangan luar jendela dari pada dirinya.

"Haiii kenalin gua Acha"

"Iyah aku tahu" ujar laut singkat lalu kembali menatap keluar jendela. Acha menghela nafasnya.

"Nama kamu siapa?" Tanya acha

"Panggil aja laut" ujar laut tersenyum lalu kembali mengalihkan pandangannya. Ia sangat sebal, kenapa buk Rika menyuruh gadis itu duduk di sampingnya. Bisa saja kan Acha duduk dengan Katya atau anak perempuan lainnya kenapa harus dia?.

"Mau temenan boleh nggak hehe?" Tanya Acha

"Boleh-boleh" jawab laut

Seterusnya mereka sama-sama terdiam tidak tahu harus memulai topik apa. Mereka kehabisan topik.

Bel istirahat berbunyi, laut bangkit dari duduknya lalu beranjak pergi meninggalkan kelas. Hari ini dirinya tak punya kegiatan sama sekali, sebenarnya laut tidak ingin keluar kelas, Karna nantinya Ia pasti akan melihat kanara dan Tian romantisan. Kapan Ia bisa menerima hubungan kanara dan Tian.

Baru saja Laut akan keluar kelas namun seseorang tiba-tiba saja menarik baju kemejanya dari belakang.

"Ada apa Cha?..."

"Mau ikut boleh?, Soalnya aku nggak punya teman disini dan nggak hafal jalan ke kantin." Cicit Acha.

Laut menghela nafasnya, kemudian Ia menganggukkan permintaan Acha. lagipula gadis itu membutuhkan bantuannya. Selagi Ia bisa membantu kenapa Ia harus menolak.

"Yaudah ikut aku aja ke kantin, kalo kamu butuh apa-apa tanya aja sama aku" ujar laut lalu beranjak mengajak Acha untuk kekantin.

Senyuman terukir dari bibir merah muda Acha. Ia sangat beruntung berteman dengan laki-laki seperti laut. Sepertinya Ia menyukai laut hehe, sejak pertama kali melihat cowok itu.

Siapa perempuan di samping laut?, Kanara bertanya-tanya dalam hatinya. Apakah sekarang laut mempunyai teman selain dirinya sepertinya tidak mungkin, karena teman laut hanyalah dirinya lalu siapa perempuan yang bersama laut tersebut.

Tian menautkan alisnya ketika melihat kanara terus memandang kearah laut. Tunggu-tunggu, siapa perempuan di samping laut itu?. Apa jangan-jangan itu pacar laut.

"Kamu pasti lagi liatin laut kan?"

"Hmm Iyah..."

"Pacar lo itu, gua apa laut sih?" Bentak Tian.

"Lama-lama gua benci sama lo kar, gua juga males sebenernya pacaran sama lo"

"Lo selalu curhat sama gua tentang masalah lo, gua cape kali dengerin cerita lo dan gua males banget anjing" teriak Tian.

Kanara tak pernah berpikir bahwa Tian akan mengatakan hal yang sama seperti orang-orang. Mata kanara berkaca-kaca kemudian menatap minik mata milik Tian seolah-olah tatapan itu penuh dengan arti.

Tangan kanara meraih tangan Tian, namun di tepis oleh Tian. Tian mendorong tubuh kanara hingga perempuan itu tersungkur dari kursinya terjatuh terjerembap dengan mukanya mengenai tanah; jatuh tertiarap.

Kini perhatian orang-orang beralih kepada kedua sejoli tersebut.

"Gua kira lo udah berubah bangsat, selama ini gua udah cape hadapin sifat lo yang kayak setan"

Laut yang melihat Tian mendorong tubuh kanara itu pun mengepalkan tangannya, matanya melotot memerah padam. Sudah beberapa kali laut memberitahu Tian agar cowok itu tidak membuat kanara terluka namun, cowok itu tetap saja melakukannya.

Acha hanya terdiam menatap punggung kepergian laut. Seolah-olah dirinya sedang tidak dengan cowok itu.

Bruk....bruk...bruk....bruk

Empat pukulan itu berhasil mengenai wajah dan perut Tian. Api amarah menguasai laut, Ia terus memukul Tian sampai cowok itu mengeluarkan darah dari wajah dan bibir cowok itu.
Kali ini laut tidak akan memberikan celah untuk Tian melawan dan tidak akan memaafkan cowok itu lagi.

"Bangsat......" Teriak Tian, Satu pukulan berhasil mengenai wajah laut, bahkan sekarang hidung laut mengeluarkan banyak cairan berwarna merah tersebut.

"Gua udah bilang sama lo, kalo lo cuman mau menjadikan kanara sebagai pelampiasan dalam hubungan kalian. Tolong Ian jangan pernah sakiti dia atau bikin dia terluka. "

Tian berdecik. "Kenapa lo sangat peduli sama kanara?"tanya Tian.

"Karna gua sayang sama kanara!!!"

Tian meraih baju kerah kemeja laut, Ia beranjak ingin memukul cowok itu namun ia mengurungkan niatnya dan beranjak pergi meninggalkan kantin.

"Apa lo lihat-lihat" tegas tian karna sekarang sorot mata semua orang beralih kepada dirinya.

"Dihh siapa juga yang liatin lo, kurang kerjaan banget gua" timpal Aya.

Tian menghentakkan kakinya dengan perasaan kesal, Tian meninggalkan kantin dengan sumpah serapahnya.

"Kamu nggak apa-apa Ra,?" Tanya laut. Kanara mengangguk. Kanara menatap sendu kearah laut. Selama ini hanya laut yang perduli kepada dirinya, sedangkan Tian tidak pernah perduli.

"Laut....aku salah ya mengharapkan Tian untuk kembali kayak dulu" Isak tangis itu terdengar sangat jelas di telinga laut.

Sementara Acha melonggo tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini. Dari penglihatannya laut bertengkar dengan cowok yang sama sekali tidak Ia kenal. Dan siapa perempuan yang laut bela sampai rela melukai dirinya sendiri?. Acha sangat iri dengan perempuan itu.

"Kalo kamu mau nangis, nangis aja di dalam pelukan ku ra. Aku akan senang hati bisa menjadi tembok tempat kamu bersandar"

Benar saja, kanara memeluk laut. Ia menangis dalam pelukan cowok didepannya. Selain Tian, Ia sangat menghawatirkan laut. Kenapa dirinya merasa sangat sakit ketika melihat laut terluka.

Acha menatap sendu kearah laut dan kanara.

"Maafin kanara, gara-gara aku kamu terluka hikss...."

"Nggak apa-apa Ra, aku malahan Seneng bisa bantuin kamu"

"Tapi kamu terluka gara-gara aku, kalo sampe luka kamu parah aku nggak akan bisa maafin diri aku sendiri"

Laut terkekeh "cuman luka bekas tonjok aja Ra, ini belum seberapa sama luka di dalam hati ini hehe"

"Maksud kamu?...."

Andai kamu tahu Ra, luka ku ini sudah hampir membengkak karna mengharapkan kamu yang tidak mencintai ku.





















HAPPY READING

DIA LAUT Where stories live. Discover now