23. Laut

520 56 1
                                    

merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Adat Sasak cukup mewarnai masyarakat kota yang berjumlah 441.561 jiwa pada 2021 dan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 7.203 jiwa/km persegi.

Nama Mataram, di Lombok disebutkan dengan beragam, ada Mataram, Metaram, Mentaram, atau Mataharam. Beberapa literatur menyebutkan, Mataram berasal dari bahasa Sansekerta dari kata mata yang berarti ibu dan kata aram yang berarti hiburan. Mataram juga berarti persembahan untuk ibu pertiwi.

Kata Mataram juga berasal dari kata matta yang berarti gembira atau gairah dan aram berarti hiburan. Sehingga matta-aram atau mataram berarti pembangunan kerajaan atau kota ini adalah sebagai lambang pernyataan kegembiran sebagai hiburan sekaligus lambang kegairahan hidup untuk membangun tanah harapan yang menjanjikan masa depan lebih cerah.

Kota Mataram adalah kota kelahiran lalu laut Abumi sastranagara, kota kelahirannya itu melambangkan kegembiraan namun tidak dengan hidupnya yang jauh dari kata kegembiraan. Terkadang laut iri dengan orang-orang yang memiliki keluarga Cemara.

"Tuhan aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya makan malam bersama kedua orang tua" ujar laut sembari menatap sendu satu piring dengan berbagai lauk tersebut.

Ia pun beranjak mengambil sendok, seperti biasanya malam ini Ia hanya makan sendirian di temani dengan segelas air putih.

Selesai makan malam Ia pun beranjak untuk pergi membeli persediaan untuk melukis. Malam ini Ia hanya menggunakan switer warna putih dan celana warna hitam. Laut sengaja tidak menggunakan motor kesayangannya itung-itung untuk olahraga malam.

Sesampainya di depan toko peralatan melukis Ia pun segera masuk dan membeli bahan yang diperlukannya. Besok sekolahnya akan mengadakan pameran, Ia pun sangat antusias mengikuti pameran tersebut, malam ini Laut akan melukis untuk mempersiapkan lukisannya di acara pameran besok. Semoga saja lukisannya banyak di sukai orang-orang, Ia sangat berharap keajaiban datang dalam hidupnya.

"Pak saya mau beli ini" ujarnya lalu menyondorkan barang-barang itu kepada kasir.

Ia pun memberikan uang tersebut kepada kasir itu, di sana terdapat banyak perempuan seumurannya. Laut tipikal cowok yang pemalu apalagi jika Ia dihadapkan dengan banyak perempuan, Laut hanya tersenyum kepada perempuan itu lalu beranjak pergi.

Sementara di sisi lain kanara baru saja pulang membeli makanan yang disuruh oleh ibunya, Ia tidak habis pikir dengan ibunya yang selalu saja menyuruh dirinya. Tetapi karena Ia tidak ingin menjadi anak durhaka Ia pun menuruti kemauan Raina.

Namun, kanara merasa sangat sedih karena ibunya akan menikah lagi. Ia belum siap mempunyai ayah baru, kata orang-orang ayah tiri akan jahat kepada anak tirinya. Jangan sampai itu terjadi dalam alur cerita hidupnya,  Ia akan kabur dari rumah atau jika ayah tirinya memperlakukannya dengan jahat bisa di pastikan Kanara menendang Ahmad ayah tirinya.

"Amit-amit deh gua punya ayah tiri, liat aja gua bakalan batalin pernikahan Mak gua" cemooh Kanara.

"Sampai saat ini pun gua nggak tau ayah gua siapa" gerutu kanara. Ia sangat lelah karena harus membawa dua kantung plastik hitam yang isinya sayuran dan makanan cepat saji. Oleh karena itu Ia memutuskan untuk duduk sebentar di lorong kecil itu.

Setahu kanara jalanan ini selalu sepi tetapi kali ini ada dua laki-laki paruh baya, yang berbadan besar berpakaian layaknya seorang preman. Dua laki-laki berbadan besar itupun kini menghampiri kanara.

"Haii cantik sendirian aja nih, mau Abang temenin nggak"

Kanara hanya menatap datar dengan raut ekspektasi judes, "sorry gua nggak kenal sama orang tua kayak kalian berdua"

DIA LAUT Where stories live. Discover now