Pasangan.

42 11 38
                                    

_Dekat, yang sebenarnya adalah jauh yang melekat_ Lee Taeyong


Taeyong melempar bungkus happytosnya yang sebesar rasa cinta readers ke si dia, eaak.

Membuat ruang tamu yang menjadi latar cerita semakin berantakan saja.

"Kiri-kiri, Anjir!" Fokusnya pada handphone yang ia pegang miring.

"Buta arah,lo? Udah jelas-jelas musuhnya di kanan." Doyoung menyahuti perkataan Taeyong.

"Pake strategi bangsat! Lewat belakang tower!" Geram Taeyong sambil menggerakan tangannya di layar dengan cepat.

"doy,kan. Emang goblok, gada mikir."

Itu suara Renjun, kesal karena Doyoung yang hampir membuat permainan mereka kandas.

"Yah, si bangsat. Anjir, ini gue knock woi! Tolong,weh!" Haechan yang baru membuka suara langsung panik.

"Makanya jangan sok pergi sendiri lu, kena keroyok mampus knock." Ten menoyor kepala Haechan, membuat sang empu semakin kesal.

Ten tidak suka main game. Ia lebih baik tidur daripada heboh-heboh gajelas seperti teman-temannya itu.

"Gue dateng,Chan. Jangan mati dulu," seru Renjun.

"Dan, gue juga dateng buat bikin permainan lu mati."

Tiba-tiba saja handpone Renjun melayang, di ambil seseorang. Beriringan dengan sebuah kata singkat.

"Pulang."

Satu kata itu terdengar saat Renjun mendongak.

"Aish, Alin bangsat!"

Itu suara gerutuan Taeyong , yang kesal karena permainannya berakhir lantaran Guanlin yang datang tiba-tiba mengganggu permainan mereka.

"Udah jam 11 malem. Injunie harus pulang."

Tepat setelah itu, Renjun langsung membawa Renjun kedalam gendongannya. Layak bayi koala.

"Dek, udah malem. Pulang dulu,yok. Lanjut besok mainnya."

Cowok ber-style levis datang menjemput si embul Haechan.

Itu pacar Haechan, Mark namanya.

"Echan pulang dulu,ya,Yongie. Babay." Nah,kan. Si Haechan langsung nurut.

"Woi, Taeyong! Mata lo buta? Atau dulu ga belajar liat jam? Udah jam 11 malem masih aja ngajakin Doyoung main. Kalo dia sakit, awas lu."

Oh, ayolah.

Tokoh utama kita ini, sudah terlanjur kebal dengan ocehan Taeil_Pacar Doyoung_.

"Udah, gaussah bacot,lo. Sono pulang.Bawa,tuh,karung semen."_Ten membela Taeyong.

Setelah mendelik tajam ke arah Ten, Taeil berlalu membawa Doyoung yang hanya bisa diam, habis dimarahi Taeil.

"Lu kalo ngelawan kenapa,sih? Jangan diem mulu, entar makin semena-mena itu Si batu Taeil, sama lu."

Ten mengomeli Taeyong yang hanya diam saat di marahi Taeil. Ia sudah terlalu jengah dengan sahabatnya itu yang tidak pernah melawan balik.

Suara makian Taeyong, mungkin hanya akan terdengar jika game cowok itu dimulai. Selebihnya, dia hanya akan diam,diam, dan diam.

Bukan karena pendiam, tapi karena lagi sariawan,kali.

"Kalo api ketemu api, terus kapan padamnya,dong?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Taeyong, membuat hati Ten menghangat.

"Bijak banget, anaknya siapa ini?" Tanya Ten sambil mencubit pipi sahabatnya itu.

Taeyong hanya tertawa kecil dengan apa yang Ten lakukan.

"Sayang, ayo pulang."

Suara itu terdengar seiring dengan masuknya laki-laki bertubuh jangkung ke ruang utama rumah Taeyong. Itu Jhonny_Pacar Ten_ dan di belakang Jhonny ada Jaehyun, sepupu kesayangan Taeyong.

"Udah makan,belom?" Tanya Jhonny langsung, tentu saja untuk Ten. Yakali buat yang baca, huhuhu ciannn.

"Belum," jawab Ten.

"Nanti makan di luar, abis itu baru pulang, mau?" Tawar Jhonny yang dibals anggukan antusias Ten.

Mendengar dialog keduanya, Taeyong jadi berinisiatif untuk menanyakan hal serupa pada Jaehyun.

"Jaehyunie-hyung, udah makan?" Tanya Taeyong pada Jaehyun yang fokus ke layar handphone-nya.

Tak ada jawaban apapun.

"Kalo belum makan, Yongie udah masak,kok. Atau, mau Yongie pesenin aja?" Taeyong bertanya lebih rinci.

Ten dan Jhonny menatap Taeyong takjub, kalau sama Jaehyun saja, anak ini jadi bawel b ukan main. Kalo sama mereka saja, diem mulu, udah kayak ga punya mulut.

"Woi, karung semen, ditanyain Taeyong,tuh. Lu tuli? Mau gue biayain operasi telinga?" Ten kesal atas sikap Jaehyun.

"Gue udah makan," jawab Jaehyun singkat.

"Ya,jawab. Udah kayak ga punya mulut aja,lu," marah Ten.

"Males gue, bacot banget soalnya."

Setelah mengucapkan itu, Jaehyun berdiri dari sofa dan melangkah pergi dari ruang utama.

Taeyong dan Jaehyun memang satu rumah, karena kedua orangtua mereka bekerja di luar negeri.

Dengan tatapan sebisa mungkin untuk terlihat baik-baik saja, Taeyong menatap punggung Jaehyun yang semakin menjauh.

"Goblok,lu. Bisa gitu suka sama sepupu sendiri. Udah kayak gada cowok lain aja di dunia ini. Sini sama gue aja."

Taeyong melotot mendengar ucapan Jhonny. Berani cowok itu, padahal ada Ten di tengah-tengah mereka.

"Tau,tuh. Sini jadi madu gue."

Dan respon yang di berikan Ten membuat Taeyong semakin terbelalak. Tak habis pikir dengan dua pasangan ini.

"Biasa aja muka lo. Udah kayak dapat uang 150 juta aja." Ten mencolek dagu Taeyong, membuat Jhonny tergelak.

"Kita pulang dulu,ya, Yongie."

And finally, Jhonny akhirnya berpamitan untuk pulang sambil merangkul pinggang ramping Ten.

Suasana rumah Taeyong pun sepi.

Dan entah kenapa itu terasa menyakiti hatinya.

Benar kata Jhonny, Taeyong itu goblok. Udah kayak gada cowok lagi di dunia ini.

Taeyong mengusap matanya yang basah, sungguh menyakitkan.

Oh, tidak. Dia tidak meratapi nasib percintaannya dengan Jaehyun, air matanya jatuh karena....

"Mami, Yongie udah satu minggu sembelit. Gimana ini? Huaaaa..."


🌹🌹

Anyeong readers. Maaf ya, kelamaan di gantung.

Hehe.

Yah, kalian know lah kalo aku ini sering sok sibuk. Hehehe

Moga suka Chap pertamanya yah..

Yuk vote sama koment nya jangan luoa.

Salhang: Winda_M

YOU🤍 (Jaeyong)Where stories live. Discover now