Harapan

394 43 7
                                    

Di tempat evakuasi sang anak lelaki membuka tirai kelopak matanya, memperlihatkan mata hijau zamrud yang cantik.Hal pertama yang ia lihat adalah sekumpulan orang-orang yang tengah mengungsi,dimana disana banyak orang dari berbagai usia.Ia mengerjapkan matanya untuk mengembalikan kesadaran yang sempat hilang.

Banyak pertanyaan di kepalanya saat ia mulai sadar,mulai dari dimana dirinya saat ini,mengapa dia ada disini,siapa yang membawanya kesini,dan satu hal lagi...Dimana adiknya Solar?

"Solar?"Ia bangkit dari duduknya dan mencari keberadaan adiknya di antara banyaknya orang ,namun tidak ia temukan.Kemudian ia pergi keluar tempat evakuasi untuk melihat kondisi di luar,betapa mirisnya pemandangan yang ia lihat.Sisa sisa air tergenang disertai lumpur,rumah dan pepohonon yang rubuh dan bertebaran di jalan,kendaraan yang rusak parah dan lain lain,sangat memprihatinkan.
Ia menatap sendu pemandangan itu,seakan harapan telah hilang.

Thorn,seorang anak lelaki yang sangat mencintai alam.Bagaimana ia tidak sedih dengan pemandangan memprihatinkan ini?rumput yang hijau,tumbuhan yang asri serta taman bunga yang indah sudah tak terlihat di hadapannya saat ini.Namun,ia mengerti ini merupakan hukuman dari Tuhan untuk siapa saja yang berbuat dosa.

Air mata mulai menggenang di bawah pelupuk matanya,tak sanggup untuk melihat semua ini,terlebih lagi ia terpisah dengan adiknya yang entah masih selamat atau tidak.

"Hiks....Solar,kamu dimana?"Thorn merosot terduduk sambil menelungkup wajahnya,dan membiarkan hujan air mata membasahi wajahnya.

"Hiks....andai aja Thorn gak ngajakin Solar main ke bawah...hiks...pasti kita masih baik baik aja di kamar atas hiks..."

"Hiks...andai aja Thorn cepet nyelamatin Solar,pasti kita gak akan terpisah hiks..."

"Ini semua salah Thorn...ini salah Thorn..hiks...Thorn kakak yang buruk"

"Harusnya Thorn bisa jaga Solar...padahal Solar baru aja sembuh sakit...hiks...."

"Hiks..Solar...kamu baik baik aja kan disana?"

Ditengah kesedihannya tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya.

"Dek,ayo masuk.Bantuan makanan udah sampe"

"Eh iya bu,terimakasih"Kemudian ia kembali masuk ke tempat evakuasi itu

'Aku harus mencari Solar setelah ini...' Batinnya

}}}{{{

"Ugh...ini dimana ya..."Anak lelaki berumur 8 tahun itu terus berjalan menyusuri sebuah tempat yang ia tidak ketahui.Sekarang ia berada di sebuah kota yang indah nan damai,rumput hijau menghampar luas di sebelah kanannya,jalan aspal yang begitu rapi serta bangunan bangunan yang kokoh.

Setelah kejadian itu,banjir yang menyeretnya membawanya kesini,ia tak tahu harus melangkahkan kakinya kemana,tubuhnya nyeri karena hantaman dari benda saat banjir berlangsung beruntung ia selamat dan masih hidup,walaupun bajunya basah dan kotor.Terlihat seperti anak jalanan.

Sudah ber jam jam ia melangkahkan kakinya,perutnya lapar,tenggorokannya terasa kering,kakinya pun terasa ingin lepas.Ia terduduk di pinggir jalan,tak kuat untuk melanjutkan perjalanan.

"Hiks...Kak Thorn...kakak dimana..."
Ia duduk meringkuk sambil menangis,tak pernah ia menduga kejadian seperti itu menimpanya.Tanpa ia sadari,seroang pemuda sekitar 20 tahun yang melewati jalan itu memperhatikannya.

"Dek..kamu kenapa?"Tanya pemuda itu.

"Huh? kakak siapa?"Ucap Solar agak menjauh,karena ia agak takut dengan orang asing.

Meet BrotherWhere stories live. Discover now